“Bapak Presiden akan memimpin bersama KTT ASEAN-Jepang mengingat Indonesia masih memegang Keketuaan ASEAN. KTT ASEAN-Jepang ini juga merupakan kegiatan besar terakhir keketuaan Indonesia di ASEAN,” kata Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi dikutip dari keterangan resmi Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta pada Sabtu.
Pertemuan dengan PM Kishida memberikan beberapa hasil. Salah satunya ialah selesainya perundingan substantif Protokol Perubahan dari Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang (IJEPA) setelah empat tahun dibahas. Retno menyebut kesepakatan tersebut sedang dalam tahap penyamaan bahasa hukum, dan ditargetkan dapat diterapkan pada awal 2024.
“Setelah proses (penyamaan bahasa hukum) ini selesai, akan dilakukan proses penerjemahan dan ratifikasi di parlemen sesuai prosedur masing-masing negara. Dengan adanya kesepakatan baru IJEPA ini, ditargetkan (kesepakatan ini) dapat diimplementasikan pada kuartal pertama tahun 2024,” katanya melanjutkan.
Selain itu, Presiden Jokowi dan PM Kishida membahas transisi energi, di mana Indonesia menjadi salah satu inisiator Komunitas Nol Emisi Asia (AZEC). Presiden menekankan terwujudnya proyek-proyek prioritas, seperti pembangkit listrik geotermal di Muara Laboh, Sumatera Selatan. Presiden juga mengangkat perlunya kemitraan mineral kritis, mengingat kesiapan Indonesia menjadi bagian dari produksi baterai kendaraan listrik dunia.
Dari pertemuan tersebut, PM Kishida menyatakan komitmen Jepang membangun MRT Jakarta jalur Timur-Barat, yang ditargetkan bermula Agustus 2024. Selain itu, Jepang berkomitmen membantu pembangunan ekonomi pulau-pulau terluar Indonesia, termasuk industri perikanan. Jepang juga menyatakan telah menghibahkan kapal patrolinya senilai ¥9 miliar (sekitar Rp983 miliar) kepada Badan Keamanan Laut (Bakamla).
“Hibah kapal ini akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas kemaritiman, termasuk dari sisi penegakan hukum,” kata Retno.
Selain pertemuan bilateral, Presiden Jokowi dan PM Kishida menerima dua dokumen proposal. Sebuah dokumen merupakan hasil dari KTT Pemimpin Bisnis Muda ASEAN-Jepang (ASEAN-Japan Young Business Leaders’ Summit). Dokumen lainnya datang sebagai hasil KTT Pemimpin Bisnis Gen-Z ASEAN-Jepang (ASEAN-Japan Gen-Z Business Leaders Summit).
Proposal ASEAN-Japan Young Business Leaders’ Summit berisi upaya-upaya memperkuat implementasi Ekosistem Ko-Kreasi ASEAN-Jepang (ASEAN-Japan Co-Creation Ecosystem). Ini mencakup 4 pilar, seperti penguatan kolaborasi pebisnis ASEAN dan Jepang serta pengembangan inovasi dan ekosistem usaha rintisan. Pilar lainnya ialah pembangunan berkelanjutan dan pembangunan inklusif berbasis kecerdasan buatan dan deep tech.
“Sementara proposal dari (ASEAN-Japan) Gen-Z Business Leaders (Summit) berisi ide kebijakan untuk mengatasi permasalahan sosial di 4 area: ketahanan pangan, dekarbonisasi atau circular economy [ekonomi sirkular], dampak sosial, dan juga ekosistem start-up [usaha rintisan],” ujar Retno.