Ana Trijaya Kasih

Ana Trijaya Kasih

07
December

 

(voinews.id) Indonesia selalu mendukung Vietnam dalam berbagai hal. Bahkan ketika Amerika Serikat dan negara Barat memberlakukan embargo ekonomi terhadap Vietnam pada tahun 1975 dan negara itu menghadapi masalah dengan Kamboja, Indonesia selalu ada untuk Vietnam dengan menyelenggarakan Jakarta International Meeting (JIM) 1 dan JIM 2. Demikian dikatakan Duta Besar Vietnam untuk Indonesia Ta Van Thong dalam pertemuan akhir tahun Kedutaan Besar Vietnam dengan media di Jakarta, Selasa (6.12).

“Vietnam diblokir Amerika Serikat dan negara-negara barat. dan kami juga memiliki masalah dengan Kamboja. Sanksi ekonomi dan embargo juga dikenakan kepada Vietnam. Kami pada waktu itu menghadapi beberapa kesulitan. Dan sekali lagi. Indonesia hadir dan menjadi tuan rumah konferensi internasional, JIM 1 dan JIM 2. Dan solusi Kamboja tercapai dan puji syukur embargo dan sanksi dicabut dan Vietnam dapat memperluas hubungannya dengan negara-negara lain di dunia.

 Duta Besar Ta Van Thong menambahkan. pada tahun 1995 Indonesia juga merupakan negara anggota ASEAN pertama yang mendukung Vietnam untuk masuk menjadi negara ASEAN.

“Pada tahun 1995, Indonesia juga menjadi anggota ASEAN pertama yang mendukung Vietnam untuk masuk ke ASEAN. Tidak semua anggota ASEAN saat itu menyatakan dukungannya kepada keanggotaan kami, tetapi Indonesia adalah anggota pertama dan juga berada di belakang upaya kami di ASEAN. Dan keanggotaan di ASEAN benar-benar menghidupkan Vietnam dalam upaya kami untuk lebih berintegrasi ke dalam komunitas internasional di bidang ekonomi, politik dan bidang lainnya.”

Tahun 2023 Indonesia dan Vietnam akan merayakan 10 tahun hubungan kemitraan strategis (strategic partnership). Hubungan persahabatan antara Indonesia dan Vietnam sudah terjalin sejak sebelum tahun 1945 dan diresmikan 30 Desember 1955  Sejak saat itu hubungan bilateral dan kerja sama multidimensi dibina dan dipupuk oleh berbagai generasi pemimpin dan masyarakat di kedua negara. (VOI.AHM.edit r)

07
December

 

(voinews.id) Indonesia dan Vietnam meningkatkan target nilai perdagangan bilateral untuk beberapa tahun ke depan hingga mencapai 15 miliar dolar AS atau sekitar 234,59 triliun rupiah. Duta Besar Vietnam untuk Indonesia Ta Van Thong di Jakarta Selasa menyampaikan, nilai perdagangan bilateral pada tahun ini mencapai lebih dari 11 miliar dolar AS.

Duta Besar Thong mengatakan, Indonesia dan Vietnam akan memperingati 10 tahun kemitraan strategis dengan mengadakan berbagai kegiatan menarik. Ia juga menyampaikan komitmen untuk meningkatkan kerja sama kedua negara di sektor Pendidikan, karena sudah makin banyak warga Vietnam yang datang untuk belajar di Indonesia. (antara)

07
December

 

(voinews.id) Pemerintah Indonesia menjajaki kerja sama bidang jaminan produk halal dengan Selandia Baru, dengan tujuan menjadi pemimpin industri halal global pada 2024. Pembahasan terkait kerjasama tersebut menjadi salah satu topik pembicaraan dalam pertemuan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi dengan Menteri Pertanian Selandia Baru Hon Damien O’Connor di Selandia Baru.

Zainut dalam keterangan tertulis yang diterima Selasa berharap kedua negara dapat segera menindaklanjuti pembicaraan yang telah dilakukan menjadi perjanjian kerjasama yang lebih konkret. Zainut mengatakan banyak peluang kerja sama jaminan produk halal yang dapat dilakukan dengan Selandia Baru, di antaranya terkait pasokan daging halal. Ia berharap kerjasama jaminan produk halal yang dilakukan dapat memberikan keuntungan bagi dua negara. (antara)

07
December

 

(voinews.id) Presiden Joko Widodo meminta para menteri mengantisipasi bencana yang mungkin terjadi karena cuaca ekstrem pada penghujung 2022.  Permintaan tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta pada Selasa dalam pengantar Sidang Paripurna dengan agenda (1) Perkiraan kondisi perekonomian tahun 2023 (2) Evaluasi penanganan COVID-19 dan (3) Antisipasi Krisis Pangan dan Energi yang dihadiri Wakil Presiden Ma'ruf Amin. para menteri kabinet Indonesia Maju dan sejumlah kepala lembaga tinggi negara.

Presiden menegaskan,  maksimalkan informasi cuaca dari BMKG sebagai peringatan dini dan juga mitigasi bencana di seluruh daerah yang memiliki potensi bencana harus diperhatikan. Presiden Joko Widodo meminta agar para menteri dapat memastikan negara betul-betul hadir saat terjadi bencana. Selain bencana, Presiden Joko Widodo juga meminta antisipasi dan mitigasi terhadap penanganan COVID-19 agar tetap dilakukan. (antara)