PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 1 melakukan cek kesehatan serta sosialisasi kepada penumpang guna mencegah penyebaran virus corona yang telah merebak di Tiongkok dan beberapa negara lainnya.Sosialisasi tentang penyakit Coronavirus dan upaya pencegahan penularannya dilaksanakan PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (Daop)1 Jakarta kepada calon penumpang di Stasiun Kereta Api Gambir dan Pasar Senen, Rabu.
Senior Manager Humas Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu mengatakan, sosialisasi penyakit dan pencegahan penularan virus corona ini dilakukan dengan pembagian masker, pemasangan spanduk yang berisikan informasi mengenai virus corona dan penyebarannya, pemasangan stiker enam langkah mencuci tangan yang baik, dan brosur mengenai pencegahan virus corona. Tidak hanya itu, PT KAI Daop 1 Jakarta melalui Unit Kesehatan juga melakukan pemeriksaan kesehatan bagi calon penumpang Kereta Api di Stasiun Gambir dan Pasar Senen yang memiliki keluhan kesehatan seperti demam, batuk pilek dan keluhan penyakit lainnya.ant.
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi terhadap masuknya penyebaran virus corona ke Indonesia melalui Pelabuhan Internasional di lingkungan Pelindo I.Vice President Humas Pelindo I, Fiona Sari Utami dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu mengatakan, di beberapa areal terminal penumpang Pelindo I telah dipasang alat thermal scanner untuk mendeteksi suhu tubuh sebagai antisipasi penyebaran virus corona, seperti di Terminal Penumpang Tanjung Pinang, Tanjung Balai Karimun, dan Dumai.
Fiona mengatakan seluruh cabang pelabuhan di lingkungan Pelindo I telah berkoordinasi secara intensif dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan atau Dinas Kesehatan setempat, untuk melakukan pemeriksaan bersama kepada penumpang embarkasi dan debarkasi di masing-masing cabang pelabuhan.Selain itu, Pelindo I juga mengingatkan untuk melakukan pengawasan awak kapal asing yang sandar di cabang pelabuhan dan memperketat pengawasan dan kontrol terhadap seluruh kegiatan operasional khususnya di Pelabuhan Internasional.ant.
Pemerintah terus mematangkan persiapan untuk mengevakuasi warga negara Indonesia dari Provinsi Hubei, Tiongkok, pasca mewabahnya virus corona tipe baru di negara itu sejak Desember laluPersiapan dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri bekerjasama dengan kementerian dan lembaga terkait, agar evakuasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat, sambil menunggu izin dari otoritas Tiongkok.Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, mengatakan, proses evakuasi menyangkut sebaran WNI yang cukup banyak dan tidak terfokus hanya di satu kota di Provinsi Hubei, jadi pemerintah mencoba mempersiapkan proses yang akan mendukung evakuasi nanti.
Persiapan evakuasi juga berkaitan dengan proses karantina lanjutan di negara tujuan, mengingat Kota Wuhan di Provinsi Hubei telah berstatus karantina selama sepekan terakhir untuk mencegah penyebaran virus lebih luas.Berdasarkan data Kemlu per Selasa (28/1) pagi, terdapat 100 WNI di Wuhan yang terdiri dari 84 mahasiswa dan 16 tamu mahasiswa dari tempat lain.Sementara di Provinsi Hubei secara keseluruhan terdapat 243 WNI.ant.30.1’20.mar/edt/ahm
Direktur Perundingan Bilateral, Kementerian Perdagangan Indonesia, Ni Made Ayu Marthini, dalam sambutannya di acara "Meet Bangladesh", berbicara tentang harapannya untuk masa depan ekonomi antara kedua negara di Jakarta pada Kamis (23/1) ). Acara ini untuk merayakan perjanjian perdagangan yang baru terbentuk antara kedua negara. Ni Made Ayu Marthini menekankan harapannya untuk perdagangan bebas dan tingkat perdagangan jasa yang lebih tinggi antara Bangladesh dan Indonesia.
“Dan saya sangat senang mendengar semangat Duta Besar yang baru saja disebutkan. Itu benar sekali. Pemerintah Indonesia saat ini - Semangat yang sama yang juga ditunjukkan oleh presiden kita untuk membuka daya saing. Bagaimana untuk menjadi kompetitif? di dunia yang global dan dunia yang kompetitif ini kami mendekati mitra dagang kami. Dan salah satu yang pertama kami anggap positif adalah Bangladesh.”
Made Ayu Marthini mengakui Indonesia sebelumnya hanya melihat ke negara-negara seperti AS, Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan untuk perjanjian perdagangan, tetapi menurut kebijakan baru Presiden Joko Widodo, Indonesia akan mulai berekspansi ke sumber yang sebelumnya belum dimanfaatkan, yaitu Afrika Selatan, Asia Selatan seperti Bangladesh dan Pakistan. Sementara itu, Duta Besar Bangladesh untuk Indonesia Mayor Jenderal Azmal Kabir mengatakan dia menantikan kemitraan ekonomi yang sedang berkembang dengan Indonesia dan menekankan minatnya pada peluang investasi Indonesia. (VOI / LAURA / AHM)