Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan alokasi Bahan Bakar Nabati atau biodisel 2019 sekitar 6,2 juta kilo liter (kl). Berdasarkan data yang dihimpun Antaranews.com di Jakarta, Senin dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM alokasi tersebut untuk pencampuran bahan bakar minyak-BBM (B20) periode Januari-Desember 2019. Ada sebanyak 18 badan usaha BBM yang mendapatkan alokasi biodiesel untuk program B20.
PT Pertamina mendapatkan jatah sekitar 5,3 juta kl, terbanyak dibandingkan badan usaha lainnya. Sedangkan untuk pemasok Bahan Bakar Nabati (BBN) biodiesel terdapat 19 badan usaha, dengan PT Wilmar Nabati Indonesia sebagai pemasok terbesar dengan sekitar 900 ribu kl. Kebijakan pencampuran BBN sebesar 20 persen (B20) ke dalam BBM dinilai mampu menghemat impor solar sebesar lebih dari 900 juta dolar AS sejak dijalankan September 2018. Antara