ofra voi

ofra voi

06
March

Prestasi membanggakan kembali ditorehkan dunia teknologi Indonesia. Startup asal Indonesia, Habibi Garden dinobatkan sebagai 5 terbaik dalam Global Mobile Award 2019, Mobile World Congress - MWC di Barcelona.Habibi Garden mengalahkan ribuan pesaing pada nominasi kategori 'Social Good: Outstanding Mobile Contribution to UN SDGs’.

Ini bukanlah penghargaan internasional pertama bagi Habibi Garden. Sebelumnya, Habibi Garden meraih dua penghargaan kategori ‘’People Choice Award Asia Pasific Investment Summit 2018’’ dan ‘’Best of The Best Future Makers 2018’’ yang berhasil mengalahkan startup dari negara Australia, Singapura, Thailand, dan Filipina.

Habibi Garden adalah aplikasi membantu para petani atau pemilik tanaman mengetahui kondisi tanaman, seperti nutrisi dan kebutuhan-kebutuhan lain.

tujuan utama aplikasi ini adalah membantu para petani dan penanam di Indonesia agar dapat “berbicara” dengan tanaman mereka. Komunikasi tersebut bisa terwujud berkat adanya alat dan juga aplikasi yang terhubung dan didesain dengan berbagai macam sensor seperti sensor suhu, kelembaban, nutrisi media tanaman, intensitas cahaya dan lainnya.

Dengan demikian para pemilik tanaman bisa mengetahui kebutuhan tanaman berdasarkan data yang didapatkan dari aplikasi. Penggunaan sensor Habibi Garden mampu mengurangi tingkat gagal panen dan meningkatkan produksi hingga 200%.

aplikasi ini sudah dipakai lebih dari 1.300 petani di Indonesia. Dengan penggunaan 600 sensor yang tersebar di Jawa dan Sumatera, Habibi Garden ini telah sukses meningkatkan nilai panen hingga 8 milyar rupiah dalam waktu kurang dari 10 bulan saja.

Adapun ‘’Global mobile Awards 2019’’ melihat bahwa solusi kolaboratif ini ternyata tidak hanya membantu petani secara teknis, namun juga secara sosial.

Pengalihan metode cocok tanam tradisional ke modern dengan menggunakan teknologi digital dan solusi pendanaan yang tepat guna ini selaras dengan berbagai poin dalam panduan pengembangan sosial dari Persatuan Bangsa-Bangsa: United Nations’ Sustainable Development Goals.

05
March

Pelangi Nada kali ini hadirkan sebuah lagu melayu yang berjudul "HANG TUAH”.

Lagu HANG TUAH diciptakan oleh Husni Thamrin, pencipta lagu melayu terkemuka yang berasal dari Siak Sri Indrapura, Riau. Lagu melayu ini bercerita tentang sosok Hang Tuah, laksamana dari kesultanan Malaka. Hang Tuah dalam lagu ini, digambarkan adalah sosok laksamana yang setia dan perkasa serta menjadi teladan negeri. Melalui lirik-lirik lagu ini, siapapun diajak untuk meneladani sosok Hang Tuah. Nuansa musik melayu sangat terasa dalam lagu ini, dengan permainan rebana dan akordion, ditambah dengan cengkok Melayu Iyeth Bustami. Diciptakan tahun 1988, lagu Hang Tuah baru dipopulerkan oleh Iyeth Bustami pada tahun 1993. Lagu ini masuk dalam album CIK MINAH SAYANG.

05
March

Letaknya yang tak jauh dari kota Jakarta, membuat Bogor, kota hujan ini menjadi destinasi wisata favorit wisatawan yang berlibur ke Jakarta. Sebagai destinasi wisata, Bogor punya semuanya. Dari destinasi wisata alam hingga kuliner. Berwisata kuliner ke Bogor, Jalan Suryakencana menjadi destininasi wisata kuliner yang tepat. Berlokasi percis di depan pintuk masuk Kebun Raya Bogor, tepatnya berada di pertemuan jalan Juanda dan Otto Iskandardinata, ada beragam panganan khas Bogor yang biasa anda coba. Salah Satunya kuliner bernama Cungkring.

Nama Cungkring berasal dari kata Cungur yang berarti bibir dan Garingan yang berarti kaki. Kuliner ini terdiri dari bibir, otot kaki sapi, dan lontong yang dipadukan lumuran bumbu kacang. Cita rasanya nikmat, manis, asin, dan pedas yang menjadi satu. Bumbu kacangnya terbuat dari butiran kacang yang digiling kasar, cabai merah dan hijau. 

Saat disajikan, bagian bibir, dan urat berbentuk persegi di potong-potong kecil diatas kertas nasi dan daun pisang. Kemudian diberi potongan lontong, dan potongan keripik tempe, sebelum diguyur bumbu kacang dan cabai. Penampilan seporsi Cungkring sangat menggugah selera. Seporsi Cungkring dibandrol seharga Rp.18.000 hingga Rp.20.000 per porsi.

05
March

Beberapa waktu yang lalu, pemerintah kota Bandung, Jawa Barat mensosialisasikan aplikasi baru bernama “Si Calakan”. Si Calakan' merupakan kepanjangan dari Sistem Informasi Kecelakaan Lalu Lintas. Nama 'Si Calakan' sendiri diambil dari bahasa Sunda yang berarti Si Cerdas. Aplikasi 'Si Calakan' berfungsi untuk menghimpun data kecelakaan lalu lintas melalui rumah sakit di Kota Bandung sejak 14 Februari 2019. Saat ini, total sudah ada 21 rumah sakit yang terhubung dengan sistem aplikasi itu.

Cara kerja aplikasi ini dimulai dengan pihak rumah sakit yang melaporkan kejadian kecelakaan yang korbannya masuk ke rumah sakit melalui aplikasi 'Si Calakan'. Dengan itu akan bisa diketahui penyebab kecelakaan hingga tingkat luka pasien. Dengan cara itu, kejadian kecelakaan diharapkan bisa diketahui lebih detail, sehingga, dinas atau instansi terkait nantinya bisa merumuskan dan menjalankan program untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa. Misalnya, jika kecelakaan terjadi karena jalan yang rusak, laporan nantinya akan diteruskan ke Dinas Pekerjaan Umum agar dilakukan perbaikan di lokasi kecelakaan.

 

Si Calakan merupakan aplikasi berbasis data kecelakaan yang pertama di Indonesia. Aplikasi 'Si Calakan' sendiri melibatkan berbagai pihak di dalamnya, seperti dari Dinas Komunikasi dan Informasi, Badan Penelitian dan Pengembangan, dan Dinas Kesehatan. Dinas Komunikasi dan Informasi dan Dinas Kesehatan bersama 21 rumah sakit yang sudah menjalin komitmen adalah pihak-pihak yang bisa mengakses aplikasi ini. Ke depan, aplikasi ini akan diintegrasikan dengan berbagai pihak terkait, di antaranya kepolisian dan Jasa Raharja, sehingga, harapannya tidak ada lagi perbedaan data satu sama lain terkait kecelakaan lalu lintas. Dari sisi penanganan dan pencegahan, langkah yang diambil nantinya juga diharapkan lebih efektif.