Selama kurang lebih 8 bulan ini masyarakat Indonesia terpaksa hidup berdampingan dengan pandemi. Gaya hidup masyarakat pun berubah sejak munculnya pandemi COVID-19. Komunikasi dan kehidupan bermasyarakat yang biasanya berlangsung secara tatap muka, terpaksa dibatasi untuk mengurangi penyebaran virus COVID-19.
Namun adanya pembatasan tidak serta merta membatasi kreativitas di masyarakat. Justru dengan adanya pandemi, kreativitas masyarakat semakin meningkat demi bisa bertahan hidup.
Presiden Joko Widodo saat membuka Pekan Kebudayaan Nasional Tahun 2020 secara virtual Sabtu (31/10) malam mengatakan pandemi tak menjadi penghalang bagi insan pegiat seni dan budaya untuk tetap berkreasi. Ia menilai, justru saat ini seniman makin kreatif lantaran berhasil merespons situasi krisis. Menurut Presiden selama pandemi Covid-19 masyarakat justru berupaya menghidupkan kembali budaya atau kearifan lokal, seperti jamu tradisional yang berkhasiat dalam meningkatkan imunitas tubuh.
Di seluruh dunia orang memang diminta untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan stamina agar tidak mudah tertular virus COVID-19. Salah satu cara yang dilakukan masyarakat Indonesia adalah dengan mengkonsumsi jamu. Popularitas jamu, minuman herbal tradisional Indonesia yang dibuat dari bahan-bahan alami seperti akar-akaran, daun-daunan dan rempah-rempah, semakin meningkat sejak pandemi Covid-19. Saat ini semakin banyak masyarakat yang mengonsumsi jamu secara rutin karena mereka percaya jamu bisa meningkatkan daya tahan tubuh.
Industri jamu, terutama industri rumahan, semakin berkembang di masa pandemi. Jamu yang biasanya dikonsumsi orang tua, sekarang semakin populer di hampir semua kalangan, tak terkecuali anak muda dan milenial, tentunya dengan sentuhan modern. Jamu yang rasanya biasanya pahit, kini memiliki banyak varian rasa yang akrab di kalangan anak muda. Kemasannya pun dibuat menarik dan moderen. Hal tersebut dilakukan untuk menarik minat semua generasi, terutama anak muda, agar menyukai jamu.
Pangsa pasar jamu di era pandemi seharusnya tidak terbatas di dalam negeri. Sudah saatnya industri jamu mengembangkan pangsa pasarnya ke luar negeri. Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia Thomas Hartono dalam webinar Jamu Modern Terobos Pasar Negara-Negara Timur Tengah, Jumat (30/10) mengatakan saat ini, ekspor jamu Indonesia baru sekitar 1-2% dari keseluruhan ekspor obat-obatan herbal dunia .Hal ini tentunya sangat disayangkan. Untuk itu Gabungan Pengusaha Jamu berusaha untuk meningkatkan pangsa pasar di dunia dengan mendorong ekspor ke berbagai negara terutama di wilayah Timur Tengah.
Usaha dan inovasi yang dilakukan produsen jamu diharapkan dapat meningkatkan popularitas jamu di semua kalangan dan di mancanegara.