Dalam sebuah konperensi pers yang disiarkan televisi setempat, hari Rabu ( 14 Februari 2018 ) Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma, mengumumkan akan segera mengundurkan diri. Namun Zuma juga mengatakan tidak setujuatas keputusan partainya, Kongres Nasional Afrika (ANC) yang menginginkan pengunduran dirinya atau menghadapi mosi tidak percaya di Parlemen.
Partai ANC berjuang untuk memperbaiki tingkat kepercayaan masyarakat yang merosot. Menurut media setempat, Zuma, kader ANC yang menjadi Presiden di Afrika Selatan sejak 2009, kehilangan kepercayaan rakyat karena serangkaian tuduhan korupsi. Zuma membantah melakukan tindakan tercela itu. Namun pengadilan tinggi Afrika Selatan pada tahun 2016 pernah menyatakan Zuma melanggar konstitusi karena menggunakan uang negara untuk membiayai rumah pribadi. Polisi setempat hari Rabu menggerebek rumah mewah di Johannesburg milik seorang pengusaha yang dekat dengan Zuma. Selain itu Zuma juga sedang menanti keputusan Jaksa Agung, terkait apakah dia akan dituntut atas tuduhan korupsi atau tidak.
Akibat serangkaian tuduhan korupsi tersebut Zuma kemudian mengundurkan diri dari posisi Ketua Partai ANC. Hal ini disambut baik oleh pihak oposisi dan juga rekan-rekan di ANC yang tidak sefaham dengannya. Meski demikian, ANC tetap menghormati Zuma atas beberapa kebijakan positif saat menjadi Presiden. Dalam suatu pernyataan, ANC mengatakan mundurnya Zuma membuat situasi Afrika Selatan lebih pasti.
Posisi Zuma di ANC digantikan oleh Cyril Ramaphosa yang saat ini menjadi Wakil Presiden. Setelah Zuma mundur, Cyril dianggap pantas oleh parlemen untuk menggantikan Zuma sebagai Presiden Afrika Selatan.
Semoga persoalan kepemimpinan di Afrika Selatan segera dapat diatasi. Terlepas dari bersalah atau tidak, kenegarawanan Zuma telah ditunjukkan dengan melepaskan jabatannya. Sekarang yang menjadi tantangan Cyril Ramaphosa, mampukah membuat Afrika Selatan menjadi lebih baik?