Friday, 09 February 2018 15:18

Beranda Diplomasi

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Informasi pertama datang dari Frankfurt, Jerman.  Dalam rangka melestarikan budaya tari nasional Indonesia sebagai salah satu kekayaan bangsa Indonesia dan untuk memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada warga Jerman, Konsulat Jenderal RI Frankfurt kembali mengadakan Kursus Tari Tradisional untuk anak dan dewasa di tahun 2018. Semenjak tahun 2016, Konsulat Jenderal RI Frankfurt telah membuka kelas tari tradisional Indonesia yang diikuti oleh masyarakat Jerman dan Indonesia, baik dewasa maupun anak-anak. Tari yang diajarkan adalah tari Pendet, tari Japong, dan tari Ngaronjeng, serta tari Merak.  Untuk awal tahun 2018, Konsulat Jenderal RI Frankfurt menyelenggarakan kursus tari piring asal Sumatra Barat, yang akan diadakan selama 10 kali pertemuan. Kursus dilakukan tiap hari Sabtu, dan dibagi dalam 2 kelas, yaitu kelas anak-anak dan kelas dewasa,

 

Informasi berikutnya datang dari Colombo, Sri Lanka. Duta Besar RI Colombo, I Gusti Ngurah Ardiyasa, bersama beberapa staf Kedutaan Besar RI telah menyelenggarakan kegiatan promosi budaya dan pariwisata Indonesia di Wycherley International School Colombo Sri Lanka. Acara tersebut dibuka oleh seorang Guru Senior, Indranie Nallaiah, dan dihadiri oleh Kepala Sekolah  Wycherlle, Kingsley Jayasinghe. Seperti dilaporkan Kedutaan Besar RI Colombo, pada acara tersebut, Duta Besar RI menyampaikan kepada siswa mengenai sejarah hubungan diplomatik Indonesia Sri Lanka, letak geografis, dan budaya Indonesia. Selain itu, Duta Besar RI menyampaikan apresiasinya kepada Wycherley International School atas peran aktifnya dalam mengikuti kunjungan “Open Ship KRI Bima Suci" beberapa waktu lalu saat singgah di pelabuhan Colombo. Para siswa tertarik dengan fakta geografis, serta keberagaman etnis, budaya, bahasa, dan agama. Selain itu, mereka juga sangat tertarik mengetahui keberagaman destinasi tujuan wisata di Indonesia.

 

Informasi terakhir datang dari Kuala Lumpur, Malaysia. Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, menjadi pembicara di acara World Urban Forum atau Forum Perkotaan Dunia ke-9 yang digelar di Kota Kuala Lumpur, Malaysia, pada tanggal 7 sampai 13 Februari. Forum Perkotaan Dunia adalah forum non-legislatif tingkat dunia yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali oleh United Nations Habitat sejak tahun 2002. Fokus dari forum ini adalah bidang pembangunan berkelanjutan dan pemukiman. Kepala Sub Bagian Kerja Sama Luar Negeri Pemerintah Kota Surabaya, Yanuar Hermawan, mengatakan, kunjungan Wali Kota Surabaya ini untuk memenuhi undangan dari Sekretariat Nasional Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat, karena Surabaya sebagai salah satu perwakilan Indonesia. Ia menjelaskan, Surabaya merupakan salah satu kota yang memiliki peran penting dalam perumusan naskah agenda baru perkotaan, karena telah menjadi tuan rumah Preparatory Committee Meeting 3 Konferensi Habitat III yang membahas zero draf dokumen agenda baru perkotaan. Selain itu, model perkembangan perkotaan yang dilakukan oleh Surabaya dan inovasi-inovasi pembangunan yang diterapkan, serta perannya dalam perumusan agenda baru perkotaan telah diakui dunia. Yanuar memastikan, dialog Forum Perkotaan Dunia akan mengeksplorasi pengalaman beberapa negara dan daerah tentang inovasi yang telah dilakukan sejak 2015 untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan agenda baru perkotaan. Sebagai forum tingkat dunia, forum ini akan dihadiri oleh 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan menghadirkan sejumlah ahli dari berbagai bidang, termasuk dari pemerintah nasional, regional, daerah, lembaga penelitian dan pendidikan, lembaga PBB, dan lembaga internasional lainnya.

 

Read 1016 times Last modified on Saturday, 10 February 2018 13:32