Kementerian Kesehatan Ekuador, Senin melaporkan 1.103 orang telah pulih dari penyakit COVID-19. Jumlah total kasus di Ekuador saat ini, mencapai 23.240 kasus, dengan 663 kematian. Dilansir dari Xinhua pada Selasa (28/4/2020), Menteri Dalam Negeri Maria Paula Romo mengatakan jumlah angka kesembuhan merupakan kabar baik di tengah pandemi. Romo menambahkan sejauh ini, 61.529 sampel telah diuji di antaranya 23.240 kasus dikonfirmasi.
Wakil menteri pengawasan tata kelola dan kesehatan, Francisco Xavier Solorzano, menyebut angka kesembuhan di Ekuador merupakan semua upaya dan komitmen yang dilakukan oleh layanan kesehatan di negara tersebut. Dia menambahkan bahwa 1.103 orang yang telah pulih telah diverifikasi oleh laboratorium dan ke 1.103 itu terbukti sudah tidak ada virus di dalam tubuhnya. rri.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta masyarakat meningkatkan kepedulian terhadap sesama, khususnya kepada tetangga di sekitarnya yang terdampak dan rentan akan pandemi COVID-19. Permintaan tersebut disampaikan Wapres Ma'ruf Amin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa. Selama pandemi COVID-19, yang telah menjadi musibah global, Wapres Ma'ruf mengatakan dampaknya tidak hanya di faktor kesehatan, melainkan juga di segi ekonomi karena industri menghentikan kegiatan produksinya untuk mencegah penyebaran virus tersebut.
Akibatnya, banyak masyarakat menjadi rentan dan semakin miskin karena pendapatannya terhenti. Oleh karena itu, Ma'ruf Amin meminta masyarakat dengan kecukupan dan kelebihan materi untuk membantu sesama dengan menjangkau tetangga sekitar yang kekurangan. antara
Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan, di tengah ancaman lesunya perekonomian akibat pandemi COVID-19, Bali masih mampu mengekspor manggis dan produk kerajinan tangan ke sejumlah negara. Artinya, ekonomi Bali tetap tumbuh di tengah situasi seperti ini. Demikian dikatakan Wayan Koster saat melepas ekspor manggis dan kerajinan tangan Bali ke Uni Emirat Arab (UEA) melalui video conference di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Jaya Sabha, Denpasar, Minggu (26/4).
Menurut Wayan Koster ekspor ini menunjukkan sektor pertanian dan kerajinan di Bali tetap berdenyut dan berjalan dengan normal bahkan mampu menembus pasar luar negeri. Ekspor ini juga memberikan peningkatan pendapatan kepada para petani di Bali, khususnya saat musim manggis seperti saat ini. Wayan Koster menjelaskan, selama ini pihaknya telah berupaya keras untuk meningkatkan hilirisasi dari produk pertanian dan industri kerajinan rakyat provinsi Bali. Diantaranya dengan membuka akses pasar dalam dan luar negeri.
Dalam pelepasan tersebut, satu ton manggis dikirim ke Dubai, Uni Emirat Arab dengan menggunakan jalur udara. Sedangkan kerajinan tangan sebanyak 504 kontainer lewat jalur laut melalui Pelabuhan Benoa.
Dilaporkan pula, secara rutin ekspor manggis dengan rata-rata 17 ton dalam dua kali seminggu dikirim ke Tiongkok dan kerajinan tangan melalui Pelabuhan Benoa dengan tujuan Amerika, Uni Eropa dan Australia.
Pada hari yang sama, produk perkebunan berupa kakao Bali serta bibit paprika juga diekspor ke Singapura dan Belanda. Produk kayu suar dan bambu Bali dikirim untuk menembus pasar Kanada, Portugal, Meksiko, Brazil dan Spanyol. Sedangkan pasar Jepang menjadi tujuan untuk hasil holtikultura seperti cabai keriting, cabai rawit, hingga buah jeruk nipis.
