Friday, 16 February 2018 10:09

Makna Hidangan Ikan Bandeng Dalam Sajian Imlek

Written by 
Rate this item
(1 Vote)



Imlek di Indonesia telah mengalami akulturasi dengan budaya lokal. Hal tersebut terbukti dengan munculnya sebutan Lebaran China dari orang Betawi untuk Imlek. Artinya orang Betawi menganggap Imlek sudah jadi bagian dari budaya mereka juga. Maka itu, orang Betawi ikut merayakannya, tak hanya ikut dalam karnaval dan pasar malam Imlek. Tapi sejak pertengahan abad 19, banyak orang Betawi bergabung merayakan dan makan makanan khas Perayaan Imlek.
Berdasakan kepercayaan orang-orang Tionghoa, pada umumnya selalu menyediakan 12 macam masakan dan 12 macam kue-kue yang mewakili lambang-lambang shio yang berjumlah 12. Salah satu hidangan utama adalah ikan bandeng dimana diartikan sebagai perlambang rezeki, karena dalam logat Mandarin kata ”ikan” sama bunyinya dengan kata ”yu” yang berarti rezeki. Biasanya, ikan bandeng ini dimasak menjadi pindang.

Pindang bandeng merupakan masakan yang menjadi tradisi kaum peranakan pada saat tahun baru. Biasanya ikan disajikan utuh dengan kepala hingga ekor. Kepala ikan seringkali diarahkan kepada tamu, karena sesungguhnya itulah penghormatan tertinggi, dimana tamu tersebut dianggap sebagai tamu kehormatan.

Ikan bandeng yang dimasak untuk makan bersama saat tahun baru Imlek adalah ikan yang bermutu baik dan masih segar, berukuran besar dan bermata bening. Ikan-ikan bandeng berukuran besar biasanya hanya dijual menjelang hari raya Imlek. Harganya kadang-kadang lebih mahal dibandingkan biasanya. Dan harga yang mahal ini tidak boleh ditawar. Karena mengurangi harga dianggap mengurangi rezeki.

Ikan bandeng menjadi simbol dan harapan untuk terus maju dalam kehidupan. Sama seperti ikan yang hidupnya di air selalu terus maju dan tidak menabrak walaupun cahaya redup. Adanya ikan bandeng ini menjadi harapan supaya kehidupan orang yang memakannya selalu maju dan tidak menabrak halangan.

Read 2505 times Last modified on Friday, 16 February 2018 10:30