Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Dwikorita Karnawati mengatakan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika-BMKG bersama Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tengah mengembangkan sistem deteksi dini kejadian tsunami melalui teknologi terbaru yaitu sensor bawah laut.
Dwikorita mengatakan di Jakarta, Selasa, teknologi deteksi dini melalui sensor bawah laut ini dapat mengetahui kejadian tsunami yang disebabkan baik oleh gempa tektonik, longsoran bawah laut, maupun longsoran gunung berapi seperti yang terjadi pada Gunung Anak Krakatau. Pengembangan teknologi sensor bawah laut tersebut saat ini masih dalam tahap usulan, dan paling tidak membutuhkan waktu satu tahun untuk perancangan dan satu tahun untuk uji coba. Sistem deteksi dini tsunami Indonesia saat ini sama seperti yang ada di Jepang dengan memberi peringatan akan terjadi tsunami dalam waktu tiga menit. Antara