Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan ketiga 2019 yang berada di level 5,02 persen cukup baik di tengah tingginya volatilitas global. Suahasil Nazara seperti dirilis Antara di Jakarta, Kamis,7/11 mengatakan, volatilitas global masih sangat tinggi, banyak negara ekonominya sedang terpuruk. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi nasional masih lebih baik dibandingkan sejumlah negara lain seperti Republik Rakyat Tiongkok yang hanya enam persen, turun dari kisaran 10 persen pada tiga tahun sebelumnya, dan Singapura yang hanya mencatatkan pertumbuhan 0,1 persen.
Menurut Suahasil Nazara, kekuatan ekonomi domestik Indonesia merupakan salah satu faktor utama yang mendukung pertumbuhan. Indonesia masih mengandalkan kegiatan konsumsi, investasi, dan belanja negara sebagai tulang punggung perekonomian.
Menurut Suahasil Nazara, perkembangan ekonomi negara-negara dunia itu salah satunya terpengaruh oleh perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta kebuntuan Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa. Suahasil menilai, di tengah situasi global saat ini, arah kebijakan pemerintah masih fokus pada strategi menjaga stabilitas dan penguatan fundamental ekonomi domestik. Dalam rangka menjaga ekonomi nasional tetap tumbuh, Suahasil menyampaikan, pemerintah akan melakukan efisiensi dengan mengalokasikan anggaran sesuai dengan kebutuhan.
Sebelumnya, Suahasil Nazara memastikan pemerintah akan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ini melalui pelaksanaan instrumen fiskal yaitu pemanfaatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dengan penggunaan APBN untuk mengelola perekonomian, ia meyakini kegiatan ekonomi yang didukung efektivitas belanja pemerintah dapat menciptakan lapangan kerja, menekan tingkat kesenjangan dan mengurangi angka kemiskinan.
Sementara itu Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo menanggapi angka pertumbuhan ekonomi per kuartal ketiga tahun ini sebesar 5,02 persen, atau melambat dibanding kuartal sebelumnya sebesar 5,05 persen. Ia menilai hal tersebut sebagai imbas perlambatan ekonomi global saat ini. Perlambatan ekonomi terjadi hampir di berbagai negara, termasuk Malaysia dan Singapura yang jauh lebih dalam perlambatan ekonominya. Meski demikian Dody Budi Waloyo menilai positif rilis terbaru data pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan ketiga-2019 tersebut karena dinilai masih tetap terjaga dan cukup kuat di tengah pertumbuhan ekonomi dunia yang semakin melambat.