Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan pertumbuhan ekonomi suatu negara tak boleh hanya ditopang oleh konsumsi semata. Konsumsi dianggap hanya memberikan efek pengganda ekonomi, namun tak bisa mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut disampaikan Bambang dalam paparannya di kegiatan Penyusunan Disagregasi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 2018 yang digelar oleh BPS di Jakarta, Kamis (23/8).
“Kita sebagai institusi perencanaan tentunya ingin mengarahkan Indonesia supaya Indonesia punya pertumbuhan ekonomi yang tinggi berkualitas. Dan yang paling penting Indonesia itu sudah bisa lompat, keluar dari middle income trap. Dan itu perlu pertumbuhan tinggi. Pertumbuhan tinggi itu tidak lagi hanya bisa mengandalkan konsumsi. Karena kalau mengandalkan konsumsi ya kita harus jujur saja data yang disampaikan oleh Pak Kecuk waktu triwulan II kita seolah–olah agak lega karena pertumbuhan ekonomi 5,27 persen. Tapi kita harus jujur ada upaya untuk meningkatkan konsumsi baik secara natural karena adanya hari raya dan puasa dan kedua karena ada THR dan gaji ke tiga belas. Cuma problemnya kita tidak ingin pertumbuhan ekonomi bisa tinggi ketika pemerintah mengeluarkan THR dan gaji ketigabelas.”
Bambang melanjutkan, salah satu sumber pertumbuhan ekonomi yang bisa diandalkan Indonesia selain konsumsi adalah investasi. Investasi yang masuk nantinya akan menciptakan lapangan kerja, sehingga nanti mendorong konsumsi masyarakat. Tak hanya itu, investasi juga mendorong produktivitas, sehingga ada kemungkinan ekspor netto juga akan terdongkrak. Jika kedua hal tersebut membaik, sudah ada jaminan bahwa pertumbuhan ekonomi semakin membaik. Namun, Bambang mengatakan pertumbuhan investasi perlu didukung oleh strategi yang memadai. Strategi tersebut salah satunya dapat dicapai melalui penyusunan data PMTB yang menyeluruh atau komprehensif. (VOI/Rezha)