Chile akan mengenakan tarif nol persen untuk produk pertanian, perikanan, dan manufaktur Indonesia terkait Kesepakatan Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Chile (IC-CEPA). Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini di Jakarta, Senin mengatakan, produk pertanian seperti kelapa sawit, teh, kopi, pisang, sayur-mayur, diberi tarif nol persen langsung kalau Indonesia ekspor sekarang.
Tarif yang sama diberlakukan untuk produk manufaktur, alas kaki, ban, tekstil, perhiasan dan peralatan militer. Ni Made menjelaskan, hasil kajian Kementerian Perdagangan menunjukkan terdapat sejumlah produk yang nilainya masih kecil namun berpotensi meningkat dengan diterapkannya IC-CEPA.
Antara.
Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Dalam upaya melestarikan keanekaragaman tersebut, pemerintah bekerjasama dengan berbagai pihak melakukan berbagai upaya konservasi baik di habitat alami maupun di luar habitat alaminya. Sebagai satu upaya pengenalan dan pengawasan peredaran satwa liar di tingkat lapangan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan meluncurkan Buku Panduan Identifikasi Jenis Satwa Dilindungi. Buku ini merupakan kolaborasi KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutana) dengan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat -USAID dan pihak terkait lainnya. Peluncuran ini dilakukan pada Senin, 5 Agustus 2019 di Taman Wisata Alam Muka Kuning, Batam sebagai bagian dari peringatan Hari Konservasi Alam Nasional –HKAN. Direktur Jenderal Konservasi Dan Sumber Daya Alam, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wiratno usai peluncurkan buku menjelaskan, selain untuk edukasi, buku ini bisa menjadi petunjuk teknis bagi penegak hukum untuk mengawasi peredaran satwa liar dilindungi.
“Ini penting juga buat penegak hukum, lalu ada juga kajian-kajian tentang bagaimana sih mengidentifikasi suatu jenis reptile, misalkan komodo, ini dari penampakan morfologinya. Tapi dari segi DNA juga dikembangkan itu.”
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati, Indra Eploitasia menjelaskan, buku ini ditujukan bagi petugas bea cukai, karantina, TNI, polisi dan pelaku-pelaku di lapangan bagaimana mengenali satwa yang dilindungi. Menurutnya, ada 904 jenis satwa yang dilindungi sehingga menyulitkan petugas untuk mengidentifikasi satwa-satwa tersebut.
Sekar_V.O.I
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan setiap tahun memperingati tanggal 10 Agustus sebagai Hari Konservasi Alam Nasional. Tema peringatan Hari Konservasi Alam Nasional tahun ini yaitu “Spirit Konservasi Alam Millennial”. Peringatan Hari Konservasi Alam Nasional 2019 bertempat di Taman Wisata Alam Muka Kuning, Batam pada 5 hingga 7 Agustus 2019. Usai pembukaan Peringatan, Senin, Pejabat Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat–USAID Bidang Sumber Daya Alam, Andrea Pavlick mengapresiasi kerja pemerintah dan generasi muda Indonesia dalam melindungi keanekaragaman hayati. Menurut Pavlick, generasi muda melalui media sosial seperti Facebook, Instagram dan twitter menunjukan kepedulian mereka akan isu-isu konservasi alam.
“Kita melihat banyak komitmen dari pemerintah Indonesia dan komitmen yang bertumbuh dari masyarakat dan generasi muda untuk melestarikan keanekaragaman hayati. Peringatan Hari Konservasi Nasional ini merupakan peringatan yang mengesankan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan untuk konservasi. Saya melihat banyak gerakan konservasi di Indonesia.”
Lebih lanjut Andrea mengatakan, pihaknya merasa bangga dapat mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam upaya melawan kejahatan dan perburuan satwa liar dan membuat keputusan terkait konservasi berdasarkan sains dan bukti-bukti ilmiah. Dalam rangkaian kegiatan peringatan Hari Konservasi Alam Nasional 2019 tersebut, USAID melalui program BIJAK yaitu Bangun Indonesia untuk Jaga Alam demi Keberlanjutan, juga berpartisipasi dalam memasyarakatkan konservasi alam secara nasional melalui acara Millennial Talk.
Sekar_V.O.I
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan bantuan pengembangan kapasitas sektor-sektor ekonomi diupayakan Indonesia untuk mendukung perdamaian dan stabilitas Afghanistan. Salah satu program pengembangan kapasitas yang diberikan Indonesia yakni di sektor energi dan sumber daya mineral, mengingat Afghanistan memiliki berbagai macam mineral mulai dari bijih besi, tembaga, lithium, emas, dan lainnya.
Hal tersebut dikatakan Menlu Retno usai membuka Kursus Singkat Program Pengembangan Kapasitas Bidang Energi Sumber Daya Mineral untuk Afghanistan, di Auditorium Sekretariat Wakil Presiden di Jakarta, Senin. Menurut Menlu, dukungan Indonesia terhadap proses perdamaian di Afghanistan tidak hanya dilakukan secara politik, tetapi juga sosial ekonomi.
Antara.