Andy Romdoni

Andy Romdoni

20
March

20.3.2024 KBRI TOKYOVOInews, Jakarta: Siswa Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT) mengikuti Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), Senin 18 Maret 2024. Menurut keterangan Kedutaan Besar RI Tokyo, SRIT menjadi Sekolah Indonesia di Luar Negeri (SILN) pertama yang para siswanya menjadi peuji alat ukur kemampuan bahasa Indonesia, setara dengan IELTS dan TOEFL.

“Sebanyak lima dari 20 siswa kelas 12 SRIT meraih predikat sangat unggul dalam UKBI,” tulis KBRI dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (20/3/2024).

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Tokyo, Amzul Rifin, merasa bangga atas keikutsertaan siswa SRIT dalam uji kemahiran berbahasa Indonesia.

"Kemahiran berbahasa merupakan salah satu modal utama untuk meningkatkan kemampuan literasi. Terlebih, mereka yang mengikuti UKBI adalah para siswa SRIT yang sudah cukup lama tinggal di Jepang dan terbiasa berbahasa selain bahasa Indonesia," katanya.

Hal senada dikatakan Kepala SRIT, Ari Driyaningsih. Menurutnya para siswa telah turut serta dalam mengupayakan pemeliharaan dan pemajuan bahasa Indonesia di Jepang.

Lima siswa yang memperoleh predikat sangat unggul adalah Shakila Hiroko Munir, Fariz Aditya Ramadhan, Hikaru Todoroki, Alejandro Rakai Olave, dan Ursula Catharina Tri Putri Boestami.

Shakila Hiroko Munir, salah satu peuji dari SRIT, mengaku senang mengerjakan rangkaian tes dalam UKBI.

"Tiga jenis tes yaitu menyimak, merespons kaidah, dan membaca, sangat menantang. Durasi 1,5 jam seperti tidak terasa," ungkap siswa SRIT kelahiran Tokyo yang meraih skor 702 dengan predikat sangat unggul.

Sementara itu peuji lain, Fariz Aditya Ramadhan, mengaku harus berkonsentrasi penuh saat mengerjakan tes.

"Untungnya, saya mendapatkan materi kaidah bahasa Indonesia yang intensif. Sehingga sebagian besar soal dapat dijawab dengan baik," kata Ketua OSIS SRIT periode 2022/2023 yang beroleh skor akhir 700 dengan predikat sangat unggul.

UKBI memiliki tujuh predikat: istimewa (skor 725--800), sangat unggul (641--724), unggul (578--640), madya (482--577), semenjana (405--481), marginal (326--404), dan terbatas (251--325).

Peuji berpredikat sangat unggul dinilai mampu memahami kaidah bahasa Indonesia untuk keperluan keilmiahan dengan cukup baik.

15
March

15.3.2024 PMI

VOInews, Jakarta: Palang Merah Indonesia (PMI) melakukan respon bencana banjir dan longsor di sejumlah wilayah di 6 provinsi yang terdampak banjir, yaitu Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Jambi, dan Jawa Barat. PMI Pusat di Jakarta mengirimkan total dana dukungan operasi respon kepada 6 provinsi sebesar Rp732.940.000 juta. Dana tersebut digunakan untuk asesmen atau pendataan di lokasi banjir, evakuasi dan pencarian korban hilang (SAR), distribusi air bersih, serta layanan kesehatan untuk masyarakat terdampak.

 

“Sampai saat ini kami masih melakukan respon tanggap darurat banjir di 6 provinsi tersebut. Sebanyak 437 relawan diturunkan untuk membantu masyarakat yang tersebar di berbagai kabupaten/kota. Mereka melakukan berbagai layanan bantuan, seperti distribusi air bersih, layanan kesehatan keliling, serta evakuasi dengan perahu karet,” kata Kepala Markas PMI Pusat Arifin Muh. Hadi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (15/3/2024).

 

Selain bantuan dana, PMI Pusat juga mengirimkan dukungan logistik ke masing-masing PMI setempat dalam bentuk jeriken, perlengkapan bayi, perlengkapan kebersihan, perlengkapan keluarga (family kit), selimut, tikar, martas, serta terpal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terdampak banjir. Bantuan didistribusikan langsung oleh relawan PMI setempat ke masyarakat terdampak.

