Sebanyak sembilan puluh orang peserta kursus BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) bersemangat meneriakkan yel “Bahasa Indonesia, Bahasaku! Indonesia adalah keluargaku!” pada pembukaan kursus BIPA yang ke-13 di KJRI Jeddah yang dibuka oleh Konsul Jendral RI Jeddah, Dr. Mohamad Hery Saripudin, Senin (19/2).
Dalam kesempatan pembukaan kursus BIPA 2018, Konsul Jendral RI Jeddah menyampaikan bahwa Bahasa Indonesia adalah bahasa yang penting yang telah digunakan oleh lebih dari 300 juta penduduk dunia. Dan jamaah umroh dan haji Indonesia adalah jamaah terbesar yang mendatangi Arab Saudi.
“Siapa saja yang bekerja di tiga kota yang didatangi jamah haji dan umroh pasti akan bertemu dengan orang Indonesia dan akan berbicara dengan mereka, sehingga Bahasa Indonesia bukan hanya digunakan sebagai bahasa pergaulan sosial tetapi telah menjadi bahasa bisnis komersial,” ujar Konjen RI Jeddah.
Seiring dengan peningkatan hubungan bilateral kedua negara, Konsul Jenderal RI juga menyampaikan sudah saatnya ada Pusat Studi Bahasa dan Budaya Indonesia di kampus-kampus Arab Saudi. Saat ini, sedang dimulai komunikasi dengan kampus-kampus ternama seperti Universitas Islam Madinah dan King Abdulaziz University Jeddah.
Mengangkat tema “Menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua di Arab Saudi” yang merupakan ide dari Pelaksana Fungsi Pensosbud 1 Muhammad Sukarno, KJRI Jeddah berupaya maksimal dalam mengembangkan penyelenggaraan BIPA dengan menyiapkan tim-tim khusus penyelenggaraan BIPA pada masa depan di beberapa Universitas di Arab Saudi dan juga menyiapkan modul pembelajaran khusus Bahasa Indonesia untuk orang Arab melalui program TOT (Training of Trainer) BIPA.
Keseriusan KJRI Jeddah mengusung tema “Menjadikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua di Arab Saudi” tampak dalam penyelenggaraan BIPA tahun ini yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. KJRI Jeddah menyiapkan dua orang guru yang akan membina setiap kelas pembelajaran dan membatasi jumlah siswa perkelas maksimal 25 orang sehingga setiap siswa dapat berinteraksi lebih banyak dengan pengajar. Sistem pembelajaran juga akan dilaksanakan secara interaktif dengan pengaturan tempat duduk siswa yang membentuk lingkaran mengelilingi pengajar.
Selain itu KJRI Jeddah juga menghadirkan pelatih khusus untuk guru-guru pengajar BIPA melalui pelatihan selama seminggu yang diadakan sebelum pembukaan kursus BIPA. Pelatihan yang menghadirkan pembicara Dr. Dwiyanto Djoko Pranowo yang merupakan praktisi BIPA dan dosen di Universitas Negeri Yogyakarta diikuti sebanyak 25 orang calon guru BIPA.
Lebih lanjut Pelaksana Fungsi Pensosbud 2 Umar Badarsyah, menyampaikan bahwa selain mengupayakan studi Indonesia di kampus-kampus Arab Saudi, terkait BIPA kedepannya KJRI Jeddah akan melobi pemerintah Saudi agar kursus BIPA dapat diikuti oleh wanita Saudi sejalan dengan visi Saudi tahun 2030 yang ingin membuka peran wanita Saudi lebih besar pada masa yang akan datang.
Penyelenggaraan BIPA tahun ini disambut antusias oleh warga Saudi yang mendaftarkan diri mereka semenjak bulan Januari yang lalu. Bahkan Otoritas Imigrasi Bandara King Abdulaziz memesan khusus 25 kursi untuk peserta BIPA dari mereka. (Kemlu)