Indonesia dan Venezuela bersepakat untuk mencari peluang bagi peningkatan kerjasama perdagangan kedua negara. Hal itu terungkap dalam pertemuan antara Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Wakil Menteri Luar Negeri Venezuela Ruben Dario Molina, Kamis, di sela pertemuan BDF ke 11 di Nusa Dua Bali. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan bahwa hingga saat ini, tren perdagangan kedua negara masih belum menunjukkan tren positif. Hal ini menurut Retno disebabkan oleh krisis ekonomi yang masih melanda Venezuela. Selain itu, dalam pertemuan tersebut, Indonesia juga berharap agar Venezuela sebagai ketua Gerakan Non-Blok (Non-Aligned Movement) dapat membawa pengaruhnya untuk mendapatkan dukungan dari negara anggota untuk penyelesaian konflik Palestina.
“kita bicara masalah perdagangan yang menunjukkan tren yang tidak terlalu baik, tren penurunan. Kita sepakat untuk mencari jalan meningkatkan hubungan terutama di bidang ekonomi dengan Venezuela. Kita tahu Venezuela dalam posisi yang tidak baik. dan kita juga minta, saat ini Venezuela sedang menjadi ketua NAM (non Allign Movement/GNB). Kita minta keketuan Venezuela di NAM digunakan oleh Venezuela untuk mendapatkan dukungan dari negara anggota NAM bagi perjuangan Palestina. jadi sekali kali isu palestina saya bawa dalam pertemuan dalam wakil Menteri Luar Negeri Venezuela, karena Venezuela memegang keketuaan NAM.”
Penyelenggaraan Forum Demokrasi Bali ke 11 tahun 2018 di Nusa Dua Bali merupakan kali pertama bagi kehadiran pejabat tinggi Venezuela. Terkait hal itu, Menteri Retno Marsudi menyampaikan optimisme Indonesia bahwa demokrasi masih menjadi pilihan terbaik dalam melayani masyarakat. Mengingat demokrasi memberikan inklusifitas bagi semua kalangan. Retno juga menyebut bahwa saat ini Indonesia telah memilih jalan demokrasi untuk melanjutkan pembangunan yang lebih inklusif. (Ndy)
