Monday, 05 March 2018 10:10

Tingkatkan Investasi, Kemenperin Bentuk Satgas.

Written by 
Rate this item
(0 votes)


Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membentuk Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Pelaksanaan Berusaha sektor Industri. Satuan tugas tersebut dibentuk sebagai tindak lanjut terbitnya  Peraturan Presiden Nomor 91 tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian Perindustrian, Ngakan Timur Antara melalui keterangan resmi di Jakarta, Jumat,  (2/3) mengatakan, satuan tugas ini akan melakukan pengawalan dan percepatan penyelesaian perizinan usaha industri untuk investasi di sektor industri.

Ngakan menjelaskan, guna meningkatkan investasi di sektor industri, beberapa strategi yang akan dilakukan Kemenperin adalah melakukan optimalisasi pemanfaatan fasilitas fiskal seperti tax holiday, tax allowance, dan pembebasan bea masuk impor barang modal atau bahan baku. Selain itu, Kemenperin telah mengusulkan adanya terobosan fasilitas baru bagi kegiatan investasi dalam bentuk super deduction untuk kegiatan penelitian dan pengembangan serta vokasi serta pengurangan pajak pertambahan nilai bagi industri padat karya yang mampu menyerap lebih dari 1.000 orang.

Di samping investasi, upaya yang tengah dilakukan pemerintah adalah meningkatkan ekspor. Menurut Ngakan, sebagai strategi awal untuk peningkatan ekspor, Kemenperin telah melakukan identifikasi terhadap 15 industri prioritas berorientasi ekspor pada tahun 2018, yang meliputi industri pengolahan minyak kelapa sawit dan turunannya, industri makanan dan minuman, industri kertas dan barang dari kertas, industri crumb rubber, ban, dan sarung tangan karet, serta industri kayu dan barang dari kayu. Selanjutnya, industri tekstil dan produk tekstil, industri alas kaki, industri kosmetik, sabun dan bahan pembersih, industri kendaraan bermotor roda empat, industri kabel listrik, industri pipa dan sambungan pipa dari besi, industri alat mesin pertanian, industri elektronika, industri perhiasan, serta industri kerajinan. Ia menegaskan, pihaknya juga mendorong perluasan ekspor ke pasar nontradisional, seperti negara-negara di kawasan Amerika Tengah dan Selatan, Karibia, Eropa Tengah dan Timur berikut organisasi regionalnya, Afrika, Timur Tengah, serta negara-negara di sekitar Samudera Hindia yang memiliki potensi pasar yang besar untuk digarap.

Strategi lainnya, melalui lobi dan negosiasi dalam kerangka peningkatan kerja sama bilateral dan multilateral dengan mengurangi hambatan tarif dan non-tariff untuk membuka kemudahan penetrasi pasar. Upaya yang juga ditingkatkan adalah fasilitasi promosi produk dan business matching di negara tujuan ekspor baru. Ngakan menambahkan, terdapat fasilitas pembiayaan ekspor yang perlu dioptimalkan dalam rangka meningkatkan daya saing dari sisi harga di negara tujuan ekspor.

Sementara itu Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Kuliah Umum di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh, (25/2/2018) mengatakan,kekuatan ekonomi Indonesia sangat diperhitungkan sebagai salah satu pemain kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi global. Indonesia mampu memberikan kontribusi sebesar 2,5 persen terhadap pertumbuhan dunia. Capaian tersebut mengungguli Korea Selatan, Australia, Kanada, Inggris, Jepang, Brasil dan Rusia. Berdasarkan hasil analisa World Economic Forum, Asia semakin mendominasi pertumbuhan dunia pada tahun 2017 dan diperkirakan hingga tahun berikutnya.

Read 842 times Last modified on Monday, 05 March 2018 07:13