Akbar

Akbar

01
September

 

VOInews.id- Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa Indonesia berhasil melakukan lompatan 10 tangga peringkat daya saing dunia di tengah kompetisi antarnegara dalam memperebutkan peluang pasar ekspor dan investasi yang berlangsung sengit.

"Kita bersyukur IMD Global Competitiveness Index di 2023, Indonesia naik rangking dari 44 ke 34. Naik 10 peringkat, ini masuk kategori tertinggi di dunia karena lompatannya 10 peringkat," kata Presiden Jokowi saat berpidato di Pembukaan Rapat Kerja Nasional XVIII Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Tahun 2023 di Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis. Presiden Jokowi mengatakan daya saing Indonesia dalam kompetisi tersebut, salah satunya dibuktikan oleh capaian penyediaan infrastruktur yang memperoleh tanggapan positif dunia.

"Dan komponen competitiveness-nya, daya saing kita yang paling bagus di infrastruktur. Sekarang kita dinilai bagus di infrastruktur," ujarnya. Selain infrastruktur, kata Jokowi, efisiensi bisnis di Indonesia juga melompat naik 11 peringkat, diikuti efisiensi pemerintah yang juga naik empat peringkat.

"Tapi yang paling bagus adalah performa ekonomi, naik 13 peringkat dari sebelumnya 42 ke 29," katanya. Presiden Jokowi mengajak seluruh pihak untuk melanjutkan peningkatan competitiveness index Indonesia agar semakin baik dalam merespons persaingan global. "Urusan peringkat ini bukan kita yang mengeluarkan, tapi ini internasional," katanya.

 

Antara

01
September

 

VOinews.id- Para pemimpin Afrika sedang menyusun langkah bagaimana menanggapi aksi para perwira militer Gabon yang menggulingkan Presiden Ali Bongo untuk kemudian melantik sendiri kepala negara Gabon. Kudeta ini juga satu rangkaian dengan gelombang kudeta di Afrika Barat dan Tengah yang gagal dihentikan oleh negara-negara di kedua kawasan ini. Pengambilalihan kekuasaan ini mengakhiri kekuasaan selama enam dekade dinasti keluarga Bongo dan sekaligus menciptakan teka-teki bagi kekuatan regional yang kesulitan mendapatkan respons efektif dalam melawan delapan kudeta di wilayah tersebut sejak 2020.

Blok politik di Afrika Tengah, yakni Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Tengah (ECCAS), mengutuk kudeta tersebut dan berencana segera menggelar pertemuan para kepala negara untuk menentukan bagaimana menanggapi kudeta itu. ECCAS tidak menyebutkan tanggal pertemuan tersebut.

Presiden Nigeria Bola Tinubu, yang saat ini menjabat blok Afrika Barat ECOWAS, menyatakan akan bekerja sama dengan para pemimpin Afrika lainnya guna membendung apa yang disebutnya wabah otokrasi yang menyebar di seluruh Afrika.

Para perwira senior Gabon mengumumkan kudeta Rabu dini hari, tak lama setelah badan pemilu menyatakan Bongo dengan telah memenangkan masa jabatan ketiga setelah pemilu Sabtu pekan lalu. Pada Rabu, muncul video yang menunjukkan Bongo ditahan di kediamannya.

Dia meminta bantuan sekutu internasional tetapi tampaknya tidak menyadari apa yang terjadi di sekitarnya. Para perwira Gabon juga mengumumkan bahwa Jenderal Brice Oligui Nguema, mantan kepala pasukan pengamanan presiden, ditunjuk sebagai kepala negara. Peristiwa tersebut terjadi setelah kudeta empat tahun terakhir di Mali, Guinea, Burkina Faso, Chad dan Niger, yang memupus demokratisasi sejak 1990an dan membuat cemas kekuatan-kekuatan asing yang memiliki kepentingan strategis regional.

