Monday, 27 August 2018 00:00

Pencak Macan, Tradisi Yang Mulai Punah

Written by 
Rate this item
(7 votes)

Warna Warni edisi kali ini akan mengajak Anda untuk mengetahui pencak Macan sebuah tradisi desa Lumpur di Gresik yang hampir punah. Desa Lumpur adalah salah satu desa yang terletak di daerah pesisir utara kota Gresik. Konon menurut ceritanya desa ini berasal dari tepian pantai yang berlumpur dan mengendap. Karena perubahan alam dan kebutuhan penduduk maka tepian pantai tersebut menjadi suatu pemukiman yang dinamakan Desa LUMPUR. Salah satu seni tradisi yang masih dipegang teguh dan dipelihara adalah Kesenian “PENCAK MACAN”.

Seni tradisi Pencak Macan adalah adalah salah satu kesenian sebagai pengiring dalam arak-arakan pengantin tradisional masyarakat Lumpur Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik. Tradisi ini merupakan budaya warisan leluhur yang berusia ratusan tahun yang hingga sekarang masih terjaga kelestariannya. Filosofi dari pada Pencak Macan pada dasarnya adalah kembali kepada jati diri manusia itu sendiri. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk lain ciptaan Allah SWT, di dunia yang fana ini. Seni pencak macan mengandung nila-nilai filosofis ajaran Islam yang bermuara pada upaya untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.

Dalam pencak macan digambarkan empat karakter yang diwakili oleh seekor macan, monyet, genderuwo, dan seorang pendekar. Macan melambangkan manusia yang berwatak keras dan emosional. Monyet melambangkan sosok manusia yang jahil, nakal, lucu, dan suka mengganggu. Sedangkan genderuwo atau hantu melambangkan hawa nafsu yang selalu ingin menguasai manusia. Namun semuanya berhasil dikalahkan oleh seorang pendekar berjiwa ksatria. Pencak Macan ini biasanya ditampilkan dalam hajatan perkawinan, khitanan, bersih desa, sedekah bumi dan sebagainya. Selain juga biasa dipentaskan dalam acara yang diadakan oleh pemerintah.

Pada awalnya, tradisi kesenian Pencak Macan ini merupakan tradisi yang biasa digunakan untuk Arak-arakan (pengiring) dalam Temu Pengantin, yang dimulai dari rumah pengantin laki-laki menuju kerumah pengantin wanita. Pada dasarnya tradisi kesenian Pencak Macan secara filosofis mempunyai makna dan arti sebagai pengingat tentang liku-liku kehidupan dalam menghadapi hidup berumah tangga bagi seorang pengantin laki-laki dan pengantin wanita sebagai Suami Istri. Sesuai dengan perkembangan jaman, Pencak macan ini kemudian semakin banyak ditampilkan dalam berbagai acara dan kegiatan.

Demi menjaga kelestarian tradisi yang sudah berlangsung selama ratusan tahun itu, masyarakat pecinta seni dan budaya Gresik mengemas tradisi pencak macan menjadi seni pertunjukan dan pengiring rombongan pengantin. Upaya melestarikan seni tradisi seperti pencak macan jelas perlu didukung. Dibutuhkan peran aktif pemerintah dan masyarakat agar seni tradisi tidak hilang ditelan zaman. Baiklah pendengar, demikian informasi mengenai pencak Macan sebuah tradisi desa Lumpur di Gresik yang hampir punah.

Read 5345 times Last modified on Monday, 27 August 2018 15:30