 

Data Posko PMI Pusat per 14 Maret 2024, banjir dan longsor di Sumatera Barat melanda 12 kabupaten/kota. Sebanyak 30 orang meninggal dunia dan 11 orang hilang, 41.393 Kepala Keluarga (KK)/120.531 orang terdampak dan 85.940 orang mengungsi. Di Jawa Tengah, banjir terjadi di 10 kabupaten/kota yang berada di wilayah utara Jawa. Banjir mengakibatkan 2 orang meninggal, 64.408 KK/257.632 orang terdampak dan 2.362 jiwa mengungsi. Banjir juga merendam 24.213 rumah warga.

 

Di Kalimantan Barat banjir melanda 5 kabupaten yaitu Ketapang, Sambas, Bengkayang, Sintang, dan Melawi. Total 17.438 KK/87.417 jiwa terdampak. Di Jambi, 4 wilayah masih terdampak banjir yaitu Kabupaten Muara Jambi, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Kerinci, dan Kota Sungai Penuh. Banjir mengakibatkan sekitar 58 ribu KK atau 124 ribu jiwa mengungsi dan 13.201 rumah warga rusak. Sementara di Jawa Barat, banjir terpantau di Kabupaten Cirebon yang mengakibatkan 16.600 KK atau 83 ribu orang terdampak.

15
March

VOInews, Jakarta: Indonesia dan Selandia Baru mempersiapkan rencana pertemuan Joint Ministerial Commission kedua negara yang akan diselenggarakan pada Mei mendatang. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Indonesia dan Selandia Baru akan menggelar The 11th Joint Ministerial Commission (JMC) pada Mei di Wellington, Selandia Baru.

 

“Kami sekarang sedang mengerjakan substansi JMC. Kita ingat bahwa pada JMC terakhir pada bulan November 2021, kedua Pemerintah membuat komitmen untuk memajukan kerja sama ekonomi serta kerja sama pembangunan,” katanya dalam keterangan pers bersama usai menerima Deputi Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters, di Jakarta, Kamis (14/3/2024).

 

Retno Marsudi menggaris bawahi pentingnya mengevaluasi pencapaian dalam JMC dan menyegarkan kembali Rencana Aksi Indonesia dan Selandia Baru. “Untuk mengarahkan kemitraan komprehensif kedua negara menuju komitmen-komitmen yang telah disepakati,” katanya.

 

Beberapa hal yang akan menjadi fokus dalam JMC ke-11 diantaranya upaya mendorong peningkatan hubungan dagang antara Indonesia dan Selandia Baru, perkembangan pembahasan Perjanjian Pengakuan Bersama (Mutual Recognition Agreement-MRA) terkait produk halal dan usulan Selandia Baru terkait rancangan perjanjian dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

 

“Pemutakhiran Perjanjian Kerja Sama Pendidikan yang ada juga dapat menjadi potensi lain yang dapat dicapai oleh JMC,” kata Menlu Retno.

 

Dalam pertemuan, kedua Menteri Luar Negeri juga membahas keterlibatan Indonesia dan Selandia Baru di Pasifik. Menlu Retno menekankan pendekatan yang konsisten dari Indonesia untuk berperan aktif dalam memelihara perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan.

 

“Kami melakukannya dengan meningkatkan keterlibatan kami dengan organisasi regional, khususnya MSG (Melanesian Spearhead Group) dan PIF (Pasific Islands Forum), serta secara bilateral melalui kerja sama ekonomi dan pembangunan,” katanya.

 

Lebih lanjut, Indonesia juga berbagi pandangan yang sama dengan Selandia Baru mengenai tantangan bersama, seperti perubahan iklim, mitigasi bencana, serta pemberdayaan perempuan. Kedua Menlu juga membahas kerja sama dengan Forum Kepulauan Pasifik (PIF).

 

Sebagai salah satu mitra dialog PIF, Indonesia berharap pada KTT PIF Agustus mendatang di Tonga, PIF dapat melanjutkan pembahasannya mengenai pencapaian prioritas Forum berdasarkan prinsip saling menghormati, khususnya kedaulatan dan integritas wilayah.

 

“Saya percaya bahwa hal ini penting untuk mendorong kerja sama regional yang bersahabat dan efektif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di tengah ketegangan dan persaingan geopolitik,” kata Menlu Retno.

 

Retno Marsudi dan Winston Peters juga membahas peran Indonesia dan Selandia Baru dalam sejumlah isu regional dan global. Keduanya berbagi komitmen untuk berkontribusi dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan.

