Thursday, 01 August 2019 00:00

Jogja Cross Culture

Written by 
Rate this item
(1 Vote)
Batik to The Moon Peserta Parade Jogja Kota Batik melintas di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Kamis (26/10). Kegiatan pawai budaya yang diadakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY tersebut mengusung tema Batik to The Moon, dengan tujuan sebagai bentuk peringatan atas penetapan batik sebagai warisan budaya oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009 dan sebagai upaya menjaga serta melestarikan batik khas Yogyakarta. Batik to The Moon Peserta Parade Jogja Kota Batik melintas di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Kamis (26/10). Kegiatan pawai budaya yang diadakan Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY tersebut mengusung tema Batik to The Moon, dengan tujuan sebagai bentuk peringatan atas penetapan batik sebagai warisan budaya oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009 dan sebagai upaya menjaga serta melestarikan batik khas Yogyakarta. Foto : antaranews.com/Dimas Andika/ags/17.

 

Kota Yogyakarta dikukuhkan sebagai Kota Budaya ASEAN periode tahun 2018-2020. Pengukuhan itu sendiri dilakukan saat Forum ASEAN Ministers Responsible for Culture and Art 2018 lalu. Merespon pengukuhan itu, pemerintah Kota Yogyakarta menggelar Jogya Cross Culture pada 3 hingga 4 agustus mendatang di kawasan wisata Titik Nol Kilometer bekerjasama dengan komunitas Budayawan dan Seniman Muda.

 

 

Elemen masyarakat dari 14 Kecamatan Kota Yogya akan terlibat langsung dalam beberapa rangkaian kegiatannya. Rangkaian kegiatan ini mengusung semangat Gandeng Gendong, yakni program pemberdayaan yang jadi jargon pemerintah kota Yogya. Gandeng Gendong merupakan pemberdayaan dengan filosofi gotong royong berbagai elemen masyarakat yang terbagi menjadi 5K yakni Kota, Kampung, Kampus, Komunitas dan Korporat. Khususnya bagi Yogya, elemen ini ditambah dengan satu lagi yaitu Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

 

pada 3 Agustus, Lintas budaya akan dipresentasikan pada hari pertama Jogja Cross Culture lewat penampilan Wayang Kota. Ini merupakan kolaborasi Wayang Ukur yang diperkenalkan oleh maestro wayang Sigit Sukasman dengan lima dalang generasi milenial. Mereka akan menampilkan lakon Kancing Jaya.

Sedangkan pagelaran tanggal 4 Agustus 2019 menjadi momentun launching program Gandes Luwes, semacam program pembenahan fisik dan non fisik meliputi rehabilitasi bangunan lama dan baru, agar menampilkan karakter khas Jogja, pengenaan busana khas yang tengah digencarkan pemerintah Kota Yogyakarta.

 

Puncak Jogja Cross Culture menyajikan pertunjukkan Historical Orchestra dan Cross Culture Performance yang mengharmonisasikan seni karawitan, musik orkestra, kor, dan seniman-seniman Jogja yang berkolaborasi dengan seniman internasional dalam satu panggung. Adapun representasi akar budaya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang dihadirkan lewat Tepas Keprajuritan, akan berpartisipasi juga di Cross Culture Performance. Elemen komunitas juga ikut serta, selain komunitas seni musik, tari, visual, juga bergabung pada program ini komunitas permainan traditional, multimedia, dan forum-forum masyarakat online.

 

Antara.

Read 948 times Last modified on Thursday, 01 August 2019 11:38