Program acara Pelangi Nada, sebuah acara yang memperkenalkan lagu-lagu Indonesia. Pelangi Nada edisi kali ini, kami hadirkan penyanyi wanita berkebangsaan Indonesia, Rossa. demikian sebuah lagu berjudul “Kamu Yang Kutunggu”. Tidak lama lagi, salah satu diva pop Indonesia ini genap berkarya di industri musik Indonesia selama 22 tahun. Selama 22 tahun, penyanyi bernama lengkap Sri Rossa Roslaina Handayani ini selalu memberikan yang terbaik di setiap karyanya. Album bertajuk “Love, Life & Music” merupakan satu diantara 14 album studio Rossa. Lagu yang telah anda dengar, “Kamu Yang Kutunggu”, terdapat dalam album yang dirilis pada tahun 2014 ini. Lagu ini merupakan hasil kolaborasi antara Rossa dan Afgan, seorang penyanyi pria Indonesia dengan vokal yang khas. “Kamu Yang Kutunggu” menggambarkan tentang seseorang yang akhirnya bertemu dengan cinta sejati yang selama ini dicari-cari.
sebelum membahas Rossa lebih lanjut, saya hadirkan sebuah lagu berjudul “Hijrah Cinta”. Selamat mendengarkan.
baru saja anda mendengarkan lagu berjudul “Hijrah Cinta” dari Rossa. Lagu ini juga terdapat dalam album bertajuk “Love, Life & Music” tersebut. Lagu “Hijrah Cinta” merupakan soundtrack sebuah film berjudul sama, Hijrah Cinta. Lagu yang dirilis pada tahun 2014 ini menggambarkan tentang semua yang memiliki awal pasti akan menghadapi akhir, dan sebuah akhir akan menjadi awal yang baru.
menutup perjumpaan Pelangi Nada kali ini, saya hadirkan dua buah lagu lainnya dari Rossa yang masih terdapat dalam album “Love, Life & Music” berjudul “Jatuh Cinta Setiap Hari” dan “Bukan Bukan”.
Jambi merupakan salah satu provinsi di pulau Sumatera. Lokasinya berada tepat di pesisir timur pulau Sumatera. Sama seperti provinsi lainnya di pulau Sumatera, Jambi juga menawarkan berbagai objek wisata menarik untuk dikunjungi. Selama ini Jambi terkenal dengan Kota Melayu, namun ternyata provinsi ini juga memiliki banyak tempat-tempat wisata yang bernuansa alam maupun buatan. Untuk wisata alam, Jambi punya Gunung Kerinci dan Candi Muaro. Sedang untuk wisata buatannya, Jambi punya Jambi Paradise, objek wisata di Jambi yang kekinian.
Jambi Paradise terletak di simpang Acai, sungai Gelam, Kota Jambi. Objek wisatanya menawarkan berbagai keindahan alam dan aktivitas wisata seru, mulai dari bermain perahu, flying fox, memberi makan ikan di danau dan bermain petak umpet di zona labirin. Untuk beriwsata ke Jambi Paradise, dari Bandara Sultan Thaha, objek wisata ini berjarak 7,5 Km dengan waktu tempuh kurang lebih 10 menit melalui Jalan Soekarno-Hatta. Masuk ke objek wisata ini, anda dikenakan tiket masuk Rp.20.000 pada hari biasa dan Rp. 30.000 pada hari libur. Waktu kunjungannya dari pukul 8 pagi hingga 6 sore.
memasuki Jambi Paradise, anda akan disambut dengan lorong dari tumbuhan merambat dengan burung dan ayam yang dipelihara di sisi kanan dan kirinya. Lorong sepanjang 30 meter ini merupakan salah satu tempat yang instagramable di Jambi Paradise. Anda bisa berswafoto sepuasnya di lorong ini. Tidak jauh dari lorong tersebut, terlihat untaian bambu di sisi kanan dan kiri yang memberikan kesejukan saat duduk dibawahnya. Sedangkan pada bagian atasnya, terdapat jembatan gantung yang membentang. Jambi Paradise ini memiliki wahana wisata utama berupa wisata air yang cukup luas, dengan desain utama berupa danau kecil yang mengelilingi daratan di tengahnya. Jika sudah lelah berkeliling, anda dapat menyewa saung di sekitar tepi danau untuk menikmati makanan ringan atau sekedar minum es kelapa muda.
selain berkeliling dan berfoto di spot-spot instagramble, anda juga bisa mencoba berbagai wahana menarik di Jambi Paradise. Anda bisa mencoba Flying Fox yang merupakan flying fox terpanjang di Jambi dengan harga tiket Rp.30.000 per orang. Persis dibawah Flying Fox, ada pula jembatan gantung. Anda bisa menguji adrenalin anda dengan menaiki jembatan gantung ini. Tiketnya seharga Rp.20.000. Bagi anda yang ingin olah raga, anda juga bisa sewa sepeda di Jambi Paradise untuk berkeliling areal wisata ini. Jika ingin lebih seru, bisa juga menyewa motor ATV yang lokasinya tidak jauh dari pintu masuk Jambi Paradise. Selain itu Jambi Paradise juga masih memiliki wahana menarik lainnya, seperti Boat dan perahu, sepeda air dan juga balon air.
