27
March

Dirut RRI Sebut Peran Penting Diplomasi Budaya dalam Hubungan Internasional

Published in Berita

27.3.2024 DIRUTVOInews, Medan: Direktur Utama (Dirut) Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) Hendrasmo berharap Diplomatic Forum dapat berkontribusi untuk mendorong peran budaya dalam diplomasi yang dimainkan oleh negara-negara. RRI Voice of Indonesia menggelar Diplomatic Forum ke-47 dengan tema Diplomasi Budaya Perekat Bangsa-Bangsa, Rabu (27/3/2024), di Medan, Sumatera Utara.

"Keberhasilan proses diplomasi suatu negara menjadi lebih kuat tergantung pada budaya yang dimiliki oleh masyarakatnya, karena budaya tersebut mempunyai peranan yang krusial dalam membentuk pola pikir negara lain. Saya berharap forum ini dapat memberikan kontribusinya pada hal tersebut," katanya dalam sambutan yang disampaikan secara virtual.

Hendrasmo mengatakan diplomasi budaya merupakan bentuk diplomasi yang menggunakan unsur budaya untuk memajukan hubungan baik antar negara, membangun saling pengertian, dan meningkatkan kepercayaan antar berbagai masyarakat.

"Isu budaya telah menjadi fokus global dalam konteks diplomasi, menarik perhatian negara-negara yang berupaya mengelola hubungan internasional sesuai dengan kebijakan dan sikap negara lain guna mencapai kepentingan nasional secara lebih efektif," katanya.

Ia pun menegaskan bahwa pengaruh fenomena budaya tidak hanya bertumpu pada dimensi material saja, namun mencakup aspek normatif dan ideologis suatu negara.

27
March

Indonesia Siap Memimpin Transformasi Dunia melalui Sektor Budaya

Published in Berita

27.3.2024 DIRJENVOInews, Medan: Indonesia siap untuk memimpin langkah transformasi dunia melalui diplomasi budaya. Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Hilmar Farid mengatakan diplomasi budaya tidak hanya memerlukan dialog substantif tentang peran keragaman budaya dalam memecahkan tantangan global, namun merupakan sarana untuk bisa membangun kerja sama yang saling menguntungkan dan saling transformasi.

“Indonesia siap memimpin perbincangan ini, berbagi pengetahuan dan belajar dari negara lain, seiring kita membangun komunitas global yang menghargai keberagaman kehidupan dalam segala bentuknya,” kata Hilmar Farid dalam sambutannya pada Diplomatic Forum ke-47, di Medan, Sumatera Utara, Rabu (27/3/2024).

Ia menjelaskan, diplomasi budaya saat ini masih menghadapi tantangan. Menurutnya, komunitas global menghadapi kepentingan dan sistem mengakar dan menolak perubahan.

“Dominasi model ekonomi global yang memprioritaskan keuntungan jangka pendek dibandingkan keberlanjutan jangka panjang menimbulkan tantangan besar terhadap penerapan praktik-praktik alternatif, bahkan ketika praktik-praktik tersebut menawarkan solusi terhadap permasalahan kita yang paling mendesak,” katanya.

Hal ini justru menunjukkan kekuatan dari diplomasi budaya. Menurut Hilmar, diplomasi budaya tidak sekedar pertukaran barang-barang budaya tetapi juga pertukaran ide, praktik dan filosofi yang menantang status quo.

“Indonesia, dengan warisan budaya dan alamnya yang kaya, mempunyai posisi yang unik untuk memimpin pembicaraan ini. Kami menawarkan perspektif yang menghargai keberagaman, harmoni, dan keberlanjutan, yang memanfaatkan kehidupan yang seimbang selama berabad-abad dengan ekosistem paling beragam di dunia,” katanya.

Dirinya pun menegaskan pesan penting Indonesia kepada dunia mengenai tantangan kehidupan modern, mulai dari perubahan iklim, hingga krisis kesehatan global yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan teknologi dan pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, upaya ini memerlukan evaluasi mendasar terhadap cara hidup, bekerja dan berinteraksi dengan lingkungan.

“Keanekaragaman budaya dan hayati Indonesia, bukan hanya sekedar latar belakang pariwisata atau gudang bahan mentah, merupakan sumber solusi dan inspirasi bagi kehidupan berkelanjutan,” katanya.