Pimpinan Partai Politik (Parpol) tokoh agama, akademisi, dan pembuat kebijakan dari berbagai budaya dan agama dari seluruh dunia yang tergabung dalam Centrist Democrat International (CDI) berkumpul di Yogyakarta dalam pertemuan Executive Commitee Meeting pada 22 dan 25 Januari 2020. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi tuan rumah pertemuan ini. Pertemuan tersebut membahas peluang dan tantangan yang muncul dari bergulirnya proses pembentukan tata dunia baru yang kemungkinan akan menjadikan Eurasia –perpaduan Eropa dan Asia menjadi satu "benua super" sebagai titik-tumpunya. Sekretaris Jenderal Dewan Keagamaan Nahdlatul Ulama, K.H. Yahya Cholil Staquf dalam pertemuan CDI Kamis mengatakan nilai- nilai agama perlu diwujudkan dengan baik untuk mendorong tatanan internasional berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan.
“Kita perlu mengartikulasikan meluasnya pengakuan etika universal dan kerangka kerja kemanusiaan dan juga bahwa kita perlu memberdayakan potensi agama seperti Konghucu, humanisme barat, demokrasi Kristen, dan Islam. Kita perlu memberdayakan ini sebagai landasan bagi aliansi abad ke-21 untuk mempromosikan tatanan internasional tentang etika universal dan nilai-nilai kemanusiaan.”
Sementara itu Ketua PKB, Muhaimin Iskandar mengatakan, Forum Eurasia merupakan kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi para pemimpin dunia untuk membentuk aliansi abad ke-21. Dikatakannya, aliansi semacam itu akan dapat diwujudkan berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan dan universal yang dimiliki bersama yang mendasari tradisi agama dan budaya masing-masing. (voi)
Budayawan Indonesia, Franz Magnis Suseno menyambut positif pertemuan para pimpinan partai politik, tokoh agama, akademisi, dan pembuat kebijakan dari berbagai budaya dan agama di dunia. Franz Magnis dalam diskusi panel pada pertemuan Forum Eurasia Centrist Democrat International (CDI) di Yogyakarta kamis (23/1) mengatakan, agama dan budaya dapat menjadi jembatan komunikasi untuk memberikan solusi permasalahan antar bangsa.
“Karena komunikasi Islam semuanya itu saya rasa sebagai pemerkayaan. Saya hanya bisa mengatakan barangkali semua yang sempat masuk kedalam dialog seperti itu akan merasa bahwa kalau ada masalah, salah paham, pertentangan kita akan bisa mengatasinya secara adil dan beradab, secara manusiawi secara baik, justru dengan komunikasi .”
Franz Magnis Suseno juga mengapresiasi para tokoh dunia yang hadir dalam Forum Eurasia Centrist Democrat International (CDI) untuk berbagi pengalaman terkait nilai–nilai budaya dan kemanusiaan dari negaranya dan masukan untuk mewujudkan perdamaian. (voi)
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan kesehatan adalah pondasi ketahanan nasional suatu bangsa. Terawan Agus Putranto saat memberikan pembekalan bagi dokter spesialis, Kamis (23/1) mengatakan, sektor tersebut perlu diperhatikan betul. Ia mengatakan kasus yang sedang terjadi di Kota Wuhan, Tiongkok telah membawa pengaruh besar pada negara itu.
Hal tersebut hendaknya menjadi perhatian bagi semua masyarakat untuk menjaga kesehatan karena dapat mempengaruhi berbagai hal, termasuk pertahanan nasional suatu bangsa. Dikatakan, yang terkena virus 400 orang, meninggal 17 jiwa, jumlah penduduknya satu miliar lebih tapi dampak ekonominya bisa membunuh jutaan orang. (antara)
Indonesia meminta perhatian pemerintah Malaysia untuk meningkatkan pengamanan di perairan Sabah, yang sangat rawan terjadi penculikan terhadap nelayan warga negara Indonesia( WNI). Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di Jakarta, Kamis mengatakan, karena sudah ada kerja sama patroli trilateral antara Indonesia, Malaysia, dan Filipina untuk menjaga keamanan wilayah air masing-masing negara, maka Indonesia berpesan kepada pemerintah Malaysia untuk meningkatkan keamanan di perairan mereka.
Selain pemerintah, Menlu Retno juga meminta para pemilik kapal yang mempekerjakan para nelayan Indonesia untuk ikut menjaga keselamatan mereka. Baru-baru ini, penculikan terhadap lima anak buah kapal (ABK) WNI kembali terjadi di perairan Tambisan, Lahad Datu, Sabah, oleh kelompok Abu Sayyaf. (antara)