Pemerintah RI menggelar pameran foto bertema "Menabur Benih Perdamaian" (Investing in Peace) di Markas Besar PBB di New York, Amerika Serikat untuk menunjukkan berbagai kontribusi Indonesia dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia. "Pameran ini merupakan showcase mengenai berbagai hal yang telah dilakukan Indonesia dalam berkontribusi untuk perdamaian dunia, terutama untuk misi pemeliharaan perdamaian PBB, demokrasi dan hak asasi manusia," kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di New York, Senin.
Pameran foto bertema "Investing in Peace" yang menampilkan kontribusi Indonesia bagi perdamaian dan kesejahteraan dunia serta pemajuan hak asasi manusia (HAM) itu akan berlangsung selama dua pekan, yakni pada 6-17 Mei 2019.
Kontribusi Indonesia yang ditampilkan dalam pameran foto tersebut terbagi dalam tiga gugus, yaitu investasi di bidang pemajuan demokrasi dan bina damai, investasi terhadap perempuan sebagai agen perubahan dan perdamaian, serta investasi di bidang kerja sama pembangunan. "Dari foto itu akan tampak sekali bagaimana Indonesia menjadi bagian dari perdamaian dunia. Perdamaian bukan hanya tidak adanya perang, tetapi juga menyangkut adanya demokrasi dan pembangunan," ujar Menlu Retno.
Pameran foto itu merupakan salah satu bagian dari seluruh rangkaian kegiatan dalam rangka Presidensi Indonesia di Dewan Keamanan PBB sepanjang Mei 2019. "Pameran foto itu menceritakan kontribusi Indonesia yang secara aktif terus ikut memelihara perdamaian dunia. Foto itu bersifat menangkap momen. Orang akan mengingat kembali berbagai kontribusi Indonesia. Jadi akan sangat memperkuat penilaian orang mengenai masalah kontribusi Indonesia," ucap Menlu Retno.
Indonesia pada Januari tahun ini resmi menjabat sebagai anggota terpilih Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019-2020. Indonesia telah menetapkan empat prioritas keanggotaanya pada DK PBB, yaitu memperkuat ekosistem perdamaian dunia dengan mengedepankan penyelesaian konflik melalui dialog; memperkuat sinergi antara DK PBB dengan organisasi kawasan; menanggulangi terorisme, radikalisme dan ekstremisme melalui pendekatan komprehensif; serta menciptakan sinergi antara penciptaan perdamaian dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Antara