Anggota Dewan Perwakilan Rakyat RI, Almuzzammil Yusuf, mengatakan, penderitaan Muslim Uighur yang berada di Provinsi Xinjiang, Tiongkok, lebih berat dibandingkan penderitaan Muslim di Palestina. Almuzzammil dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (12/1), seperti ditulis Republikaonline, mengatakan, di Palestina, Israel masih membolehkan beribadah menjalankan shalat maupun puasa, tapi di Tiongkok tidak. Israel tidak melarang adanya Alquran di rumah ataupun yang berbasis aplikasi.
Kondisi itu berbeda dengan yang terjadi di Xinjiang, Muslim Uighur yang memiliki Alquran di rumahnya atau di ponsel, akan dibawa ke kamp penahanan. Pemerintah Tiongkok beralasan bahwa kamp tersebut merupakan kamp pelatihan keahlian. Almuzzammil berharap, pemerintah Indonesia meminta kejelasan tentang kamp itu pada pemerintah Tiongkok, karena itu merupakan pelanggaran hak asasi manusia yang luar biasa beratnya. ant.13.1’19.mar