 

Kedua Menteri juga membahas kolaborasi dalam konteks ASEAN. “Indonesia berharap dapat bekerja sama dengan Selandia Baru dalam mengimplementasikan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) untuk membina kerja sama inklusif di kawasan, termasuk memperkuat kerja sama antara ASEAN dan PIF,” kata Retno.

 

Hal lain yang juga dibahas oleh kedua Menteri adalah situasi di Palestina. “Mengingat rekam jejak Selandia Baru dalam isu hak asasi manusia, saya yakin Selandia Baru juga mempunyai keprihatinan serupa terhadap krisis kemanusiaan di Palestina,” tutup Retno.

14
March

VOInews, Jakarta: Indonesia dan Selandia Baru mempersiapkan rencana pertemuan Joint Ministerial Commission kedua negara yang akan diselenggarakan pada Mei mendatang. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Indonesia dan Selandia Baru akan menggelar The 11th Joint Ministerial Commission (JMC) pada Mei di Wellington, Selandia Baru.

 

“Kami sekarang sedang mengerjakan substansi JMC. Kita ingat bahwa pada JMC terakhir pada bulan November 2021, kedua Pemerintah membuat komitmen untuk memajukan kerja sama ekonomi serta kerja sama pembangunan,” katanya dalam keterangan pers bersama usai menerima Deputi Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters, di Jakarta, Kamis (14/3/2024).

 

Retno Marsudi menggaris bawahi pentingnya mengevaluasi pencapaian dalam JMC dan menyegarkan kembali Rencana Aksi Indonesia dan Selandia Baru. “Untuk mengarahkan kemitraan komprehensif kedua negara menuju komitmen-komitmen yang telah disepakati,” katanya.

 

Beberapa hal yang akan menjadi fokus dalam JMC ke-11 diantaranya upaya mendorong peningkatan hubungan dagang antara Indonesia dan Selandia Baru, perkembangan pembahasan Perjanjian Pengakuan Bersama (Mutual Recognition Agreement-MRA) terkait produk halal dan usulan Selandia Baru terkait rancangan perjanjian dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).

 

“Pemutakhiran Perjanjian Kerja Sama Pendidikan yang ada juga dapat menjadi potensi lain yang dapat dicapai oleh JMC,” kata Menlu Retno.

 

Dalam pertemuan, kedua Menteri Luar Negeri juga membahas keterlibatan Indonesia dan Selandia Baru di Pasifik. Menlu Retno menekankan pendekatan yang konsisten dari Indonesia untuk berperan aktif dalam memelihara perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan.

 

“Kami melakukannya dengan meningkatkan keterlibatan kami dengan organisasi regional, khususnya MSG (Melanesian Spearhead Group) dan PIF (Pasific Islands Forum), serta secara bilateral melalui kerja sama ekonomi dan pembangunan,” katanya.

 

Lebih lanjut, Indonesia juga berbagi pandangan yang sama dengan Selandia Baru mengenai tantangan bersama, seperti perubahan iklim, mitigasi bencana, serta pemberdayaan perempuan. Kedua Menlu juga membahas kerja sama dengan Forum Kepulauan Pasifik (PIF).

 

Sebagai salah satu mitra dialog PIF, Indonesia berharap pada KTT PIF Agustus mendatang di Tonga, PIF dapat melanjutkan pembahasannya mengenai pencapaian prioritas Forum berdasarkan prinsip saling menghormati, khususnya kedaulatan dan integritas wilayah.

 

“Saya percaya bahwa hal ini penting untuk mendorong kerja sama regional yang bersahabat dan efektif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di tengah ketegangan dan persaingan geopolitik,” kata Menlu Retno.

 

Retno Marsudi dan Winston Peters juga membahas peran Indonesia dan Selandia Baru dalam sejumlah isu regional dan global. Keduanya berbagi komitmen untuk berkontribusi dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan.

 

Kedua Menteri juga membahas kolaborasi dalam konteks ASEAN. “Indonesia berharap dapat bekerja sama dengan Selandia Baru dalam mengimplementasikan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) untuk membina kerja sama inklusif di kawasan, termasuk memperkuat kerja sama antara ASEAN dan PIF,” kata Retno.

 

Hal lain yang juga dibahas oleh kedua Menteri adalah situasi di Palestina. “Mengingat rekam jejak Selandia Baru dalam isu hak asasi manusia, saya yakin Selandia Baru juga mempunyai keprihatinan serupa terhadap krisis kemanusiaan di Palestina,” tutup Retno.