Tuesday, 20 February 2018 09:33

Pemerintah Aceh Gandeng Pengusaha Kopi Asal Tiga Kabupaten untuk Expo Kopi ke Tiga Negara

Written by 
Rate this item
(0 votes)

 

Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh, Pemertintah Aceh akan melakukan kegiatan secara integrasi, yakni terintegrasi Trade,Tourism dan Investment (TTI) sehingga arah pembangunan dalam koridor satu kesatuan.

Hal itu dikemukakan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Aceh, Iskandar, saat berbicara dihadapan sejumlah perwakilan Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA), pimpinan asosiasi kopi, pengelola kafe, dalam rencana keikutsertaan tiga Kabupaten di Aceh, dalam ajang Specialty Coffee Expo (GSLE) di Amerika Serikat, World of Coffee di Amsterdam, Belanda, serta Partisipasi Festival Indonesia ke-3 di Moskow, Rusia pada tahun ini. Kabupaten yang dimaksud adalah Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues.

“Saya ditunjuk Pak Gubernur untuk mengkoordinasikan hal ini, jadi kita tidak boleh lagi bekerja secara parsial, tetapi harus terintegrasi,” kata Iskandar, Senin (19/2/2018) di Gedung Ummi, Pendopo Bupati Aceh Tengah.

Sebab lanjutnya, parameter yang penting untuk melakukan integrasi tersebut adalah terkait dengan peningkatan produksi ekspor komoditi. Berikutnya adalah bagaimana peningkatan jumlah turis yang datang ke Aceh, serta yang ketiga bagaimana realisasi investasi.

“Dalam Investasi ada tiga kategori, yakni minat investasi dengan MoU, rencana investasi yang menjadi bagian penting dalam mengeluarkan izin, kita ingin sampaikan terkait semua izin sudah dilimpahkan ke dinas penanaman modal, tidak lagi harus tandatangan gubernur, jadi reformasi birokrasi di dinas sudah dilakukan,” ucap Iskandar.

Tiga hal itu sebutnya, dapat melahirkan angka dan data, sehingga menjadi bukti apabila pemerintah pergi keluar negeri manfaatnya dengan data, bahwa keluar negeri bukan untuk bermain-main.

“Tiga hal tadi juga menjadi indikator untuk menghitung indikator pertumbuhan ekonomi,” ucapnya, sembari menambahkan peningkatan ekspor impor serta realisasi investasi, belanja modal dari APBN, APBA, APBK,sebab itulah yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi Aceh mencapai 4, 49 persen.

Ditambahkan Iskandar, pada masa pemerintahan Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, Aceh selalu mendapatkan undangan hampir semua kedutaan yang ada.

“Kemudian kita saring, kita sampaikan bahwa fokus orientasi kita hanya tiga, yaitu apa yang sudah dilakukan para pengusaha yang ada di tiga kabupaten, yang telah bepengalaman mengikuti expo atau pertemuan bisnis di sejumlah Negara,” papar Iskandar.

Dirinya menyampaikan, dibawah koordinasi KBRI di Washington, Pemerintah Aceh menindaklanjuti surat undangan untuk hadir pada acara Specialty Coffee Expo (GSLE) di Amerika Serikat,.

“Yang pertama, bahwa pihak kedutaan mengkoordinasikan yang namanya remarkable kopi Indonesia, jadi yang kita ikuti dalam grupnya Indonesia, akan ada booth atau pameran. Kedua, saya mendapatkan info dari grup pembiayaan DSE, jadi kita ketahui Kanada juga bekerjasama dengan pengusaha atau koperasi yang ada di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, sudah ready berangkat, tetapi mereka sudah membuat tempat pameran sendiri, walau namanya grupnya kopi arabika,” jelas Iskandar, dengan kata lain semua pihak yang ikut serta itu diluar dari kegiatan utama dari pemerintah.

“Kita sayangkan juga (para pengusaha dan koperasi) ini mendirikan satu booth sendiri, grup Kopi Arabika Gayo, tetapi yang kita (pemerintah) lakukan adalah bergabung dengan grupnya Indonesia. Tentu dibawah tiga bupati ini, kita perlu lakukan koordinasi dan singkronisasi, sehingga para pengusaha bisa hadir dalam acara tersebut, tentu diperlukan persiapan dengan baik, jadi kita pergi mewakili Aceh, jadi kita menunjukkan kebanggaan kita, bahwa kita yang terbaik,” tambahnya.

Dijelaskan Iskandar, sesuai apa yang sering diungkapkan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepan, hanya ditentukan realisasi investasi dan peningkatan ekspor. (KBRN)

Read 750 times