Andy Romdoni

Andy Romdoni

08
May

WhatsApp Image 2024-05-08 at 17.17.38 04de776cVOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan Indonesia sangat mementingkan hubungan baik dengan negara-negara Pasifik. Hal itu ia sampaikan usai memimpin pertemuan Joint Ministerial Commission (JMC) ke-4 antara Indonesia dan Papua New Guinea (PNG) di Jayapura, Rabu (08/05/2024).

"Tahun lalu untuk pertama kalinya Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Negara Kepulauan dan Pulau-Pulau Kecil yang dihadiri banyak negara Pasifik," kata Retno.

Pada 2022, Indonesia menjadi tuan rumah The Indonesia Pacific Forum for Development yang menjadi forum untuk mengembangkan kerja sama konkrit dengan negara-negara Pasifik. Retno Marsudi menambahkan, pada masa kepemimpinan Indonesia di ASEAN tahun lalu, Indonesia juga memprakarsai kerja sama antara Sekretariat ASEAN dan Sekretariat Forum Kepulauan Pasifik (PIF).

"Inisiatif ini mendapat dukungan kuat baik dari ASEAN maupun dari PIF," katanya.

Lebih lanjut, Retno Marsudi juga mengatakan Presiden RI Joko Widodo juga menjadi tuan rumah pembicaraan trilateral dengan Perdana Menteri PNG dan Perdana Menteri Fiji tahun lalu di sela KTT APEC di San Francisco. Selain itu, menurut dia, kerja sama yang kuat juga terjalin antara Indonesia dengan negara-negara Melanesia (MSG).

"Indonesia mengembangkan kolaborasi yang kuat, termasuk program pelatihan untuk mendukung Peta Jalan MSG tentang Pengelolaan Perikanan, Pelatihan polisi Penjaga Perdamaian PBB, dan pelatihan Diplomatik untuk negara-negara anggota MSG," kata Retno.

Retno Marsudi menambahkan Indonesia juga sepakat untuk bekerja sama menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Pasifik dengan mempersiapkan negara-negara Pasifik dalam mengatasi tantangan bersama, termasuk terkait dengan perubahan iklim dan pengelolaan perikanan.

"Indonesia berkomitmen untuk bekerja sama dengan MSG dan PIF untuk memperkuat kapasitas kedua organisasi dalam mencapai tujuan tersebut," katanya.

08
May

Screenshot 2024-05-08 160048

VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, pada Rabu, memimpin pertemuan Joint Ministerial Commission (JMC) ke-4 antara Indonesia dan Papua New Guinea (PNG). Pertemuan bilateral ini diselenggarakan oleh PNG yang dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Justin Tkatchenko di Jayapura.

 

"Menteri Tkatchenko, kita menulis sejarah hari ini. Ini adalah pertama kalinya pertemuan bilateral antara Menlu RI dan PNG berlangsung di Jayapura," kata Retno Marsudi mengawali penyampaian keterangan bersama yang dipantau dari Jakarta.

 

Pertemuan JMC membahas sejumlah isu yang menjadi perhatian bersama Indonesia dan PNG. Menlu Retno menyampaikan, di bidang kerja sama politik dan keamanan, Indonesia menyambut baik proses ratifikasi Perjanjian Kerja Sama Pertahanan Baru oleh PNG dan menantikan implementasinya di masa mendatang.

 

"Sebagai dua negara yang bertetangga yang berbagi batas wilayah perbatasan, perjanjian ini penting untuk memperkuat keamanan kedua negara di tengah dinamika geopolitik di kawasan," kata Retno.

 

Menurut Retno, di dalam kerja sama perbatasan, kedua negara sepakat untuk mendorong kerja sama lebih luas untuk memperkuat konektivitas di area perbatasan.

 

Terkait kerja sama ekonomi, Indonesia dan PNG menyambut baik nilai perdagangan kedua negara yang mencapai USD247,6 juta pada tahun lalu. Retno Marsudi menyampaikan kedua negara sepakat untuk meningkatkan nilai perdagangan dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki.

 

"Oleh karena itu, Indonesia kembali menegaskan kembali komitmennya untuk memulai studi kelayakan bersama mengenai Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA) antar negara," kata Retno.

 

Selain itu, kedua negara juga menyambut baik instalasi awal infrastruktur jaringan listrik PLN di Wutung yang merupakan proyek tahap pertama.

 

Dalam hal kerja sama pembangunan, Indonesia menyampaikan komitmennya untuk bekerja bersama dengan negara-negara Pasifik termasuk PNG untuk memperkuat kerja sama pembangunan.

 

"Oleh karena itu, kami membahas cara-cara untuk memastikan bahwa kerja sama pembangunan dengan PNG akan lebih disesuaikan dengan kebutuhan PNG," kata Menlu Retno.

 

Tahun ini, Menlu Retno Marsudi mengatakan, Indonesia telah menyiapkan empat proyek. Pertama, modernisasi Rumah Sakit Port Moresby; revitalisasi beberapa infrastruktur umum di Vanimo; beasiswa untuk pelajar dan PNS PNG; dan pelatihan diplomasi menengah bagi diplomat PNG dan negara-negara Pasifik lainnya.