Kali ini, VOI menghadirkan lagu-lagu pop nostalgia dari penyanyi wanita Indonesia, Christine Panjaitan. Pendengar, mengawali perjumpaan, saya hadirkan lagu berjudul “Katakan Sejujurnya”. demikian lagu berjudul “Katakan Sejujurnya” yang dinyanyikan oleh Christine Panjaitan. Penyanyi bernama lengkap Christine Natalina Panjaitan ini mulai dikenal penikmat musik di Indonesia sejak menyanyikan lagu tersebut. Lagu yang diciptakan oleh Rinto Harahap ini dirilis pada tahun 1987. Lagu ini bercerita tentang sesuatu yang terpendam, tersembunyi, dan belum terungkap. Namun, ia ingin tahu apa yang dirasakan oleh sang pujaan hati, apakah sama dengan dirinya atau hanya perasaannya semata. Lagu ini begitu popular dan selalu dikenang sepanjang masa. Banyak musisi di Indonesia yang mengaransemen kembali lagu “Katakan Sejujurnya”. Salah satunya adalah grup band Armada yang merilisnya pada tahun 2014.sebelum kembali membahas dan mengupas lagu-lagu dari Christine Panjaitan, hadir kembali sebuah lagu berjudul “Sudah Kubilang”. Christine Panjaitan mencapai masa keemasannya pada tahun 1980-an. Selain lagu “Katakan Sejujurnya”, penyanyi kelahiran 23 Desember 1960 ini juga memiliki lagu hits lainnya yaitu lagu yang telah anda dengar, “Sudah Kubilang”. Lagu ini memberikan pesan agar kita semua sebagai umat manusia jangan terlalu menuruti keinginan hati dan angan-angan. Jika pada kenyataannya orang yang dicinta adalah orang yang tepat, maka dia akan selalu ada untukmu, begitu pun sebaliknya. Pendengar, saya hadirkan kembali dua buah lagu dari Christine Panjaitan berjudul “Untuk Mama” dan “Kau Dia Dan Aku”.
Kamis, 1 Februari 2018 Banyuwangi merilis 'Top 77 Calender of Event Banyuwangi Indonesia Festival 2018’ di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata. Pada acara tersebut, Menteri Pariwisata Arief Yahya sekaligus menetapkan branding Banyuwangi sebagai “The City of Carnival and Festival”. Penobatan kota di Jawa Timur ini sebagai kota karnaval dan festival dikarenakan kesiapan unsur atraksi, amenitas, dan aksesibilitas terutama konektivitas udara. Hal ini jelas terlihat dengan adanya maskapai dari Jakarta, Surabaya, dan Bali yang terbang ke Bandara Blimbingsari Banyuwangi.
Menurut Arief Yahya, untuk atraksi, Banyuwangi tercatat paling cepat berkembang karena melibatkan seluruh potensi masyarakat. Jika tahun 2012 baru ada 12 event, tahun 2017 meningkat menjadi 72 event, dan tahun ini menjadi 77 event dengan sejumlah event unggulan yang masuk dalam Calender of Event Wonderful Indonesia 2018. Banyuwangi jadi kota kecil yang paling banyak diambil acaranya menjadi 100 acara terbaik pariwisata Indonesia. Dari 77 festivalnya di 2018, ada tiga acara menjadi bagian dari program 100 Calender of Event Wonderful Indonesia (CoE WI) 2018. Ketiganya ialah Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) masuk dalam TOP 10 Nasional Events (EoE WI), sedangkan International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI ) dan Gandrung Sewu masuk TOP 100 Nasional Events (CoE WI) 2018. Sejumlah atraksi baru juga dihadirkan dalam Top 77 Calender Event seperti Festival Tahu-Tempe (9 hingga 13 Februari). Adapula Festival Imlek yang akan menampilkan tradisi khas warga Tionghoa (17 Maret). Selain itu, ada Festival Karya Tari (31 Maret), Fishing Festival (7 April), Festival Cokelat (12 Mei), Festival Kuntulan (3 hingga 6 Oktober).
Meningkatnya sektor pariwisata Banyuwangi, dengan digelarnya beragam karnaval dan festival tentunya menggerakkan ekonomi lokal sehingga pendapatan per kapita warga Banyuwangi melonjak. Mulai dari Rp 20,8 juta pada tahun 2010 menjadi Rp 41,5 juta per orang per tahun pada 2016. Dan di tahun 2017 mencapai Rp. 46,1 juta pertahun. Penurunan kemiskinan juga cukup pesat menjadi 8,79% pada 2016. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Banyuwangi terus meroket. Pada tahun 2010 tercatat 5.025 wisman mengujungi Banyuwangi. Angka itu meningkat menjadi 74.800 wisman pada 2016. Sedangkan tahun 2017 kembali meningkat menjadi 91.000 wisman dan tahun 2018 ini diproyeksikan menjadi 100.000 wisman.