Warna-Warni. setiap tanggal 23 Mei diperingati sebagai Hari Penyu dan Kura-kura Sedunia atau World Turtle Day-WTD. Susan Tellem and Marshall Thompson pendiri American Tortoise Rescue-ATR menggagas untuk pertama kalinya WTD pada tahun 1990. Salah satu alasan penetapan hari ini adalah sebagai pengakuan bahwa kehidupan beberapa spesies penyu berada di jurang kepunahan karena bahaya faktor lingkungan, perburuan dan penetasan telur.
Saat ini terdapat sekitar 263 spesies kura-kura darat, air tawar dan penyu, dan sekitar 73 spesies dinyatakan terancam punah. Selain itu peringatan ini diadakan untuk lebih memberikan perhatian kepada kura-kura dan penyu. Perayaan hari Penyu dan Kura-kura Sedunia dirayakan pertama kali pada tahun 2000.
Mengapa pada bulan Mei dirayakan sebagai Hari Penyu ? Bulan Mei dipilih untuk merayakan hari kura-kura Sedunia karena bulan ini adalah salah satu bulan tersibuk untuk kura-kura. Waktu saat kura-kura bangun dari tidur panjang selama musim dingin, mulai mencari pasangan dan tempat untuk bertelur.
Populasi kura-kura di seluruh dunia saat ini terus berkurang sebagai akibat dari perusakan habitat asli mereka akibat pembangunan, peningkatan kebutuhan kura-kura sebagai makanan, dan tingginya perdagangan kura-kura sebagai hewan peliharaan. Tingkat kematian telur-telur kura-kura sangat tinggi karena dimangsa oleh kepiting hantu, rakun, dan rubah.
cara merayakan World Turtle Day ini bermacam-macam. Ada yang menggunakan kaos bergambar kura-kura dan penyu, melepaskan anak penyu ke alam liar, ada juga yang belajar tentang kura-kura dan penyu. Perayaan World Turtle Day juga dirayakan di dunia maya dengan menggunakantagar #WorldTurtleDay.
Sebagai langkah untuk melindungi kura-kura dari kemusnahan, American Tortoise Rescue-ATR mengeluarkan beberapa petunjuk bagi perlindungan huwan ini. Antara lain: Jangan membeli kura-kura sebagai binatang peliharaan, jangan melepaskan kura-kura peliharaan di alam bebas, karena kemungkinan besar tidak bisa bertahan hidup.
Tapi jika Anda tetap bersikeras ingin memelihara kura-kura, disarankan untuk bergabung dengan yayasan pelindung binatang ini, dan belajar lebih banyak.
Selain itu, juga diharapkan membantu agar habitat kura-kura tetap dijaga supaya tidak tercemar. Selain itu, ikut aktif mengimbau pemerintah lokal untuk menjaga habitat kura-kura dengan tidak mengizinkan usaha yang merusak ekosistem.
Edisi kali ini, akan memperkenalkan salah satu tempat wisata di daerah bagian Timur Indonesia, Papua.
Kampung Skouw merupakan sebuah kampung yang berada di di dekat perbatasan Indonesia-Papua Nugini. Tepatnya terletak di distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua, Indonesia. Distrik Muara Tami ada 3 kampung yaitu Kampung Skouw Yambe, Kampung Skouw Sae, dan Kampung Skouw Mabo. Untuk mencapai ke lokasi, dari Kota Jayapura berjarak sekitar 46 km atau membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam hingga 2 jam dengan menggunakan kendaraan roda empat.
Kampung Skouw terkenal gersang dan panas. Oleh sebab itu banyak yang lebih memilih untuk pindah ke Kota Jayapura. Namun, pemandangan Kampung Skouw kini, telah disulap menjadi cantik dan sedap dipandang. Bangunan Pos Lintas Batas Negara yang semakin megah serta gerbang perbatasan pun menjadi lokasi favorit penduduk asli maupun wisatawan yang berkunjung ke tempat ini.
selain berswafoto di Pos Lintas Batas Negara dan gerbang perbatasan, masih ada aktifitas lain yang dapat anda lakukan di Kampung Skouw. Di Kampung Skouw Yambe, anda dapat melihat budidaya penyu. Sejak pertengahan tahun 2017, pemerintah Kota Jayapura menjadikan Kampung Skouw Yambe menjadi tempat wisata penyu. Selain untuk mencegah kepunahan penyu, juga untuk meningkatkan perekonomian warga setempat. Kini wisatawan yang berkunjung dapat melihat dan ikut membudiyakan penyu dimulai dari proses menangkap, bertelur, menetas hingga dilepas kembali ke laut.
Edisi kali ini, akan menghadirkan lagu-lagu dari daerah Palu, Sulawesi Tengah. Mengawali Pelangi Nada kali ini, dengarkan sebuah lagu berjudul Palu Ngataku, dibawakan oleh Amri Palu.
itulah sebuah lagu berjudul Palu Ngataku yang dibawakan oleh Amri Palu. Palu Ngataku dapat diartikan sebagai Palu Tempat Tinggalku. Lagu yang diciptakan oleh Hasan Bahasuan ini bercerita tentang daerah Palu sebagai tempat kelahiran dengan segala keindahannya. Lagu ini juga mengungkapkan kecintaan kepada tanah kelahiran. Sejauh apapun merantau, namun Palu akan selalu ada di hati.
