Tari Burung Enggang atau biasa disebut Tari Enggang adalah sebuah tarian Suku Dayak Kenyah, Kalimantan Timur. Tarian ini wajib ditampilkan dalam setiap upacara adat Suku Dayak Kenyah. Tari ini menggambarkan kehidupan sehari-hari burung enggang. Menurut kepercayaan orang Dayak Kenyah, nenek moyang mereka berasal dari langit dan turun ke bumi menyerupai burung Enggang. Oleh karena itu, masyarakat Dayak Kenyah sangat menghormati dan memuliakan burung Enggang. Selain menjadi tarian wajib pada upacara-upacara adat Dayak, Tarian Enggang pun kini sering dibawakan sebagai tari selamat datang untuk menyambut para tamu.
Tari Enggang ditarikan oleh wanita-wanita muda Suku Dayak Kenyah. Ketika menari, mereka mengenakan hiasan diatas kepala bermotif burung Enggang dan anting-anting besar. Selain itu, ketika menari, mereka juga memegang hiasan bulu burung Enggang. Mereka pun menari dengan iringan alat musik tradisional, yakni Sampe, Gendang, dan Gong. Sampe adalah alat musik petik khas Dayak.
Gerakan Tari Enggang menggunakan gerakan dasar dari Burung Enggang. Konsep gerakan dikelompokkan dalam 3 gerakan utama, yakni Nganjat, Ngasai dan Purak Barik. Nganjat adalah sebuah gerakan utama atau gerakan khas dari tarian dayak yang menyerupai burung enggang gading yang membuka menutup sayapnya. Ngasai adalah gerakan yang menyerupai burung enggang yang sedang terbang. Dan Purak Barik adalah sebuah gerakan dasar yang merupakan gerakan perpindahan tempat. Dalam perkembangannya, ada kreasi baru Tari Enggang, namun kreasi ini tidak terlepas dari makna serta filosofi yang terkadung dalam Tari Burung Enggang.
Pemerintah Aljazair mengambil langkah lanjutan untuk memungkinkan sejumlah bisnis di negara itu dibuka kembali. Hal ini dilakukan sebagai upaya dalam mengurangi dampak ekonomi dan sosial akibat pandemi virus corona jenis baru (Covid-19). Dalam sebuah pengumuman pada Sabtu (25/4), sejumlah toko yang akan dibuka kembali di antaranya adalah toko material, perhiasan, pakaian dan sepatu, kosmetik dan parfum, perabot rumah dan kantor, hingga salon.
Selain itu, transportasi umum di perkotaan juga akan aktif kembali. Pemerintah Aljazair juga memutuskan untuk memperpendek jam malam yang ditetapkan di beberapa provinsi. Meski demikian, seluruh masyarakat tetap diminta untuk waspada karena ancaman wabah masih berlangsung.Hingga Ahad (26/4) pagi, Aljazair mencatat 3.256 kasus Covid-19 dengan 419 kematian terjadi di negara itu. Jumlah pasien yang dinyatakan pulih adalah 1.479. Republika
Sebanyak 225 orang berkewarganegaraan Indonesia, yang merupakan anak buah kapal (ABK) MSC Magnifica, berhasil dipulangkan ke tanah air pada Sabtu (25/4). Demikian seperti disampaikan dalam keterangan KJRI Marseille yang diterima di Jakarta, Minggu.Seluruh ABK tersebut dipulangkan menggunakan pesawat charter khusus tujuan Marseille-Denpasar yang telah disediakan pihak kapal MSC Magnifica. Pemulangan itu merupakan upaya pelindungan WNI dari pandemi coronavirus COVID-19 yang dilakukan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Marseille berkoordinasi dengan Kedutaan Besar RI di Paris, dan Kementerian Luar Negeri Prancis.
Kapal pesiar MSC Magnifica sebelumnya dijadwalkan merapat di pelabuhan kota Marseille pada 20 April 2020. Atas informasi dari Kemenlu Prancis dan KBRI Paris, KJRI Marseille melakukan koordinasi antara lain dengan pihak kapal MSC Magnifica, dan otoritas pelabuhan Marseille. Seluruh awak kapal sebelumnya telah melakukan isolasi mandiri selama 40 hari untuk memastikan tidak ada penularan COVID-19. Antara
Konsulat Jendral RI-KJRI Ho Chi Minh City memulangkan 37 WNI yang tertahan di Vietnam ke Jakarta, menggunakan pesawat Vietjet Airlines pada Minggu pukul 09.00 waktu setempat. Pesawat dengan kode penerbangan VJ888 tersebut membawa WNI yang telah tertahan di Vietnam kurang lebih satu bulan sejak akhir Maret 2020 karena penutupan rute penerbangan internasional dari Vietnam akibat penyebaran wabah COVID-19. Penerbangan khusus untuk pemulangan WNI ini merupakan hasil terobosan yang dilakukan oleh KJRI Ho Chi Minh City bekerja sama dengan KBRI Hanoi dan Vietjet.
Demikian menurut keterangan tertulis pihak KJRI, Minggu. Konjen RI di Ho Chi Minh City bersama Dubes RI di Hanoi sebelumnya telah berhasil melakukan lobi dengan pihak Vietjet untuk menurunkan harga tiket dari 9 juta Vietnam dong (sekitar Rp5,9 juta) menjadi 6,5 juta Vietnam dong (sekitar Rp4,2 juta). Bagi beberapa WNI yang benar-benar kekurangan uang, pihak KJRI juga memberikan bantuan susbsidi pembayaran biaya tiket pesawat. Antara