“Saya menekankan pentingnya kesatuan dan solidaritas dari kelompok G77, karena dari satu krisis ke krisis lain negara berkembang selalu paling terdampak. Saya juga menekankan, bahwa spirit Bandung menjadi lebih relevan saat ini,” katanya dalam keterangan tertulis Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Sabtu (16/9/2023).
Dalam pernyataan tersebut, Retno menjelaskan peran presidensi G20 di tahun 2022 dan keketuaan ASEAN di tahun ini. Menurutnya,dalam peran itu, Indonesia berkomitmen untuk membawakan kepentingan negara berkembang.
Retno mengatakan bahwa G77 harus menjadi kompas moral untuk multilateralisme, solidaritas dan kemitraan yang saling menguntungkan. Ia menekankan pentingnya upaya memperkuat hak pembangunan untuk negara berkembang, termasuk hak menjadi bagian dari rantai pasok global. Ia juga mendorong kerja sama sains, teknologi, dan inovasi (STI) serta aksesnya yang lebih kuat untuk negara berkembang.
“Indonesia mendorong perkuatan kerja sama STI dan siap untuk berkontribusi, baik melalui NAM Centre for South-South Cooperation maupun kerja sama pembangunan Indonesia,” katanya melanjutkan.
Pertemuan KTT G77 di ibu kota Kuba ini menghasilkan sebuah dokumen kesepakatan bernama Deklarasi Havana. Deklarasi ini menggarisbawahi peran penting STI dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dan mengatasi berbagai tantangan global.
Deklarasi Havana menyoroti kesenjangan akses antara negara berkembang dan negara maju terhadap STI yang perlu diantisipasi. Dalam deklarasi ini, negara-negara G77 berkomitmen menguatkan kerja sama selatan-selatan, selatan-utara, dan triangular di bidang STI.
G77 adalah kelompok kerja sama negara-negara anggota PBB yang terdiri dari 134 negara berkembang, dengan agenda utama memajukan kerja sama pembangunan. G77 dibentuk pada tahun 1964 oleh 77 negara non-blok, dan pertemuan perdananya berlangsung di Aljir, Aljazair pada tahun 1967.