Andy Romdoni

Andy Romdoni

03
February

VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi kembali mengangkat isu Palestina dalam Forum Menteri Uni Eropa Indo-Pasifik (EU Indo-Pacific Ministerial Forum) ke-3 di Brussels, Belgia. Dalam sambutan pada acara tersebut, ia mengatakan, ASEAN dan Uni Eropa (UE) harus berada di garda depan dalam menjaga konsistensi menghormati hukum internasional guna mencegah segelintir negara menguasai seluruhnya (the mighty takes all).

“Hal ini termasuk di dalam isu Palestina di mana lebih dari 7 dekade bangsa Palestina terus menghadapi ketidakadilan,” katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (3/2/2024).

Ia menegaskan bahwa Indonesia tidak akan tinggal diam dan akan terus membantu perjuangan bangsa Palestina mendapatkan haknya apa pun tantangan yang harus dihadapi.

Dirinya pun menyerukan kepada UE untuk menggunakan nurani menghentikan kekejaman di Palestina.

“Sebagai pendukung hukum internasional, Uni Eropa harus konsisten dalam isu Palestina karena konsistensi antara nilai dan perbuatan menunjukkan moralitas kita yang sesungguhnya,” katanya.

Dalam keterangannya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga menyampaikan agar negara-negara yang menunda dukungan keuangan bagi Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) untuk dapat mempertimbangkan kembali posisinya.

“Jangan sampai keputusan tersebut menjadi “collective punishment” kepada rakyat Palestina. Indonesia mendukung dibentuknya investigasi yang independen, kredibel, dan transparan untuk membuktikan tuduhan yang disampaikan kepada sejumlah pekerja UNRWA secara appropriate,” katanya.

Dirinya pun mengajak seluruh negara untuk menggunakan kompas moral dalam upaya untuk memperkuat kemitraan bagi terciptanya perdamaian dan stabilitas serta kemakmuran.

 

03
February

VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menghadiri pertemuan Forum Menteri Uni Eropa Indo-Pasifik (EU Indo-Pacific Ministerial Forum) ke-3 di Brussels, Belgia. Dalam sambutannya Menlu Retno menyoroti tantangan yang dihadapi dunia dari tahun ke tahun yang semakin besar, mulai dari perang di Ukraina, situasi Gaza, rivalitas kekuatan besar yang terus berlanjut, hingga kesenjangan kapasitas antar-negara yang menghambat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

“Saya tekankan bahwa yang diperlukan dari Forum ini adalah penguatan kolaborasi, kerja sama, dan kemitraan untuk memajukan kesejahteraan dan stabilitas di Indo- Pasifik. Saya sampaikan kita tidak ingin melihat kawasan Indo-Pasifik menjadi medan rivalitas. Yang kita inginkan adalah Indo-Pasifik sebagai pusat pertumbuhan,” katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (3/2/2024).

Hal itu, menurutnya, menjadi alasan ASEAN dibawah Keketuaan Indonesia tahun lalu menjadikan kolaborasi di Indo-Pasifik sebegai prioritas, termasuk melalui penyelenggaraan ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) dan memperkuat hubungan dengan Pacific Islands Forum (PIF) dan Indian Ocean Rim Association (IORA).

“Saya menekankan bahwa kerja sama di Indo-Pasifik harus inklusif, konkret, dan berpegang teguh pada hukum internasional dan paradigma kolaborasi. Prinsip-prinsip ini tertuang di AOIP sebagai panduan ASEAN dalam menavigasi dinamika di kawasan dan berinteraksi dengan mitranya dari luar kawasan,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Menlu Retno juga menyampaikan bahwa ASEAN dalam AMM Retreat di Luang Prabang, Laos, telah menyepakati untuk melanjutkan pengarusutamaan AOIP di semua mekanisme ASEAN.

“UE adalah mitra penting bagi Indonesia dan juga bagi ASEAN dalam mewujudkan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera,” katanya.

01
February

VOInews, Jakarta: KBRI Tokyo bekerja sama dengan Ikebana International dan Ikebana Tokyo Founding Chapter menggelar acara Jamuan Teh Petang dan Penanaman Pohon Sakura di Wisma Duta Besar RI Tokyo, Kamis (1/2/2024). Penanaman Pohon Sakura ini dilakukan oleh Duta Besar Republik Indonesia Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang dan Yang Mulia Putri Takamado beserta sejumlah tamu kehormatan.

 

Acara ini juga dihadiriIstri Perdana Menteri Jepang, Yuko Kishida, Istri Chief Cabinet Secretary Jepang, Yuko Hayashi, Penasihat Kehormatan Tokyo Founding Chapter (TFC), Etsuko Hattori, Presiden Ikebana Internasional, Tomoko Takada, Presiden TFC Miyoko Watanabe, para istri duta besar asing serta korps diplomatik.

 

Dalam sambutannya, Dubes Heri memastikan Penanaman Pohon Sakura ini menjadi penanda persahabatan Indonesia-Jepang. Pohon yang ditanam, menurutnya, juga akan menambah koleksi pohon Sakura di Wisma Duta.

 

"Penanaman Bunga Sakura oleh Yang Mulia Putri Takamado tidak hanya akan dikenang sebagai penutup peringatan 65 tahun hubungan Indonesia - Jepang sepanjang tahun 2023, tetapi juga sebagai penanda dekat dan kuatnya hubungan antar bangsa Indonesia dan Jepang. Pohon ini akan menambah koleksi 10 pohon Sakura di Wisma Duta," ujar Dubes Heri yang didampingi Ibu Nuning Akhmadi dalam keterangan yang diterima di Jakarta.