Sementara itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Denpasar I Putu Tarumanegara mengatakan ekspor produk pertanian hingga minggu ketiga di bulan April ini mencapai angka 799 ribu ton senilai 86 miliar rupiah. Diitambah tiga ribu ton ekspor produk hasil kehutanan ke berbagai negara senilai 42 miliar rupiah.
Khusus untuk manggis, periode Januari hingga Maret sudah diekspor 713 ton dengan nilai 53 miliar rupiah. Untuk bulan berjalan ini, angkanya di 65 ton dengan nilai 4,8 miliar rupiah.
Setelah kurang lebih dua bulan Indonesia dilanda kasus pandemi COVID-19, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID–19 melakukan peluncuran awal sistem informasi Bersatu Lawan COVID. Peluncuran ini disampaikan oleh Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Nasional, Wiku Bakti Bawono Adisasmito saat konferensi pers di Media Center Gugus Tugas di Jakarta pada Senin (27/4).
Bersatu Lawan COVID (BLC) merupakan sistem informasi satu data terintegrasi untuk peningkatan percepatan pencatatan data dalam rangka percepatan penanganan COVID–19 di seluruh wilayah di Indonesia. Wiku juga menyampaikan bahwa upaya tersebut membutuhkan kolaborasi yang kuat antara pusat dan daerah, kabupaten, kota sampai di tingkat RT dan RW. Pihaknya mengajak seluruh komponen bangsa, semua daerah hingga daerah perbatasan dan terpencil untuk dapat terhubung dengan pusat dan wilayah lainnya. Dia menambahkan bahwa satu data dapat menjadi navigator dalam pembuatan suatu kebijakan di pemerintah dengan keputusan yang tepat sasaran.
Menurut Wiku, BLC memiliki fungsi sistem mempercepat alur pencatatan data pada tingkat puskesmas, rumah sakit, laboratorium dan dinas kesehatan dari daerah. Selain itu, BLC dapat berfungsi untuk mengetahui lokasi rawan persebaran di Indonesia, sebaran kasus COVID–19, pencatatan hasil pemeriksaan Rapid Diagnostic Test -RDT dan pencatatan kebutuhan dan distribusi logistik di rumah sakit, laboratorium dan dinas kesehatan.
Sistem informasi ini dapat juga diakses oleh masyarakat dengan berbasis aplikasi telepon pintar yang harus diunduh terlebih dahulu. Melalui aplikasi tersebut, masyarakat dapat mengetahui lokasi rawan, menilai risiko COVID–19, fitur isolasi mandiri dan konsultasi online dengan dokter dan psikolog.
Peluncuran sistim ini merupakan perkembangan yang baik dalam penanganan pandemi COVID-19. Pemerintah pusat dapat belajar dari provinsi Jawa Barat yang telah lebih dulu mengembangkan informasi terbuka terkait penanganan pandemi. Jawa Barat telah mengembangkan aplikasi PIKOBAR (Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jawa Barat). Dalam aplikasi tersebut setiap hari, ada update tentang terduga, pasien, hingga alamatnya di level kelurahan. Aplikasi ini juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan donasi, mendaftar menjadi relawan, hingga aduan bagi warga yang merasa berhak, namun belum mendapatkan bantuan sosial.
Aplikasi ini mendapat pujian dari Perwakilan Program Pembangunan PBB -UNDP di Indonesia, Christophe Bahuet. Menurut Bahuet, aplikasi PIKOBAR sangat futuristik. Hal ini menunjukkan bagaimana pemerintah daerah bekerja di masa depan. Setelah COVID-19 berakhir, ini akan menjadi cara pemerintah daerah bekerja secara digital.
Masyarakat tentunya berharap aplikasi Bersatu Lawan COVID (BLC) akan juga futuristik dan bermanfaat terutama untuk tujuan menghentikan penyebaran COVID-19. Semoga informasi satu data dalam aplikasi ini dapat menumbuhkan kesadaran bersama untuk menjaga diri sendiri dan menjaga orang lain dalam semangat gotong royong.