Indonesia dan Ethiopia memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan hubungan dan kerja sama di bidang bisnis berbasis start-up, terutama yang dilakukan oleh pengusaha muda di kedua negara. Seperti halnya di Indonesia, saat ini bisnis berbasis start-up yang dijalankan kalangan muda di Ethiopia, juga mengalami perkembangan pesat. Pengusaha muda Indonesia akan melakukan sejumlah kerja sama dengan pengusaha muda Ethiopia.
Hal itu mengemuka dalam 1st Indonesia – Ethiopia Young Entrepreneurs Forum yang diselenggarakan Kedutaan Besar RI (KBRI) Addis Ababa, Ethiopia, Selasa (11/6) di Aula KBRI Addis Ababa. Forum dengan tema The Growing Trend of Start-up Businesses itu dihadiri sekitar 140 pengusaha muda Ethiopia dan pembicara dari Indonesia.
Forum pengusaha muda itu menampilkan lima pembicara, pengusaha dan pegiat millennial dari Indonesia dan Ethiopia. Pembicara dari Ethiopia adalah Markos Lemma (IceAddis) dan Kalewongel Tesfaye (Youth 2 Youth). Sementara pembicara dari Indonesia, Fathie Alwina (FASB Production), Edward Bryan Prasetya (Edward Architect and Partner), dan Kevin Alwino (Innovative Youth Project). Ikut menyampaikan Motivational Statements, Ahmed Assen Muhie, Sekjen KADIN Amhara dan Arwin Ludiansyah, professional muda Indonesia yang memimpin sebuah perusahaan multinasional terkenal di Ethiopia. Sebagai moderator, Christine Refina, pejabat Fungsi Politik, KBRI Addis Ababa.
Selain memaparkan perkembangan bisnis start-up di masing-masing negara, para pembicara juga berbagi pengalaman dengan peserta, termasuk tantangan-tantangan yang mereka alami dalam mendirikan dan mengembangkan usaha.
“Forum tersebut bertujuan untuk mendorong kerja sama ekonomi dan perdagangan Indonesia dengan Ethiopia terutama di kalangan pengusaha muda yang mengembangkan bisnis berbasis start-up,” kata Al Busyra Basnur, Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti, dan Uni Afrika ketika membuka secara resmi forum tersebut.
“Persoalan yang dihadapi pemuda dunia saat ini cukup banyak, terutama di bidang pendidikan dan lapangan kerja. Untuk mengatasi persoalan pemuda, perlu melibatkan pemuda itu sendiri, di antaranya adalah mendorong pemuda untuk membuka dan mengembangkan usaha-usaha sendiri, seperti bisnis berbasis start-up,” tambah Duta Besar Al Busyra Basnur.
Selain kerja sama ekonomi, Duta Besar Al Busyra Basnur juga menekankan pentingnya forum tersebut sebagai wadah pertemuan dan komunikasi pemuda Indonesia-Ethiopia. “Diharapkan forum ini juga melahirkan berbagai kerjasama antarpemuda kedua negara, termasuk program pertukaran pemuda Indonesia-Ethiopia,” tambah Duta Besar Al Busyra Basnur yang pernah dua kali mengikuti program pertukaran pemuda Indonesia-Kanada sebagai participant dan group leader.
“Forum tersebut mendapat sambutan yang luar biasa dari pengusaha muda Ethiopia. Hal ini terlihat dari jumlah peserta yang semula ditargetkan hanya 70 orang ternyata yang hadir 140 orang. Sehingga kita harus menambah kursi dalam jumlah yang banyak. Bahkan banyak pula peserta yang masih melanjutkan tukar pikiran sesama mereka mengenai usaha-usaha dibidang start-up sampai pukul 10 malam di ruang pertemuan setelah forum ditutup pukul 7.30 malam,” kata Ni Putu Anggraeni, pejabat Fungsi Ekonomi KBRI Addis Ababa. (Kemlu)