(voinews.id) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menerapkan strategi khusus untuk terus mempromosikan potensi sektor parekraf Indonesia baik di pasar lokal maupun global. Dalam discussion room Pemasaran dan Wisata Minat Khusus dan MICE - Event pada Rakornas Parekraf 2022 di Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta Pusat, Jumat, 16 Desember 2022, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf Ni Made Ayu Marthini mengatakan ada pergeseran tren pasar parekraf pascapandemi COVID-19, di mana saat ini wisatawan lebih memilih untuk berwisata yang lebih berkualitas dan penuh kegiatan, tidak sekadar bersantai saja. Selain itu, rentang usia konsumen pasar parekraf di Indonesia saat ini didominasi oleh generasi milenial yang haus akan pengetahuan dan informasi yang menarik, padat, singkat, dan jelas, sehingga menurutnya untuk sarana promosi itu harus catchy, singkat, jelas, dan penuh gambar.
Untuk menarik pasar milenial, kata Marthini, selain promosi yang singkat, padat, dan jelas, pelaksanaan event yang unik dan menarik di masa low season juga bisa menjadi sarana untuk menarik minat wisata pasar milenial. "Jadi saat low season kita jangan malah santai-santai, justru kita harus buat kegiatan sehingga ada traction saat low season," katanya.
Marthini menambahkan digitalisasi juga memegang hal penting dalam memasarkan potensi sektor parekraf Indonesia ke pasar nasional dan internasional. "Digitalisasi mau tidak mau harus kita embrace dan kita pakai sebagai sarana promosi (potensi parekraf)," kata Marthini.
Analis Keimigrasian Ahli Muda Direktorat Lalu Lintas Keimigrasian Kemenkumham, Wachid Kuntjoro Djati menambahkan untuk mendukung pemasaran pasar parekraf Indonesia di mancanegara, pihaknya senantiasa berkolaborasi dengan Kemenparekraf. Salah satunya melalui pemberlakuan kebijakan bebas visa kunjungan bagi wisatawan mancanegara.
"Jadi kebijakan ini diberlakukan sebagai upaya pemulihan perekonomian Indonesia yang terdampak oleh pandemi COVID-19. Terutama sebagai upaya pemulihan sektor parekraf," kata Wachid.