Thursday, 19 July 2018 07:50

Laskar Hijau Kembangkan Pengolahan Sampah Dengan Cacing.

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Kelompok Swadaya Masyarakat Laskar Hijau Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melakukan ujicoba pengolahan sampah organik menggunakan bantuan cacing pengurai.

Penggerak Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Laskar Hijau, Arie Kurniadi kepada kantor berita Antara di Muntok, Minggu mengatakan, ujicoba sudah dilakukan beberapa bulan terakhir dan hasilnya cukup menggembirakan. Mereka mengharapkan ke depan pola ramah lingkungan ini bisa dikembangkan warga dan kelompok lain agar sampah organik bisa dikendalikan bersama-sama.

Menurut Arie Kurniadi, pola penguraian sampah organik menggunakan cacing pengurai sudah dilakukan di beberapa lokasi di Pulau Jawa, dan sudah terbukti mampu mengendalikan penumpukan sampah rumah tangga. Selain mampu mengurai sampah organik dengan cepat, kotoran cacing yang dihasilkan juga memiliki nilai ekonomi tinggi karena dimanfaatkan sebagai kompos organik.

Arie Kurniadi mengungkapkan, mereka akan mencoba mengembangkan pengolahan sampah organik dalam skala lebih besar. Sampah didapat dari anggota KSM Laskar Hijau yang saat ini berjumlah sekitar 350 rumah tangga. Dari 350 rumah tangga yang terdaftar, KSM Laskar Hijau berhasil mengendalikan kurang lebih 0,6 ton sampah rumah tangga per hari.

Pada awalnya, gerakan swadaya yang berdiri pada awal 10 Januari 2018 tersebut beranggotakan sekitar 100 rumah tangga di wilayah Kelurahan Sungaidaeng, Muntok. Namun saat ini terus berkembang hingga 350 anggota yang tersebar di Kelurahan Sungaidaeng, Sungaibaru, Tanjung, Airbelo dan Belolaut.

Arie optimistis, pola pengendalian sampah yang dikembangkan akan membawa dampak dalam pelestarian lingkungan sekaligus memberi manfaat positif bagi kesejahteraan masyarakat. Dikatakannya, Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Laskar Hijau menargetkan selain bisa mengendalikan sampah secara mandiri, ke depan juga bisa memberi andil dalam pengembangan agrowisata yang edukatif dan sehat.

Read 895 times