Saat ini, salah satu yang menjadi fokus penanganan Badan Nasional Penanggulangan Bencana adalah bencana banjir di Sumatera Barat. Hujan deras dengan intensitas tinggi pada Kamis (7/1), menyebabkan 12 kota dan kabupaten di Sumatera Barat terdampak banjir. Penanganan darurat bencana, seperti pencarian dan pertolongan, pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak pun dilakukan sesegera mungkin. Sementara, penanganan kerusakan infrastruktur dan lainnya terus dilaksanakan.
Masalah kekeringan juga menjadi perhatian Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Daerah. Menurut catatan, terditeksi ada empat titik kebakaran hutan dan lahan di Riau. Upaya penanganan dan pencegahan kebakaran hutan pun terus digencarkan oleh lembaga-lembaga terkait.
Seperti di Kalimantan, Kepolisian Sektor Kurun, Kalimantan Tengah bekerja sama dengan instansi terkait melakukan pemantauan dan pemadaman kebakaran yang terdeteksi. Hal ini menjadi langkah kunci dalam merespons kebakaran dengan cepat sehingga dapat diatasi sebelum meluas.
Penanganan cepat dan pencegahan memang menjadi kunci dalam mitigasi bencana. Tugas ini bukan hanya kewajiban Pemerintah dengan segala unsur terkaitnya. Tetapi yang lebih penting adalah keterlibatan masyarakat sekitar daerah rawan bencana. Karenanya, menjadi sangat penting untuk menguatkan kepedulian masyarakat dan meningkatkan literasi terhadap bencana alam.
Dengan kepedulian tinggi dan literasi yang kuat terhadap bencana, diharapkan masyarakat setempat akan punya bekal khusus untuk meminimalisasi resiko bencana alam. Belajar dari bencana yang sudah terjadi, masyarakat di daerah rawan banjir tentu harus meningkatkan kepedulian dengan mengambil langkah konkret, seperti membuat lubang biopori dan sumur resapan.
Sedangkan masyarakat di daerah rawan kebakaran hutan dan lahan, hendaknya menunjukkan kepedulian dengan melakukan tindakan pencegahan terjadinya kebakaran. Antara lin dengan tidak membakar lahan kering, memahami penggunaan api di lahan terbuka dan segera melaporkan bila terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Yang tidak kalah pentingnya adalah, kepedulian dan literasi terhadap bencana bukan menjadi tindakan musiman. Sudah seharusnya ini menjadi upaya berkelanjutan yang harus dilakukan masyarakat Indonesia.