Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justice (IGJ) Rachmi Hertanti menginginkan data pangan Nusantara benar-benar akurat sebelum melakukan langkah untuk mengajukan impor beragam komoditas pangan seperti jagung. Rachmi Hertanti kepada Antara di Jakarta, Selasa mengharapkan agar pemerintah jangan berspekulasi dalam menetapkan kebutuhan impor. Ia mengingatkan bahwa esensi dari kebijakan impor, khususnya di sektor pertanian, bisa dilakukan apabila produksi dalam negeri tidak dapat memenuhi kebutuhan.
Untuk itu, pemerintah dinilai harus membuka data-data ketersediaan produksi dalam negeri dulu kepada publik sebelum melakukan impor. Di tempat terpisah, Kementerian Pertanian menyebutkan keputusan pemerintah untuk membuka impor jagung tambahan sebesar 30 ribu ton disebabkan karena harga jagung pakan di tingkat peternak yang masih tinggi. Direktur Pakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Sri Widayati, mengatakan, Ini untuk mengantisipasi karena harganya masih tinggi. Antara