Pendengar, lagu ini dibawakan oleh Amri Palu, seorang penyanyi Indonesia asal Palu yang memiliki warna vocal yang khas dan mudah dikenali.
berikut kita dengar sebuah lagu berjudul Tananggu Kaili dibawakan oleh Bram Larengi.
Demikianlah sebuah lagu berjudul Tananggu Kaili yang dibawakan oleh Bram Larengi. Sebuah lagu yang ditulis dalam bahasa Kaili yang diciptakan oleh Hasan M Bahasuan. Selain bahasa Kaili, ada beberapa bahasa daerah yang digunakan olh masyarakat di Sulawesi Tengah, yaitu bahasa Makassar, bahasa Bugis dan bahasa Toraja. Lagu ini merupakan salah satu lagu daerah Sulawesi Tengah yang cukup dikenal oleh masyarakat di Sulawesi Tengah. Bram Larengi membawakan lagu daerah ini dengan baik.
untuk mengakhiri Pelangi Nada kali ini, mari kita dengarkan 2 buah lagu daerah Sulawesi Tengah berjudul Kandea Nakaiyomo dibawakan oleh Miranda dan Palu Maliuntinuvu dibawakan oleh Ika D Incemakah.
Warna Warni kali ini akan menginformasikan kepada anda tentang Jintan Hitam untuk Obat Kanker Mulut. Jintan hitam (Nigella sativa L) atau habbatussauda dipercaya menjadi obat bagi bermacam penyakit terutama bagi kalangan Muslim. Khasiat habbatussauda ini bahkan disabdakan langsung oleh Rasulullah Muhammad SAW dalam hadistnya. Terkait khasiat jintan hitam tersebut, tiga mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Jember, Rizky Putri Agma Wijayanti, Ari Intan Prajitno, dan Haifa Azzuhra Denanta meneliti potensi khasiat jintan hitam sebagai obat kanker mulut. Melalui kerja kerasnya, hasil riset ketiganya yang berjudul “Potensi Mesoprus Silica Nanoparticles Berbasis Thymoquinone Biji Jintan Hitam (Nigella Sativa L) Sebagai Induktor Apoptosis UMSCC-14C Oral Squamous Cell Carcinoma” telah berhasil merebut juara pertama kategori studi literatur dalam Moestopo Dentistry Scientific Competition Project 2018, yang diselenggarakan oleh FKG Universitas Prof. Dr. Moestopo, Jakarta pada tanggal 22 dan 23 Maret 2018. “
Potensi jintan hitam sebagai obat sebenarnya sudah terbukti dan banyak diteliti, misalnya sebagai obat untuk kanker usus, kanker payudara, dan penyakit lainnya. Ketiga mahasiswa tersebut akhirnya terpikir untuk menjadikan jintan hitam sebagai obat kanker mulut. Menurut Rizky hampir 76 persen pasien kanker mulut datang untuk memeriksakan diri dalam kondisi yang sudah akut atau parah. Hal tersebut dapat terjadi karena banyak yang tidak menyadari sudah terkena kanker mulut. Penyakit itu dapat terjadi karena ditimbulkan oleh antara lain karena kebiasaan merokok dan minum-minuman beralkohol. Gejala kanker mulut awalnya mirip sariawan, berupa luka di rongga mulut berwarna kemerahan disertai dengan pinggiran luka yang agak meninggi. Namun masalahnya, jika jintan hitam dalam bentuk kapsul diminum begitu saja, maka efektivitasnya rendah sebab kandungan yang ada dalam jintan hitam tidak bisa langsung menuju pusat kanker mulut. Dalam karya tulis ilmiah tersebut, jintan hitam diekstraksikan menjadi minyak atau thymoquinone. Minyak hasil ekstraksi ini kemudian dimasukkan ke dalam mesoporus silika yang ukurannya sangat kecil atau nano partikel. Dengan cara ini diharapkan jintan hitam yang mengandung anti inflamasi, anti bakteri, anti kanker, dan membantu daya tahan tubuh dapat mengatasi kanker mulut.
Ternyata inovasi ketiga mahasiswi FKG Universitas Jember mendapatkan apresiasi dari para juri, yang kemudian memutuskan karya tulis ilmiah karya mereka sebagai juara pertama. Mereka telah menyisihkan sembilan tim lainnya yang berasal dari FKG Universitas Indonesia, FKG Universitas Airlangga, FKG Universitas Hasanuddin, dan tim lainnya..Ketiga mahasiswa FKG ini sudah sering mencetak prestasi di berbagai event lomba karya tulis ilmiah di Indonesia. Haifa sendiri telah menyabet juara pertama di ajang lomba karya tulis ilmiah yang digelar oleh Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Malang tahun 2016. Sementara Rizky dan Ari menjadi juara kedua dalam ajang serupa di Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo tahun lalu.