Kudeta juga menunjukkan terbatasnya pengaruh negara-negara Afrika setelah militer mengambil alih kekuasaan. ECOWAS mengancam intervensi militer di Niger setelah kudeta 26 Juli dan menjatuhkan sanksi, namun junta di sana belum juga mundur. Para pemimpin militer di negara lain juga menolak tekanan internasional, seperti Mali. Mereka berhasil mempertahankan kekuasaan dan beberapa bahkan mendapat dukungan rakyat.

 

Antara

01
September

 

VOinews.id- Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol akan mengunjungi Indonesia pekan depan guna menghadiri pertemuan puncak regional dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), kata kantor kepresidenan Korea Selatan pada Kamis. Yoon akan berada di Jakarta mulai Selasa hingga Jumat pekan depan untuk menghadiri KTT Korea Selatan-ASEAN, KTT ASEAN Plus Tiga, dan KTT Asia Timur (EAS).

Selanjutnya, Yoon menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo sebagai bagian dari kunjungan resminya ke Indonesia, kata Wakil Penasihat Keamanan Nasional Kim Tae-hyo kepada wartawan. Ibu negara Kim Keon Hee akan menemani Yoon dalam kunjungan tersebut. "Presiden Yoon berencana menekankan pentingnya menempatkan ASEAN bagi kami dengan menghadiri KTT ASEAN secara langsung untuk kedua kalinya secara berturut-turut," kata Kim saat jumpa pers di kantor kepresidenan.

"Secara khusus, beliau menyatakan rencana pemerintah dalam mendorong Prakarsa Solidaritas Korea-ASEAN (KASI) melalui rencana penguatan kerja sama pada bidang keamanan siber dan maritim, serta proyek kerja sama bidang inovasi digital," papar dia.

KASI diresmikan oleh Yoon pada KTT ASEAN di Kamboja November 2022. Prakarsa itu fokus meningkatkan komunikasi strategis dan kerja sama dengan 10 anggota ASEAN dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan. Prakarsa itu juga menjadi bagian inti dari strategi Indo-Pasifik Korea Selatan. Dalam pertemuan tiga hari itu, Yoon akan menyampaikan sikap Korea Selatan terhadap isu-isu regional dan internasional, termasuk program nuklir Korea Utara. Yoon juga akan menjelaskan rencana negaranya dalam mempertahankan dan berkontribusi pada tatanan internasional berbasis aturan, kata Kim.

 

antara

01
September

 

VOInews.id- Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menyampaikan bahwa 708 Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Gabon dalam keadaan aman dan tenang. "Terdapat 708 WNI yang tinggal di Gabon. Mayoritas adalah pekerja migran yang bekerja di industri perkayuan yang tinggal jauh dari Libreville. Mereka dalam keadaan yang aman dan tenang," kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu Judha Nugraha melalui pesan singkat di Jakarta, Kamis. Judha mengatakan bahwa Kedutaan Besar RI (KBRI) Abuja dan Konsul Kehormatan RI di Gabon terus memonitor situasi di Gabon pasca kudeta militer.

"Situasi di Libreville tetap aman dan tertib," kata Judha. Judha mengatakan bahwa KBRI telah menyampaikan imbauan para WNI agar terus waspada dan mengikuti perkembangan situasi serta jika mengalami permasalahan segera menghubungi hotline KBRI Abuja. Sebelumnya sekelompok pejabat militer senior di Gabon mengklaim telah merebut kekuasaan beberapa saat setelah badan penyelenggaraan pemilu negara tersebut mengumumkan kemenangan pemilu Presiden Ali Bongo untuk ketiga kalinya.

Mereka mengatakan hasil pemilu dibatalkan, seluruh perbatasan ditutup hingga pemberitahuan selanjutnya, serta seluruh badan negara dibubarkan. Belum ada komentar dari pemerintah Gabon, yang merupakan anggota kelompok produsen minyak OPEC, serta tidak ada kabar dari keberadaan Bongo yang terakhir terlihat di publik memberikan hak suaranya.

 

Antara