VOI NEWS Kayu jati asal Indonesia, yang telah menerapkan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang diakui oleh Uni Eropa, banyak dicari di Jerman. Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno dalam keterangan, Kamis, mengatakan, masyarakat Jerman dan Eropa lainnya mulai menyadari banyaknya kayu hasil penebangan liar yang merusak lingkungan. Mereka mulai memperhatikan informasi dari mana kayu yang mereka beli berasal, dan apakah ditebang dari perkebunan kayu yang ramah lingkungan.
Oegroseno menambahkan, Indonesia merupakan negara pertama yang diberi wewenang untuk menerbitkan izin Forest Law Enforcement, Governance and Trade (FLEGT) untuk kayu yang dijual di pasar Uni Eropa. Pada 2020, produk kayu Indonesia diekspor ke Eropa dengan nilai 660 juta euro atau sekitar 11,3 triliun rupiah, umumnya sudah dalam bentuk furnitur. Perputaran uang global dari jual beli kayu mencapai 2,4 miliar euro atau sekitar 41 triliun rupiah. (antara)
