ofra voi

ofra voi

04
February

Hari ini kami ajak anda berwisata ke provinsi Gorontalo, ke pantai Botubarani untuk menyaksikan dan berinteraksi dengan hiu paus. pantai  Botubarani di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo akhir-akhir ini menjadi terkenal di kalangan wisatawan lokal dan mancanegara. Ini karena keberadaan hiu paus  atau yang dalam bahasa latinnya Rhincodon typus yang menetap di pantai tersebut.  Para wisatawan datang  karena ingin menyaksikan dan berinteraksi dengan hiu paus atau yang sering juga disebut dengan whale shark. Spesies  ikan terbesar ini adalah pemakan plankton. Kemunculan hiu paus di pantai Botubarani ini dimulai sejak tiga tahun  lalu seiring dengan beroperasinya pabrik udang  Vaname di Botubarani yang membuang limbahnya ke laut dan menjadi penarik bagi  hiu paus. Sebab limbah tersebut menyuburkan plankton yang menjadi salah satu makanan hiu paus. Selama bulan April sampai dengan Agustus, ada sekitar 18 ekor hiu paus yang muncul. Dan bahkan  akhir-akhir ini ada 4 ekor hiu paus yang muncul bergantian setiap hari dan sudah dipasangi label oleh Balai Pengelola Sumberdaya Pesisir dan Laut Makasar dalam rangka mempelajari jalur hiu paus di Gorontalo. Keistimewaan wisata hiu paus di Botubarani Gorontalo   adalah lokasinya yang mudah diakses, yaitu hanya 20-30 meter dari bibir  pantai.  Hiu paus di sini sangat jinak, wisatawan bisa bercengkrama dengan hiu paus ini. Di sini pengunjung juga  bisa memberi makan hiu paus . Untuk melihat hiu paus, wisatawan harus menyewa perahu dengan harga Rp.15.000 per orang.  Sedangkan bagi penyelam dikenakan biaya Rp. 50.000. Untuk  memancing hiu paus keluar ke permukaan air, setiap  perahu yang disewa akan dibekali makanannya, berupa satu atau beberapa bungkus kulit udang  atau kepala udang yang merupakan limbah pabrik, atau ikan-ikan kecil endemik yang hanya ada di Gorontalo pada musim tertentu yang dijual dengan harga Rp. 10.000 per bungkus.Hiu paus ini jinak, wisatawan bisa  bercengkerama atau berenang bersama dekat hiu paus.Tetapi karena makin lama wisatawan yang datang dan ingin bermain dengan hiu paus ini makin banyak, maka oleh pemerintah Gorontalo diambil tindakan.  Perahu yang digunakan untuk melihat  hiu paus ini selain dibatasi juga diberlakukan larangan menggunakan kapal motor. Jumlah  pengunjung  juga  diatur. Wisatawan masih bisa melihat hiu paus tetapi dari luar zona.  Aturan ini diberlakukan demi melindungi jenis ikan terbesar di dunia ini, yang memiliki panjang antara 12 meter hingga 18 meter dari stress dan agar hewan langka  yang berbadan besar dan seluruh kerangkanya terdiri dari tulang rawan ini bisa berusia sampai 100 tahun.

04
February

 

Pelangi Nada edisi kali ini, kami hadirkan penyanyi pria berkebangsaan Indonesia, Piyu. mengawali perjumpaan, saya hadirkan lagu berjudul “Cinta Itu Adalah”.

Piyu adalah seorang lead gitar grup band Padi, band yang mencapai kejayaannya pada tahun 1990-an hingga 2000-an awal. Dalam grup band Padi, Piyu merupakan motor utama. Sebab, Piyu lah yang menjadi komposer musik dan lirikus hampir seluruh lagu band Padi. Saat ini, Padi band sedang dalam masa vakum. Piyu sendiri memilih untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam bermusik. Sedangkan personel lainnya membentuk band baru bernama Musikimia yang menjalani proses bermusik secara independen.

Pendengar, lagu yang telah anda dengarkan berjudul “Cinta Itu Adalah” merupakan hasil kolaborasi antara grup band rock Indonesia, Kotak, dengan Piyu. Lagu ini merupakan lagu soundtrack film berjudul “Aku Cinta Kamu”. Lagu yang dirilis pada 31 Maret 2014 ini menggambarkan tentang seseorang yang sedang jatuh cinta. Pendengar, sebelum membahas Piyu lebih lanjut, saya hadirkan sebuah lagu berjudul “Firasatku”.

baru saja anda mendengarkan lagu berjudul “Firasatku” hasil kolaborasi antara Piyu dan Rendy Pandugo. Lagu ini dirilis pada bulan Januari 2015 yang juga merupakan soundtrack dari film “Aku Cinta Kamu”. Lagu ini menggambarkan tentang seseorang yang sedang memiliki sebuah firasat buruk. Ia merasa jika sang kekasih menyembunyikan sesuatu darinya yang dapat merusak hubungan asmaranya. menutup perjumpaan Pelangi Nada kali ini, saya hadirkan dua buah lagu dari Piyu berjudul “Alasan Terbesar” dan “Sakit Hati”. // Enggar

