Kota yang mendapat julukan Kota santri ini memiliki sejuta pesona alam. Asal julukan Kabupaten Kendal ini karena ribuan pondok pesantren dapat ditemukan disini. Salah satu objek wisata yang terkenal dan cukup lengkap adalah Pantai sendang sikucing. Pantai ini berada di desa Sendang Sekucing, Kecamatan Rowosari, kurang lebih 5 km sebelah utara dari kota Weleri atau 22 km dari kota Kendal. Perjalanan dari Weleri memakan waktu sekitar 10 menit. Tranportasi cukup lancar, cukupnya sarana tranportasi artinya cukup banyak mobil angkutan desa maupun infrastruktur jalan yang cukup baik.
Pantai sendang sikucing selalu ramai di kunjungi oleh wisatawan domestik dan mancanegara. Fasilitas lengkap seperti kamar mandi, sarana dan prasarana bermain anak-anak, rumah makan terapung dan ombak yang cukup tenang membuat pantai ini patut dijadikan destinasi utama di wilayah Kendal. Pertunjukan lumba-lumba dan satwa lain dihadirkan di objek wisata ini sehingga kerap menjadi tujuan para siswa untuk
berwisata bersama rombongan sekolah. Pantai Sendang Sikucing juga menawarkan pula “dolphin therapy” dengan media lumba-lumba yang diyakini bisa menyembuhkan berbagai penyakit, seperti autis, stroke, migren, gangguan syaraf motorik, dan terapi bagi ibu hamil.
Pemandangan pantai yang asri memang jarang sekali ditemukan di wilayah pesisir pantai. Namun pantai ini memiliki banyak pohin cemara laut yang mampu meneduhkan wisatawan dari sorotan sinar matahari yang terik. Sambutan penduduknya yang ramah juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. And pun tidak perlu khawatir akan biaya masuk di pantai ini.
Cukup siapkan dana sebesar 30 ribu rupiah, anda bersama keluarga dapat menikmati liburan ke pantai yang berbeda dari pantai lainnya.
Uniknya lagi Pantai ini menyajikan fenomena alam yang terjadi setiap 8 sampai 10 tahun sekali. Gelombang laut membawa berbagai jenis kerang ke pesisir pantai sendang sikucing. Hal ini membuat nelayan, masyarakat setempat dan wisatwan berbondong-bondong mendatangi pantai tersebut untuk mengumpulkan kerang - kerang tersebut. Jadi pastikan anda mengunjungi pantai sendang sikucing sebagai destinasi wisata utama Anda.
ada berbagai cara untuk menikmati keindahan candi Borobudur. Anda bisa menyaksikan keindahan candi Buddha terbesar di dunia berlatarkan matahari terbit dari bukit Punthuk Setumbu atau berfoto dengan relief batu dan patung buddha. Ada lagi satu pilihan berwisata di Candi Borobudur. Perum Perhutani bekerja sama dengan Badan Otoritas Borobudur -BOB membuka obyek wisata baru “De Loano” yang berlokasi di Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo. Kerjasama pengembangan De Loano ini adalah salah satu upaya dalam rangka pengembangan ekoturisme di Perhutani.Obyek wisata dengan nama De Loano ini menghadirkan glamorous camping- glamping atau kemah dengan fasilitas lengkap yang berada di kasawasan Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Loano, Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan atau secara administrasi di Desa Sedayu.
Terdapat 11 tenda ekslusif di hutan pinus dengan lahan 309 hektar. Sepuluh tenda khusus untuk tamu menginap dan satu tenda difungsikan sebagai mushola. Menteri Pariwisata, Arief Yahya dalam siaran pers menjelaskan, De Loano merupakan hasil sinergi dalam bentuk kerjasama usaha antara Badan Otoritas Borobudur dan Perhutani. Ke depan harapannya lokasi ini dapat menjadi contoh lokasi wisata dengan konsep Glamping di Indonesia. Saat ini Perhutani tengah mengembangkan bidang ekowisata di antaranya membuka kurang lebih 641 objek wisata hutan. Di kawasan seluas 1,3 hektar yang disebut Borobudur Highland ini juga didirikan restoran dan bioskop luar ruang, spot foto, dan lokasi-lokasi yang nyaman untuk melepas penat. Menteri Pariwisata meresmikan tujuan wisata baru ini pada Kamis, 14 Februari.
