Kalangan pelaku industri film di Indonesia dan Malaysia sepakat untuk meningkatkan kerja sama guna lebih menggairahkan perfilman kedua negara. Hal itu mengemuka dalam pertemuan para pelaku perfilman nasional baik artis, sutradara, maupun produser film dengan delegasi Persatuan Seniman Malaysia di Gedung Sinematek Indonesia, Jakarta, Jumat (5/1).
Presiden Persatuan Seniman Malaysia Zed Zaidi menyatakan, kerja sama kedua negara serumpun diharapkan meningkatkan peluang industri film di Malaysia maupun Indonesia. Dia mengatakan, kerja sama di bidang perfilman antara Indonesia dengan Malaysia sebenarnya sudah berlangsung lama, baik melalui produksi film bersama ataupun pelibatan artis film kedua negara.
Bahkan, tambahnya, antara Indonesia dengan Malaysia pernah menyelenggarakan anugerah penghargaan perfilman dua negara serumpun tersebut, yakni Anugerah Serumpun. Dalam kunjungannya ke Indonesia selama 5 hingga 7 Januari 2018 delegasi Persatuan Seniman Malaysia diikuti 20 orang pelaku industri film setempat baik artis, sutradara, maupun produser.
Informasi selanjutnya, Palestina dan UGM jajaki Kerjasama Pendidikan.
Palestina menjajaki peluang kerja sama dengan Universitas Gadjah Mada atau UGM dalam bidang pendidikan. Hal itu dibahas dalam kunjungan Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun, ke Universitas Gadjah Mada pada Jumat 5 Januari.
Seperti dilansir dari Republika, Delegasi Palestina diterima langsung Rektor UGM Panut Mulyono. Dalam paparannya, Dubes Palestina menyampaikan, Pemerintah Palestina akan mendorong pelajar-pelajarnya agar dapat melanjutkan studi di UGM. Saat ini, lanjut Zuhair, terdapat enam mahasiswa asal Palestina yang tengah mengambail studi program pascasarjana di UGM. Sedangkan, tujuh mahasiswa asal Palestina lain telah lulus dan mendapat gelar master dari UGM.Zuhair berharap, ke depan jumlah mahasiswa asal Palestina yang melanjutkan studi di UGM dapat senantiasa meningkat.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor UGM menuturkan, selama ini UGM mendapatkan jatah beasiswa dari pemerintah pusat bagi mahasiswa asing melalui program kemitraan negara berkembang. Namun, belum ada mahasiswa Palestina yang masuk melalui skema itu. Panut mengungkapkan, saat ini UGM tengah merancang program pemberian beasiswa pendidikan bagi mahasiswa asing termasuk Palestina. Menurut Panut, beasiswa itu akan diberikan kepada mahasiswa-mahasiswa asing yang ingin melanjutkan studi program pascasarjana.
KBRI Kuala Lumpur dan Pemerintah Malaysia Sediakan Program Khusus Antar TKI Ilegal Pulang.
Kedutaan Besar Republik Indonesia Kuala Lumpur bersama pemerintah Malaysia menyediakan satu program untuk mengantar pulang Tenaga Kerja Indonesia ilegal dari Malaysia yaitu Program Penghantaran Pulang Sukarela atau Program P3+1. Ketua Satuan Tugas Perlindungan WNI KBRI Kuala Lumpur, Yusron B Ambary, di Kuala Lumpur, Sabtu (6/1), mengatakan, melalui Program P3+1 para TKI ilegal bisa kembali ke Indonesia melalui jalan yang sah, benar, dan aman. Seperti dilansir dari Antara Yusron mengatakan, pemerintah Malaysia telah memperpanjang Program P3+1 hingga 30 Juni 2018. Pemerintah Malaysia telah bekerjasama dengan delapan perusahaan untuk menjalankan Program P3+1. Perusahaan tersebut diantaranya adalah Bukit Mahligai Sdn Bhd, Bukit Megah Sdn Bhd, Harfaase Resource Sdn Bhd dan International Marketing and Net Resource Sdn Bhd
VOI BERANDA DIPLOMASI Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi menyampaikan rasa optimismenya terhadap ASEAN di tahun 2018. Pasalnya ASEAN memiliki Sekretaris Jenderal dan gedung Sekretariat yang baru. Hal tersebut dikatakan Menlu Retno saat memberikan sambutan dalam acara serah terima Sekjen ASEAN di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta Jumat (5/1). Optimisme Menlu Retno tersebut didasarkan pada peran Sekretariat ASEAN sebagai pemupuk persatuan ASEAN. Ia menegaskan, “ASEAN akan memasuki fase pembangunan menjadi Organisasi modern dengan sebuah Sekretariat yang kuat yang mampu menjaga, memupuk dan memastikan kesatuan dan sentralitas ASEAN. ASEAN memiliki Sekretaris Jenderal yang baru Dato Paduka Lim Jock Hoi (Brunei Darussalam) menggantikan pejabat lama Le Luong Minh untuk masa jabatan lima tahun (2018-2022). Menlu Retno menegaskan komitmen Pemerintah Indonesia atas fasilitasi kepada Organisasi negara-negara Asia Tenggara tersebut. Sebagai tuan rumah Sekretariat ASEAN, Pemerintah Indonesia terus berkomitmen membantu dan memfasilitasi.
