VOInews, Hong Kong: Lima belas menit menjelang penutupan Tempat Pemungutan Suara (TPS) pukul 19.00 waktu Hong Kong, beberapa masyarakat Indonesia masih berdatangan ke Gedung Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Hong Kong. Pemungutan suara di TPS 1 hingga 4 yang berlangsung dari pukul 09.00 pagi di lantai 2 dan 3 Gedung KJRI berlangsung aman dan lancar. Ketua Pengawas Pemilihan Luar Negeri (Panwaslu LN) Hong Kong dan Macao, Andri Ratman mengatakan Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Hong Kong dan Macao telah bekerja keras untuk menyukseskan pengumutan suara di Hong Kong.
“Memang tidak mudah ya tugas PPLN terutama menghadapi masyarakat Indonesia yang ada di Hong Kong yang banyak jenis masyarakat Indonesia di Hong Kong ini. Saya rasa PPLN udah bekerja sangat maksimal terutama menghadapi kekurangan-kekurang dari persiapan hingga saat ini. Kami rasa kami liat mereka sangat maksimal sampai hari ini. Jadi kita bisa lihat dari pagi sampai saat ini kurang 15 menit lagi untuk penutupan, suasana masih sangat kondusif dan kita juga bisa melihat para pemilih juga antusias ya seperti sekarang ini, kita masih menerima pemilih sampai detik ini," kata Andri.
Tercatat sebanyak 753 warga negara Indonesia yang terdaftar sebagai pemilih tetap telah menyampaikan hak suara mereka di TPS. Selain itu sebanyak 75.728 surat suara lewat pos telah diterima dari warga negara Indonesia yang terdaftar sebagai pemilih tetap untuk wilayah Hong Kong dan Macao.
PPLN Hongkong dan Macao masih akan terus menerima pengiriman surat suara WNI yang dikembalikan melalui pos sampai dengan 15 Februari 2024 pukul 23:59 waktu setempat. Penghitungan suara yang disampaikan melalui pos akan dilaksanakan pada 16 Februari 2024 mulai pukul 9 pagi waktu setempat.// (VOI/DP/PNA)
Junta militer Myanmar Rabu lalu (31/1/2024) kembali memperpanjang status darurat di negara itu untuk enam bulan ke depan. Badan pengambil keputusan tertinggi Myanmar, Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional, memutuskan untuk memperpanjang status darurat yang berakhir pada Rabu tengah malam.
Ketegangan di Semenanjung Korea seakan tidak pernah berakhir. Pekan ini, hubungan Korea Utara dan Selatan kembali memanas. Penyebabnya adalah aktivitas militer yang dilakukan kedua negara.