VOinews.id- Jutaan orang kehabisan makanan di Sudan, sedangkan beberapa lainnya meninggal dunia karena kurangnya perawatan kesehatan setelah empat bulan perang yang menghancurkan ibu kota Khartoum dan memicu serangan berbau etnis di Darfur. "Petani sudah hampir kehabisan waktu menanam tanaman untuk memberi makan mereka dan tetangga mereka. Pasokan medis sudah langka. Situasi sudah di luar kendali," kata badan-badan PBB dalam pernyataan bersama.
Konflik antara angkatan bersenjata Sudan dan milis Pasukan Pendukung Cepat (RSF) pecah pada 15 April, dipicu oleh ketegangan terkait transisi ke pemerintahan sipil. Konflik itu menjerumuskan Sudan ke dalam kekerasan dan mengancam mengguncang kawasan.
Lebih dari empat juta orang mengungsi, termasuk hampir sejuta orang yang menyelamatkan diri ke negara-negara tetangga Sudan. Warga sipil yang berada di negara-negara terdampak perang itu tewas diserang.
"Jenazah mereka yang terbunuh belum dikumpulkan, diidentifikasi atau dikuburkan," kata Elizabeth Throssell, juru bicara Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia, dalam sebuah pengarahan di Jenewa. PBB sendiri memperkirakan bahwa lebih dari 4.000 terbunuh.
Berbagai laporan mengenai serangan seksual bertambah sampai sebesar 50 persen, kata pejabat dana kependudukan PBB Laila Baker. Jutaan orang yang tetap tinggal di Khartoum dan kota-kota di wilayah Darfur dan Kordofan, menghadapi penjarahan yang merajalela. Mereka juga mengalami pemadaman listrik, komunikasi, dan air yang berkepanjangan.
antara
VOInews.id- Pemerintah melalui BUMN PT. PLN (Persero) kini menjalankan strategi tepat dalam memajukan desa di perbatasan Kalimantan Utara dengan daerah Sabah dan Serawak Malaysia bagian Timur, yakni dengan pengadaan listrik selama 24 jam. Upaya mensejajarkan diri dengan kemajuan desa di Negeri Jiran tersebut dengan membenahi energi listrik di sejumlah desa perbatasan, hal itu diakui General Manager PLN UID Kaltimra, Joice Lanny Wantania di Nunukan, Rabu.
Strategi itu tentu berdampak langsung untuk mengembangkan perekonomian antara desa Indonesia dengan Malaysia sebagai sesama negara ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara), juga sebagai komitmen negara melalui BUMN dalam pemerataan pelayanan dan akses kelistrikan.
"Program ini dilakukan melalui pembiayaan dana PMN (Penyertaan Modal Negara)," katanya. "Tercatat sudah ada tujuh desa di perbatasan dialiri listrik 24 jam. Desa terbaru yang mendapat aliran listrik semuanya berada di Kecamatan Sei Menggaris, yaitu yaitu Desa Sekaduyan Taka, Desa Tabur Lestari dan Desa Semaja," paparnya.
Ia menjelaskan bahwa secara bertahap sejumlah desa yang berbatasan langsung dengan Malaysia, mulai mendapat layanan listrik. Khusus tiga desa itu, PLN berhasil mengoperasikan listrik 24 jam bagi tiga desa tersebut sejak Juni 2023. Selama ini, pemandangan kontras terlihat antara desa di Malaysia dengan di Indonesia karena layanan listrik 24 jam di Negeri Jiran itu.
Tercatat sekitar 500 pelanggan yang terdata pada penyalaan di tiga desa itu. Tahapan untuk layanan penyediaan listrik 24 jam pada tiga desa itu sudah mulai sejak Februari lalu hingga akhirnya dapat beroperasi pada bulan Juni 2023. PLN berharap masuknya listrik di tiga desa perbatasan milik NKRI itu, dapat memajukan sektor kehidupan desa seperti ekonomi, sosial, pendidikan, dan sektor pendukung lainnya yang bergantung pada listrik.
Hal itu diharapkan denyut perekonomian antara Indonesia dan Malaysia bisa lebih berkembang dengan adanya layanan listrik 24 jam. Dia menambahkan, sepanjang 2023 sudah ada tujuh desa yang berhasil beroperasi listrik 24 jam, tersebar pada tiga kabupaten yaitu Desa Naha Aya, Desa Lepak Aru, dan Desa Long Pari (Kabupaten Bulungan); Desa Tengku Dacing (Kabupaten Tana Tidung); dan yang terbaru Desa Sekaduyan Taka, Desa Tabur Lestari, dan Desa Semaja (Kabupaten Nunukan). Ia menjelaskan dengan dukungan luar biasa dari Pemerintah melalui dana PNM membuat semangat kami untuk terus menerangi Nusantara tidak berhenti di sini.
antara
VOInews.id- Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian akan mengunjungi Arab Saudi dalam waktu dekat atas undangan timpalannya di Riyadh, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani.
Berbicara pada konferensi pers di Teheran, Kanaani mengungkapkan Amirabdollahian diundang oleh Menteri LUar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan. Namun, Kanaani tidak memberikan tanggal pasti lawatan, yang akan menjadi kunjungan resmi pertama menteri luar negeri Iran ke negara Arab tersebut setelah lebih dari tujuh tahun. Selama kunjungan itu, kedua belah pihak akan merundingkan berbagai masalah, termasuk perluasan kerja sama bilateral dalam bidang ekonomi, kata Kanaani.
Dia menekankan bahwa hubungan antara kedua negara perlahan makin menunjukkan kemajuan. Kanaani juga menyebutkan bahwa Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud mengundang Presiden Iran Ebrahim Raisi untuk mengunjungi Riyadh. Namun, dia mengatakan jadwal kunjungan presiden belum diputuskan.
antara