De Loano berjarak 13 kilometer dari Candi Borobudur, Magelang. Dapat ditempuh sekitar setengah jam berkendara. Walaupun terletak di kawasan hutan, makanan khas Indonesia seperti lodeh, sayur asem, dan makanan rebusan yang sehat siap untuk disajikan pada pengunjung. Jarak terdekat De Loano dengan Candi Borobudur 18 kilometer. Untuk mendukung De Loano, juga digelar pasar produk lokal di Desa Sedayu, 15 menit dari lokasi glamping.
Pulau Molana, sebuah pulau yang berada di wilayah Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Pulau ini merupakan pulau karang yang mencuat ke permukaan laut dan menjadi daratan yang sangat indah.
Pasir putih yang terhampar disebelah utara bibir pantai di pulau ini mempunyai keunikan karena berpindah sesuai musim angin yang terjadi. Misalnya, pada musim angin timur pantai berpasir akan berada pada sisi sebelah barat. Sedangkan pada musim angin barat pantai berpasir berpindah ke sisi sebelah timur. Pergerakan pasir secara masif ini diperkirakan terjadi karena butiran pasir Pulau Molana sangatlah halus.
Pulau ini tak berpenghuni, memiliki luas sekitar 160 hektar. Pulau Molana sudah dikenal sejak zaman penjajahan Portugis. Di pulau ini terdapat reruntuhan rumah sakit yang dibangun pada masa penjajahan belanda dan konstruksinya dihancurkan saat pendudukan Jepang.
Selain wisata sejarah, Pulau Molana juga menyediakan wisata bahari dengan keindahan bawah laut yang memukau. Lokasi menyelam paling populer di pulau ini adalah di bagian utara dan tenggara, karena terdapat goa bawah laut yang terhubung dengan sumur di tengah pulau.
Pulau Molana merupakan bagian dari kepulauan Lease di Maluku. Cara termudah pergi ke pulau ini adalah dengan meminta awak kapal untuk menjemput anda di Bandara Ambon. Namun, jika anda ingin naik kapal cepat ke Haira, dari Bandara Pattimura Ambon, anda harus berangkat sebelum jam 7 pagi.
Dari bandara anda dapat menggunakan taksi ke Pelabuhan Tulehu dengan menempuh 45 menit perjalanan. Kemudian membeli tiket ferry cepat ke Haira. Ferry dari Tulehu biasanya berangkat sekitar pukul 9 pagi setiap hari. Dari Haira, anda dapat menggunakan speed boat ke Pulau Molana dengan lama perjalanan 20 menit.
Indonesia akan memiliki sirkuit MotoGP pertama pada tahun 2020 di Nusa Tenggara Barat. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, sirkuit tersebut akan dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK Mandalika, Lombok Tengha, Nusa Tenggara Barat. Mandalika adalah kawasan super prioritas untuk mendongkrak jumlah turis asing. Harapannya setelah Sirkuit tersebut selesai dibangun, dapat meningkatkan nilai tambah kawasan tersebut. Sebelumnya, Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) mendapat sertifikan Hak Pengelolaan Lahan (HPL) dari Badan Pertahanan Nasional pada tahun 2016. Serifikat tersebut digunakan untuk membangun sirkuit balap yang memiliki standar internasional. Arena balap motor kelas dunia ini dijanjikan bakal lebih menantang dan menarik dengan suguhan pemandangan indah gunung dan pantai.
Rencana pembangunan sirkuit itu diawali dengan penandatanganan nota kesepahaman antara ITDC dengan Roadgrip Motorsports UK Ltd dan Mrk1 Consulting, dua perusahaan perancang, pengembang dan operator sirkuit balap motor global, pada 20 Januari 2017. Abdulbar M. Mansoer, selaku Direktur Utama ITDC mengatakan sirkuit di Mandalika akan menjadi satu-satunya sirkuit jalanan di dunia yang memiliki panorama indah laguna, kampung bertenaga surya, lapangan golf, area komersial dan perkotaan, serta Samudra Hindia.
Konsep arena balap tersebut didesain ramah lingkungan atau sirkuit hijau dengan pemandangan sangat indah. Sirkuit tersebut akan dibangun seperti kawasan wisata populer di Bali, Nusa Dua yang asri dan hijau. Di samping lintasan akan ada. Ini kan street sirkuit, jalan biasa yang dijadikan arena balap. Menurut Abdulbar, konsep sirkuit seperti ini sangat berbeda dengan sirkuit berkelas dunia lainnya.