RI-India Tekankan Pentingnya Sense of Urgency dalam Kemitraan.
Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi dan Menlu India Sushma Swaraj memimpin pertemuan ke-5 Sidang Komisi Bersama RI – India, Jakarta (5/1). Menlu Retno Marsudi menegaskan pentingnya meningkatkan sense of urgency dalam kemitraan kedua negara agar menghasilkan kerja sama konkret yang lebih besar. Dikatakannya, untuk menjaga momentum hubungan yang kuat, pertemuan juga menjajaki kemungkinan Perdana Menteri India untuk dapat melakukan kunjungan ke Indonesia di tahun 2018. Pertemuan tersebut membahas peningkatan dan pengembangan kerja sama dalam upaya penguatan kemitraan strategis kedua negara di bidang politik, ekonomi dan sosial budaya, serta membahas peran Indonesia dan India dalam membangun arsitektur kawasan. Sedangkan di bidang politik, hukum, dan keamanan kedua pihak juga membahas kerja sama maritim, penanggulangan terorisme dan kejahatan trans nasional. Untuk kerja sama ekonomi dibahas upaya memberikan akses pasar, fasilitasi perdagangan dan investasi. Sementara di bidang sosial-budaya kedua negara menekankan pentingnya kerja sama budaya, pariwisata, serta people-to-people contact. Pada akhir pertemuan, Menlu RI dan Menlu India menandatangani dokumen kesepakatan dalam bentuk Agreed Minutes.
ASEAN-India Harus Bekerja Sama Memperkuat Arsitektur Regional Indo-Pasifik dan Kerja Sama Ekonomi serta Maritim.
Kemitraan ASEAN-India perlu memperkuat arsitektur regional di Indo-Pasifik serta meningkatkan kerja sama ekonomi. Hal tersebut dikatakan Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P. Marsudi yang menjadi pembicara kunci pada Sesi Pembukaan the 5th ASEAN-India Network of Think-Tanks (AINTT) di Jakarta (6/1). Terkait hal tersebut, Retno Marsudi menekankan pentingnya budaya dialog dalam kemitraan ASEAN-India untuk menciptakan ekosistem yang damai, tangguh dan makmur di kawasan Pasifik dan Samudera Hindia. Retno Marsudi juga menyampaikan 2 (dua) prioritas kerja sama lainnya yang harus terus ditingkatkan antara ASEAN dan India Dua area dimaksud, yang akan menyentuh langsung hajat hidup masyarakat di kedua kawasan adalah: kerja sama ekonomi dan kerja sama maritim.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri India, Sushma Swaraj, juga menyatakan harapannya atas kawasan Indo-Pasifik yang bebas dari ancaman tradisional dan non-tradisional. Terkait dengan hal tersebut penguatan kerja sama maritim, termasuk keamanan maritim dan blue economy, menjadi area kerja sama yang terus dikedepankan oleh India. Pertemuan yang berlangsung selama dua hari tersebut menghadirkan para akademisi, peneliti, dan pejabat tinggi pemerintah dari negara-negara anggota ASEAN dan India. Para peserta the 5th AINTT membahas berbagai aspek kerja sama ASEAN-India, antara lain, kerja sama maritim; pendidikan; warisan budaya, perdagangan dan investasi, serta Visi ASEAN 2025. Diharapkan kegiatan tersebut menjadi upaya berkelanjutan untuk mengidentifikasi tantangan dan potensi kerja sama ke depan ASEAN-India yang pada akhirnya memformulasi rekomendasi bagi perumusan kebijakan di masa mendatang.