Peresmian jalur penerbangan baru Denpasar-Istanbul pada 17 Juli lalu menjadi momentum Kementerian Luar Negeri untuk selengagrakan kegiatan Penguatan Diplomasi Ekonomi bertajuk “Promosi Kerja Sama Ekonomi dan Pariwisata Indonesia-Turki bagi Pelaku Bisnis di Bali” di Denpasar (18-19/7). Kegiatan ini merupakan buah kolaborasi antara Kemlu RI, Perwakilan RI di Turki, Pemerintah Provinsi Bali dan Perwakilan Turkish Airlines di Indonesia.
Forum diskusi tersebut menekankan pentingnya peningkatan konektivitas antar hub internasional di masing-masing negara, yaitu Denpasar dan Istanbul dalam upaya mendorong peningkatan volume perdagangan Indonesia dan Turki. Dalam kesempatan tersebut, turut hadir empat orang vloggers dan wartawan perjalanan dari Turki yang mengagumi potensi pariwisata yang dimiliki Indonesia.
Upaya untuk mendorong peningkatan sektor perdangan dan pariwisata Indonesia ke Turki menemui beberapa tantangan, antara lain masih kurangnya material promosi dengan Bahasa setempat. Terkait hal ini, atas fasilitasi Kemlu dan Perwakilan RI di Turki, para vloggers tersebut selama dua hari berada di Bali telah membuat liputan-liputan menarik yang menggambarkan daya tarik tempat-tempat wisata di Bali lengkap dengan berbagai nuansa budaya maupun kuliner yang khas.
Kalangan bisnis Indonesia dan Turki menyambut baik peningkatan konektivitas rute penerbangan tersebut. Seiring dengan dibukanya penerbangan Istanbul-Denpasar oleh Turkish Airlines, maka Bali tidak hanya akan menjadi hub bagi penumpang ataupun wisman namun juga hub bagi logistik maupun ekspor-impor yang dapat bermanfaat bagi perkembangan kawasan timur Indonesia. Dengan demikian, Bali yang selama ini berperan sebagai bonded logistic center untuk kawasan timur akan mengalami lonjakan lalu-lintas pengiriman kargo internasional. Terkait hal ini komunitas bisnis Turki yang diwakili oleh Turkish-Indonesia Business Council atau perwakilan KADIN Turki di Indonesia menawarkan kerja sama investasi dalam pembangunan pergudangan di Bandara Internasional Ngurah Rai, dan berharap agar peningkatan konektivitas ini dapat dibarengi dengan jaminan kemudahan berinvestasi bagi para investor dari Turki melalui pembahasan perjanjian kerja sama investasi RI-Turki.
Dengan kegiatan ini diharapkan target pencapaian neraca perdagangan bilateral RI-Turki sebesar US$ 10 Miliar pada tahun 2023 dapat tercapai sebagai upaya peningkatan dari nilai perdagangan Indonesia-Turki saat ini yang baru mencapai nilai US$ 1,7 Miliar pada 2018. Kedua negara saat ini juga sedang melakukan negosiasi perdagangan Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA) yang diharapkan akan selesai putaran trade in goods pada awal 2020. Selain itu, jumlah wisatawan dari Turki ke Indonesia yang baru mencapai 20.000 WN Turki diharapkan dapat meningkat signifikan dan semakin seimbang dengan jumlah wisatawan Indonesia ke Turki yang pada tahun 2018 mencapai 80.000 orang. (Kemlu)