Thursday, 06 September 2018 00:00

Tradisi Keduk Beji

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Hari ini akan memperkenalkan kepada anda Tradisi Keduk Beji. 28 Agustus kemarin, masyarakat Desa Tawun, Kecamatan Kasreman, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur memadati Taman Wisata Tawun. Disana mereka menggelar tradisi atau upacara adat Keduk Beji. Tradisi ini merupakan tradisi budaya penduduk Desa Tawun sejak zaman dulu. Tradisi Keduk Beji adalah penyilepan dan penggantian kendi yang disimpan di pusat sumber air Beji. Pusat sumber tersebut ada di dalam gua. "Setiap tahunnya, kendi di dalam sumber air Beji diganti melalui upacara ini. Hal tersebut dilakukann agar sumber air Beji tetap bersih.

sumber air Beji di Taman Wisata Tawun merupakan sumber air yang sangat penting bagi warga sekitar. Air dari sumber itu digunakan untuk minum, pengairan sawah, dan sumber air di taman Tawun sendiri. Karenanya, kebersihan sumbernya harus terus dijaga. Terlebih saat musim kemarau, keberlangsungan air di sumber Beji sangatlah penting. Selain untuk melestarikan sumber air, upacara Keduk Beji juga merupakan ikon wisata budaya Pemerintah Kabupaten Ngawi. Banyak wisatawan yang datang ke Taman Wisata Tawun untuk menyaksikan ritual adat ini.

Upacara adat Keduk Beji digelar setiap Selasa Kliwon berdasarkan penghitungan tanggal Jawa Islam. Upacara ini dimulai dengan melakukan pengedukkan atau pembersihan kotoran di dalam sumber Beji. Seluruh laki-laki warga Desa Tawun, baik tua, muda, maupun anak-anak turun ke sumber air untuk mengambil sampah dan daun-daun yang mengotori kolam dalam setahun terakhir. Selama proses pembersihan, laki-laki yang berada di sumber air Beji menari dan melakukan tradisi saling pukul dengan ranting sambil diiringi tabuhan gendang.

Setelah melakukan tradisi saling pukul, upacara dilanjutkan dengan penyilepan dan penggantian kendi di dalam pusat sumber. Yang berhak menyelam dan mengganti kendi di sumber air adalah keturunan dari Eyang Ludro Joyo yakni tokoh sesepuh desa yang dulunya dipercaya jasadnya menghilang di sumber Beji saat bertapa. Upacara dilanjutkan dengan penyiraman air legen (air pohon lontar) ke dalam sumber Beji, dan penyeberangan sesaji dari arah timur ke barat sumber. Kemudian, upacara ditutup dengan selamatan dan makan bersama berkat dari Gunungan Lanang dan Gunungan Wadon yang telah disediakan bagi warga. Selamatan dan makan bersama ini dilakukan dengan harapan warga mendapatkan berkah.

Read 2003 times Last modified on Thursday, 06 September 2018 14:12