Perekonomian global terus tumbuh, namun pertumbuhan ini tidak merata. Beberapa risiko mulai muncul, seperti risiko terhadap stabilitas dan kemakmuran ekonomi, risiko terhadap prinsip dan lembaga yang mendukung kerja sama internasional yang memiliki begitu banyak manfaat bagi banyak orang selama bertahun-tahun. Hal ini dikemukakan oleh Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde dalam pidatonya dalam Pertemuan Sidang Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia pada Jumat (12/10) di Nusa Dua Bali. Lagarde mengingat kembali seruan Presiden Indonesia Jokowi kepada dunia bahwa hanya kerja sama yang dapat mengeluarkan dunia dari krisis keuangan global.
“Belum lama ini, Presiden Jokowi mengingatkan kita bahwa hanya kerja sama yang dapat membantu membawa dunia kembali dari jurang krisis keuangan global. Dan hal ini berlanjut di wilayah ini, di kawasan ASEAN yang membawa banyak manfaat. Dan pendekatan kooperatif yang diadopsi oleh ASEAN memberi pelajaran penting bagi kita saat ini. Kerja sama ini harus berbeda dari yang dulu. Harus lebih inklusif, lebih berpusat pada masyarakat, dan Anda tahu apa yang saya maksud dengan itu.”
Christine Lagarde juga mengatakan, dunia sedang menghadapi tantangan pada tatanan ekonomi dalam dua dimensi. Dimensi pertama merupakan masalah yang cukup akrab bagi banyak orang termasuk masalah ekonomi, keuangan dan masalah keuangan yang berasal dari interaksi ekonomi. Dimensi kedua lebih menantang, terdiri dari ketidaksetaraan dan keberlanjutan teknologi. Oleh karena itu dalam menanggulangi masalah-masalah tersebut Lagarde mendesak komunitas internasional untuk menyatukan kebijakan domestik dan berpusat pada masyarakat, serta kerjasama internasional. (voi/pane)