Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian bersama Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mendorong agar para peternak unggas di Indonesia dapat menerapkan praktik manajemen yang baik dengan "Biosecurity 3 Zona". Demikian dikatakan Direktur jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita, pada Sarasehan Peternak Layer bersama FAO Indonesia di Lampung, Kamis. Biosecurity 3 Zona adalah praktik pengelolaan perunggasan yang baik dan berstandar dengan membagi area peternakan menjadi tiga, yakni zona merah, kuning dan hijau.
Zona merah dikategorikan sebagai area dengan risiko tinggi (high risk) karena terindikasi adanya pencemaran kuman maupun bakteri. Chief Technical Advisor Unit Khusus Badan Pangan dan Pertanian PBB di Indonesia (FAO ECTAD) Luuk Schoonman mengatakan, hasil kajian FAO menunjukan bahwa implementasi biosecurity 3-zona secara rutin dan konsisten di peternakan ayam petelur secara signifikan menurunkan penggunaan antibiotik 40 persen dan disinfektan 30 persen. Antara