 

Ia menambahkan, penanaman pohon Sakura juga menjadi saksi kedekatan hati kedua negara. “Sebelumnya pada 7 September 2023 lalu, Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Jepang Kishida Fumio sepakat meningkatkan status hubungan bilateral kedua negara menjadi ‘Kemitraan Strategis Komprehensif.’ Acara hari ini adalah testimoni dari kedekatan hati Indonesia dan Jepang," katanya.

 

Sementara itu dalam sambutannya Yang Mulia Putri Takamado mengaku senang berkesempatan menanam Pohon Sakura di Wisma Duta. Selain menjadi sebuah kehormatan, ia menyebut, penanaman Pohon Sakura ini menjadi simbol persahabatan Indonesia Jepang.

 

Dalam kesempatan yang sama, Nuning Akhmadi yang juga menjabat Ketua Dharma Wanita Persatuan KBRI Tokyo menyampaikan apresiasi kepada Tokyo Founding Chapter dan Ikebana Internasional atas kerja sama yang telah terjalin, utamanya saat kegiatan Charity Bazaar.

 

Kegiatan penanaman pohon Sakura juga diramaikan dengan penampilan Tari Oleg Tamulilingan yang merupakan tari tradisional Bali. Tamu undangan juga berkesempatan melihat paparan merangkai bunga oleh Sita Laretna berjudul ‘Mayasari Indonesia Flower and Janur Arrangement’ secara virtual.

01
February

VOInews, Jakarta: Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo bekerja sama dengan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) menyelenggarakan Pergelaran Seni Budaya dan Lokakarya Tari Palegongan Rajapatni bertajuk ‘Palegongan Rajapatni Balinese Dance Performance from Traces of Majapahit’ di Gedung KBRI Tokyo, Jepang, Kamis (1/2/2024). 

 

Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi dalam sambutan pembuka menjelaskan pergelaran ini menjadi jembatan efektif mengenalkan ragam seni, budaya dan sejarah Indonesia kepada masyarakat Jepang. Para seniman, menurutnya, merupakan salah satu pilar kebudayaan Indonesia.

 

“Melalui kegiatan ini, kita dapat semakin memahami nilai-nilai, tradisi, dan sejarah Indonesia. Para ahli tari yang berpengalaman dari BPPI berbagi ilmu dalam Workshop Tari Palegongan Rajapatni. Para seniman ini yang menjadi salah satu pilar kebudayaan Indonesia dan perlu kita apresiasi. Ini adalah salah satu bagian dari upaya promosi seni, budaya, dan sejarah Indonesia dari KBRI Tokyo,” katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta.

 

Acara dihadiri oleh tidak kurang dari 50 tamu undangan yang terdiri dari akademisi, pemerhati seni budaya dan sejarah serta kalangan diplomatik. 

 

Hadir pula Dewan Pimpinan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia Dr. Catrini Pratihari Kubontubuh, Dekan Fakultas Sosial dan Ilmu Pengetahuan Universitas Waseda Profesor Osamu Soda, Dr. Riela Provi Drianda, Asisten Profesor Universitas Waseda, Pimpinan Delegasi Twente University Pasha Zadeh Monajjemi dan istri Duta Besar Mesir untuk Jepang Madame Hanan Abubakar. Kegiatan juga didukung oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Kanto, Jepang.

 

Dr. Catrini menjelaskan kegiatan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan budaya Indonesia, khususnya Bali dan Majapahit, kepada masyarakat Jepang. 

 

Pergelaran Seni Budaya dan Lokakarya diawali dengan penampilan Tari Tenun yang dibawakan oleh Jero Tumbuk Culture & Retreat dan Tari Palegongan Rajapatni yang dibawakan Ayu Bulan Dance.

 

Tari Tenun menggambarkan kegiatan sehari-hari perempuan Bali pada zaman dahulu yaitu menenun kain dengan alat yang sederhana. Sementara Tari Palegongan Rajapatni berkisah mengenai sosok Gayatri Rajapatni, istri dari Hayam Wuruk, Raja Majapahit. Gayatri Rajapatni digambarkan sebagai sosok perempuan yang cukup berpengaruh dalam berbagai kebijakan strategis Kerajaan Majapahit.  

 

Selain penampilan tari, kegiatan diisi dengan talkshow “Menemukan Kembali Jejak Kerajaan Majapahit - Bali” yang dibawakan oleh Ketua Dewan Pimpinan BPPI Dr. Catrini Pratihari Kubontubuh.

 

Di penghujung acara, para tamu undangan berkesempatan mengikuti Workshop Tari Bali, Workshop Ikat Kepala dan Tata Rambut Bali - Majapahit, serta Workshop Mandala atau menyusun bunga dalam satu wadah. 

 

Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (The Indonesian Heritage Trust) adalah organisasi masyarakat sejak 2004 yang aktif dalam ragam kegiatan pelestarian seni, budaya, dan pusaka Indonesia. Dengan Jepang, BPPI telah menjalin sejumlah kerja sama dalam berbagai fokus kegiatan seni dan budaya Indonesia di antaranya dengan Waseda University. BPPI juga lakukan kerja sama dengan Kyoto University sejak 2015 hingga kini dalam program Bali International Field School for Subak.