Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi berharap agar Brunei Darussalam dapat segera mempercepat penyelesaian pembahasan mengenai nota kesepahaman antara Indonesia dan Brunei Darussalam tentang tenaga kerja asing, sesuai dengan hasil perjanjian Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) ke-4 yang telah ditandatangani sebelumnya di Jakarta. Hal itu terungkap dalam pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi dan Menteri Luar Negeri dan Perdagangan II Brunei Darussalam Dato Seri Setia Haji Erywan, Kamis, di sela pertemuan BDF ke 11 Bali. Menurut Retno, Brunei Darussalam tetap pada komitmennya untuk mempercepat negosiasi dengan internal pemerintah Brunei Darussalam agar nota kesepahaman tersebut dapat segera ditandatangani dengan Indonesia.
“Dalam pertemuan tadi kita membahas mengenai follow up dari JCBC yang kita lakukan baru2 ini, JCBC yang keempat terutama adalah harapan Indonesia agar MoU mengenai masalah migrant workers dapat segera diselesaikan. Dan menteri luar negeri Brunei Darussalam tadi menyampaikan bahwa komitmen untuk mempercepat negosiasi atau untuk mempercepat penyelesaian negosiasi masih merupakan komitmen beliau dan beliau akan terus melakukan komunikasi dengan menteri yang bertanggung jawab di isu migrant workers.”
Lebih lanjut Retno Marsudi juga menyebut, Indonesia dan Brunei Darussalam bersepakat untuk segera menyelesaikan tiga buah nota kesepahaman yang akan ditandatangani oleh kedua negara. Ketiga nota kesepahaman tersebut adalah dalam bidang kebudayaan, pertanian dan pengiriman barang (shipping). Selain itu kedua menteri tersebut juga membicarakan hal-hal dalam konteks ASEAN. Terkait hal ini, menurut Retno, Indonesia dan Brunei Darussalam bersepakat mengenai keterlibatan Badan Mitigasi Bencana ASEAN (AHA Centre) di Rakhine State. (Ndy)