Kejadian penembakan oleh seorang pelajar kepada teman-temannya di sekolah yang terjadi di SMA Marjory Stoneman Douglas, Parkland, Florida, tepat pada hari kasih sayang (Valentine’s Day , 14 Februari 2018 ) adalah yang kesekian kali terjadi di Amerika Serikat. Pelakunya seorang remaja belasan tahun yang menembakkan senjatanya dan mengakibatkan 17 orang siswa sekolah kehilangan nyawa sia-sia.
Memang Undang-undang yang mengatur kepemilikan senjata di Amerika Serikat berbeda antara satu negara bagian dengan negara bagian lainnya. Florida adalah salah satu negara bagian yang cukup longgar memberlakukannya.
Para pelajar yang prihatin akan kejadian terakhir ini menggelar beberapa unjuk rasa untuk mendorong pemerintah Amerika Serikat mengatur secara lebih ketat kepemilikan senjata. Perwakilan dari murid dan orang tua bahkan menemui langsung Presiden Donald Trump untuk melakukan pengawasan lebih ketat. Alih-alih mendapatkan dukungan, mereka malah mendengar gagasan Trump yang sedikit konyol dengan memberikan guru senjata. Para orang tua berkeberatan dengan gagasan ini karena menganggap hal ini malah menjadikan sekolah sebagai arena tembak menembak jika suatu kali terjadi serangan.
Meskipun menentang, beberapa sekolah ternyata memberikan skors kepada para murid yang melakukan unjuk rasa anti kepemilikan senjata di kalangan remaja. Untuk mengenang kejadian ini, sebuah unjuk rasa akan digelar pada tanggal 14 Maret 2018, tepat satu bulan setelah penembakan Florida, dan 20 April 2018 untuk mengenang peristiwa serupa di SMA Columbine di Colorado.
Serangkaian penembakan yang terjadi di sekolah di Amerika Serikat memang sangat memprihatinkan. Lembaga pendidikan seharusnya menjadi sumber belajar ilmu positif bagi para siswa. Sekolah bukanlah arena mengumbar kekerasan baik fisik, verbal apa lagi emosional. Ada pepatah Inggris yang mengatakan pentingnya Man Behind the Gun (orang yang memegang senjata). Yang dimaksud dengan orang di sini adalah yang melaksanakan suatu pekerjaaan. Dalam kasus penembakan di Amerika pepatah ini dapat diartikan secara harafiah. Orang yang baik pegang senjata mungkin keadaan tetap baik, sebaliknya jika orang tidak baik pegang senjata maka penderitaanlah yang terjadi.