02
February

 

Daerah Nusa Tenggara Barat memiliki lagu-lagu tradisional yang menjadi lagu-lagu wajib daerahnya. Lagu yang telah anda dengarkan, berjudul “Pai Mura Rame”, merupkakan salah satu lagu dari daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) yang menjadi lagu wajib daerah. Meski tidak diketahui siapa penciptanya, masyarakat NTB menyanyikan lagu ini sejak zaman dahulu. Lagu ini bercerita tentang situasi dimana dua insan ingin merasakan kebersamaan dengan perasaan yang lebih lepas. Oleh karena itu mereka saling mengucap janji akan selalu ingat pada pasangannya.

Lagu berjudul “Bentan Jangi” pernah dibawakan oleh penyanyi wanita Indonesia, Yuni Shara. Yuni Shara yang merupakan seorang kakak dari diva pop Indonesia, Krisdayanti, merilis satu album lagu-lagu daerah NTB dengan lagu “Bentan Jangi” di dalamnya. Selain “Bentan Jangi”, lagu berjudul “Poto Tano” juga terdapat dalam album tersebut. Lagu “Poto Tano” dengan versi Yuni Shara ini tidak sepenuhnya berunsur musik etnik NTB. Dalam lagu ini, Yuni Shara mencoba menggambungkan unsur musik pop agar lebih modern dan fresh. Enggar

02
February

Indonesia memiliki beragam kuliner dengan bahan pokoknya adalah tumbuhan khas. salah satunya adalah masakan dengan bahan pokok kecombrang.

Kecombrang, kantan, atau honje (Etlingera elatior) adalah sejenis tumbuhan rempah yang memiliki nama berbeda di setiap daerah di Indonesia. Di Medan, tanaman ini dikenal dengan nama Kincung, masyarakat Minangkabau mengenalnya dengan nama sambuang. Sedang masyarakat Palopo, di Sulawesi Tenggara mengenalnya dengan nama Patikala. Honje berwarna kemerahan seperti jenis tanaman hias pisang-pisangan. Batangnya  bulat, membesar di pangkalnya. Kecombrang atau bunga honje biasanya dijadikan bahan campuran atau bumbu penyedap berbagai macam masakan di Nusantara. Kuntum bunga ini sering dijadikan lalap atau direbus lalu dimakan bersama sambal di Jawa Barat. Kecombrang yang dikukus juga kerap dijadikan bagian dari pecel di daerah Banyumas. Di Pekalongan, kecombrang yang diiris halus dijadikan campuran pembuatan megana, sejenis urap berbahan dasar nangka muda.

Masyarakat Palopo, di Sulawesi Selatan menggunakan kecombrang atau patikala sebagai rempah untuk kuliner khas mereka bernama Asam Segar Parede. Memberikan rasa asam yang gurih menjadi alasan warga menggunakan patikala sebagai rempah-rempah dalam Parede. Parede merupakan kuliner berkuah bening berwarna kuning-pucat. Kuliner ini menggunakan protein ikan laut, seperti: ikan bandeng, kakap, lamuru, dan sebagainya sebagai bahan utama. Bila ikannya sangat segar, rasa kuah yang dihasilkannya pun sangat segar dengan rasa manis alamiah dari protein hewani laut.

Parede dimasak dengan cara yang sangat sederhana, dan bumbu-bumbunya pun sangat minimalis, hanya dengan cabe rawit dan asam patikala saja. Ketika disantap, aroma harum tercium dari masakan ini yang tercipta dari penggunaan Patikala. Rasanya sangat lezat, perpaduan rasa asam dan segar. Parede cocok dimakan dengan nasi, dan didampingi sambal mangga muda. Namun lebih istimewa lagi bila parede dimakan dengan dange atau kapurung. Dange dan Kapurung terbuat dari sagu.

Selain lezat, kuliner ini juga ternyata sehat untuk tubuh. Disamping kaya akan protein karena berbahan baku utama ikan, Parede juga dipercaya dapat menurunkan kolesterol, karena menggunakan bahan baku kecombrang sebagai rempah-rempahnya. Bagi anda yang tertarik menikmati Asam Segar Parede, berkunjunglah ke Palopo. Kota ini terletak di sebelah utara provinsi Sulawesi Selatan. Tidak sulit menemukan Asam Segar Parede di kota Palopo. Banyak warung makan yang menyediakan Parede beserta Dange dan kapurung. Harganya pun relatif terjangkau, sekitar Rp 17.000 hingga Rp.20.000 per porsi. Sedang harga Dange tiga ribu  rupiah hingga lima ribu rupiah per buah.