Ada berita yang menggembirakan bagi bangsa Indonesia menjelang akhir pekan kemarin. Badan Pusat Statistik [BPS] mengumumkan pada hari Kamis lalu [5/8] bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2021 atau periode April-Juni mencapai 7,07 persen secara tahunan dan 3,31 persen secara kuartalan. Pertumbuhan positif ini membuat Indonesia keluar dari situasi resesi akibat pertumbuhan negatif yang sudah terjadi sejak kuartal II 2020 karena pandemi Covid-19.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua lebih baik dibandingkan kuartal pertama 2021. Sedangkan pada pada periode yang sama tahun lalu, tercatat minus 5,32%. Yuwono juga menerangkan selain karena mulai terjadinya pemulihan ekonomi, faktor lain tumbuhnya ekonomi kuartal II karena rendahnya basis data pembanding (low base effect) pertumbuhan tahun lalu. Disamping itu pertumbuhan ekonomi juga didorong kenaikan ekspor. Total ekspor Indonesia tercatat 53,97 miliar dolar Amerika, naik 10,36 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. Menurutnya, perekonomian global pada triwulan kedua pun mengalami peningkatan. Ini terlihat dari pergerakan Purchasing Manufactring Index pada bulan Maret dan Juni 2021 yang terus meningkat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pekerjaan rumah pemerintah selanjutnya adalah lebih meningkatkan usaha pengendalian Covid-19 yang meski sudah mulai menunjukkan penurunan namun belum sepenuhnya teratasi. Mesin pertumbuhan, menurut Airlangga Hartarto, sudah bergerak dan tumbuh secara positif sedang potensi global juga sudah bergerak. Sementara menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, salah satu strategi pemulihan ekonomi Indonesia yang cukup berhasil berasal dari bantuan sosial. Bantuan sosial mampu menjaga tingkat kemiskinan dan konsumsi rumah tangga masyarakat bawah. Sri Mulyani berharap pemulihan konsumsi juga menular ke kelompok menengah atas.
Semoga dengan adanya kebijakan fiskal dan moneter yang tepat, percepatan vaksinasi, pemberian bantuan sosial, serta kedisiplinan semua pihak dalam menjalankan protokol kesehatan dengan ketat, akan dapat melanjutkan momentum pertumbuhan ekonomi hingga kuartal III yang diprediksi sekitar 3,7- 4,5%.