 

"Dan untuk lebih mendukung proyek-proyek dan kerja sama ini di masa depan, dengan senang hati saya sampaikan bahwa kita juga telah menandatangani dua perjanjian hari ini: yang pertama adalah Perjanjian Kerangka Kerja mengenai Pembangunan dan Kerjasama Teknis dan Perjanjian untuk pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi diplomat menengah karir dari negara-negara MSG (Melanesia)," kata Retno.

08
May

GEDUNG PANCASILAVOInews, Jakarta: Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri RI mengecam keras serangan militer Israel di kota Rafah, Gaza.

 

"Indonesia mengecam keras serangan militer Israel atas kota Rafah di Gaza serta penguasaan atas Perbatasan Rafah di sisi Palestina," tulis Kemlu RI di media sosial X yang dipantau dari Jakarta, Selasa (7/5/2024).

 

Indonesia menilai tindakan Israel atas pengusiran warga Palestina merupakan puncak kejahatan kemanusiaan.

 

"Setiap upaya pemindahan paksa atau pengusiran warga Palestina, termasuk dari Rafah, tidak dapat diterima karena tindakan tersebut merupakan puncak kejahatan terhadap kemanusiaan," tulis Kemlu RI.

 

Dalam pernyataannya, Kemlu RI juga mengatakan Indonesia dengan tegas menyerukan segera dilakukannya gencatan senjata permanen di Gaza.

 

"Indonesia menegaskan kembali seruan untuk segera mewujudkan gencatan senjata permanen di Gaza dan menghapuskan semua hambatan dalam penyaluran bantuan kemanusiaan," tulis Kemlu RI.

 

Kementerian Luar Negeri RI mengatakan bahwa komunitas internasional, terutama Dewan Keamanan PBB, harus segera menghentikan kejahatan brutal Israel dan mencegah bencana kemanusiaan yang lebih besar.

 

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan operasi kontraterorisme di bagian timur Kota Rafah, Jalur Gaza, Senin (6/5/2024). Di hari yang sama, Hamas mengumumkan mereka telah menerima proposal Mesir-Qatar untuk gencatan senjata guna menghentikan perang dengan Israel di Gaza.

27
April

27.4.2024 dubes swediaVOInews, Jakarta: Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN, Daniel Blockert mengatakan Indonesia telah menjadi pasar yang menarik bagi investor asal Swedia. Menurut dia, Di sela acara peluncuran ia menjelaskan hingga saat ini sudah ada perusahaan Swedia yang berproduksi di Indonesia dan berinvestasi di berbagai bidang.

 

"Indonesia merupakan pasar yang menarik bagi perusahaan Swedia. Kami memiliki perusahaan Swedia yang sudah berproduksi di Indonesia. Kami juga memiliki perusahaan yang berinvestasi di bidang lain di sini," katanya dalam peluncuran Platform Layanan Kesehatan 2024 yang menjadi bagian dari Kemitraan Berkelanjutan Swedia-Indonesia (SISP), di Jakarta, Jumat (26/4/2024).

 

Daniel Blockert mengatakan investor Swedia memiliki optimisme tinggi karena Indonesia sudah melakukan sejumlah reformasi yang mendukung iklim investasi di dalam negeri. Dengan adanya banyak fasilitas yang ditawarkan oleh Indonesia, Daniel Blockert mengatakan para investor menganggap investasi di Indonesia adalah langkah yang tepat.

 

"Saya pikir apa yang saya dengar ketika saya berbicara dengan perusahaan-perusahaan Swedia adalah bahwa terdapat banyak optimisme. karena reformasi telah dilakukan dan reformasi juga sedang berjalan dan menurut saya komunitas bisnis secara umum berpendapat bahwa ini adalah langkah besar ke arah yang benar," katanya.

 

Indonesia telah menjadi pasar yang potensial bagi investor Swedia. Menurut Duta Besar Daniel Blockert, ia akan sangat terkejut jika investasi Swedia di Indonesia tidak meningkat dalam tahun-tahun ke depan.

 

"Dan dengan pasar ini, dengan kemungkinan-kemungkinan yang Anda miliki di sini dengan banyaknya universitas, saya akan sangat terkejut jika investasi Swedia di sektor kesehatan tidak meningkat di Indonesia pada tahun-tahun mendatang. Dapat dikatakan bahwa ada banyak ketertarikan," katanya.

 

Sejak tahun 2020, Indonesia dan Swedia telah meningkatkan kerja sama bilateral kedua negara melalui skema Kemitraan Berkelanjutan Swedia-Indonesia (SISP) yang bertujuan mencapai Target Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030 yang ditetapkan PBB.

 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, pemerintah Indonesia mendorong peningkatan hubungan antar pelaku usaha Indonesia dan Swedia untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Ia meyakini, komunitas bisnis memiliki peran penting dalam menyukseskan upaya ini dengan difasilitasi oleh pemerintah.